Selasa, 03 Februari 2015

RUH NABI

RUHNYA DATANG KE MADINAH MENGUNJUNGI NABI SAW DAN MENGUCAPKAN SALAM KEPADA BELIAU...

AL HABIB UMAR BIN HAFIDZ MENCERITAKAN KISAH SYAHIDNYA SAYYIDINA DJA'FAR BIN ABI THALIB.

Perhatikanlah perjuangan Sayyidina Dja’far bin Abi Thalib, ketika tangan kanannya putus, ia genggam bendera perang di tangan kirinya dan ketika tangan kirinya putus, ia rangkul bendera itu dengan kedua lengannya.

Ia tidak rela melihat bendera Nabi Muhammad Saw jatuh. Ia terluka dengan 90 tusukan di bagian depan tubuhnya. Semua luka itu ada di bagian depan tubuhnya. Mengapa? Karena beliau maju terus pantang mundur...!!!

Para sahabat memikul tubuhnya yang penuh luka itu.
“Minumlah air ini,” kata seorang sahabat.
“Aku puasa,” jawabnya lemah.
Padahal saat itu cuaca sangat panas, dimedan jihad, dalam kancah peperangan.

“Berbukalah hari ini dan berpuasalah di hari lain, lukamu sangat parah,” bujuk sahabat-sahabatnya, namun beliau tetap menolak untuk membatalkan puasanya dimedan perang. Dan berkata :

“Aku ingin berbuka di Surga.”
Dan akhirnya Sayyidina Dja'far gugur, beliau pun akhirnya berbuka di Surga.

Rasulullah Saw yang saat itu sedang duduk bersama para sahabat di Madinah tiba-tiba menengadahkan wajahnya ke langit dan menjawab salam :
وَعَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Semoga keselamatan, Rahmat Allah dan barokah-Nya juga menyertaimu. Beliau kemudian terlibat dalam pembicaraan. Para sahabat yang menyaksikan peristiwa itu terdiam, menundukkan kepala. Salah seorang dari mereka kemudian bertanya,

“Ya Rasulullah, siapakah yang engkau ajak bicara?”.
“Dja’far bin Abi Thalib datang mengunjungiku bersama jutaan Malaikat...Allah Swt mengganti kedua tangannya dengan dua Sayap dan ia dapat terbang di Surga, kemana pun ia suka,” jawab Rasulullah Saw.

Perhatikanlah, Allah telah memerintahkan para Malaikat untuk mengawalnya ke Surga, namun ia tetap merindukan Nabinya. Ia ingin menemuinya lebih dahulu. Surga dan segala kenikmatannya tidak melalaikannya dari Nabi kecintaannya.

“Aku ingin mengucapkan salam kepada kekasihku, aku ingin berada dekat dengan Nabiku, aku ingin melihat Rasul-Mu yang melaluinya aku memperoleh hidayah,” kata Sayyidina Dja’far.
Ruhnya datang ke Madinah mengunjungi Nabi Saw dan mengucapkan salam kepada beliau. Sebab, memandang wajah Nabi Saw dapat membuat hatinya menjadi tentram.

Allahuma sholi 'ala sayidina Muhammad nabiyil umiyi wa 'alihi wa shohbihi wa salim

Tidak ada komentar:

INILAH SEJARAH YANG TIDAK BOLEH DILUPAKAN OLEH KITA SEMUA

 INILAH SEJARAH YANG TIDAK BOLEH DILUPAKAN OLEH KITA SEMUA Tgl 31 Oktober 1948 : Muso dieksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten ...