Selasa, 19 Januari 2021

Sebuah Catatan tentang Kolonialisme dan Imperialisme

Satu:
Tumbu ketemu tutup. Sang Tumbu telah berhasil membuat citra Islam dekil, kumuh, primitif, teroris, biadab melalui media-media publik dari film hingga sejarah. Dan ini berlangsung sudah ratusan tahun, maka pantas saja sudah bisa menuai hasil. Hal itu semua tidak lain untuk memutar balikkan sejarah dimana harus dicari aktor pengganti agar umat manusia tidak berlama-lama dalam nostalgia mengingat kekejaman penjajahan yang dilakukan eropa dan barat dalam peran nyata sebagai kolonialisme dan imperialisme.

dua :
Diawal sejarah bagaimana cara mencari peran pengganti agar Eropa dan barat tidak disalahkan serta tidak dianggap sebagai teroris kolonialis, imperalis tulen. Telah disiapkan para orientalis untuk melihat dan lalu mengambil poin-poin penting untuk dijadikan sisi kelemahan yang akan ditebar sebagai argumen ...

tiga :
Scenarionya gini, peperangan itu menyisakan rasa sakit, bagaimana cara agar rasa sakit itu tidak berlama-lama, maka harus ada cara agar luka tidak semakin menganga agar tidak semakin dibenci. Maka harus ada korban sebagai pemeran pengganti, harus ada media dan marketing yang menutupi. Diantara media dibuatlah film-film the best yang memukau, walau penuh fiksi tapi selalu diselipi, cerita tentang kemunduran jazirah arab, kekumuhan hingga kebiadaban. Kemudian dilahirkan ke dunia nyata bahwa orang-orang dari sanalah penghasil teroris yang lebih berbahaya dari perang, lebih berbahaya dari kolonialisme dan imperialisme yang pernah dilakukan eropa dan barat. Diantara marketing, munculah pendapat, opini yang dikemas bukan keluar dari mulut non muslim, bahkan bukan dari kata-kata muslim biasa. Harus dari orang terpadang baik titelnya maupun jabatan serta posisnya. Setidaknya harus ada dari seorang tokoh yang ahli dalam agamanya namun digunakan untuk menyerang agamanya sendiri, (bingung kan?).  Itulah yang disebut liberalis yang orientalis, memperdalam agama untuk mencari yang dianggap bisa dijadikan titik lemah untuk ‘marketing’ agar pengikutnya ragu dengan ajaran agamanya.

tambahan :

tampil sebagau kyai, ulama, cendekiawan...dll


empat:
Uniknya menjadi muslim, bsia mengetahui agama-agama lain yang dari awal membawa kebenaran namun banyak ditemukan ditengah jelan diselewengakn oleh pengikutnya. Dan bagi seorang muslim banyak kritikan-kritikan yang ingin menunjukan bahwa ada point-point kelemahan dalam agama, namun justru karna keterbukaannyalah ditemukan pula jawaban-jawaban atau bantahan atas kritikan tesebut. Dengan kata lain telah ditemukan jawaban yang lebih benar.

Tidak ada komentar: