Bangga rasanya memiliki Wong Pekalongan seperti Soetrisno Bachir, sosok dari Pekalongan sebuah kota kecil tapi kini memikirkan nasib wong sak Indonesia. Sampai saat ini tiada henti-hentinya berbagi keberkahan rizqi atas keluarga SB sangat-sangat dirasakan wong-wong Pekalongan. Sejak jaman orang tuanya simbol BATIK BL (Bachir Latifah) terpampang besar di tengah kota. Bukan sekedar besarnya papan reklame, tapi kebesaran pengaruhnya, kedermawanannya menjadi sejarah yang tak terlupakan. Saat kegiatan bisnis keluarga BL masih terpusat di Pekalongan dengan IKA MUDA dan kemudian grupnya, pengangguran di Kota Pekalongan hampir teratasi. Tidak ada perusahaan yang bisa menyetarai pengaruhnya, sampai-sampai waktu itu jika ada seorang anak gadis yang dilamar staf IKA MUDA, tidak ada orang tua yang bisa menolak, karna pasti akan terjamin. Tidak ada keluarga SB yang menjadi penguasa waktu itu, tapi penguasa daerah sangat menghormati kebijakan keluarga SB.
Keberkahan yang selalu berlipat dari kedermawanan keluarga SB, masih terekam dari benak saya diwaktu saya masih kecil. Saya masih ingat di Jl. KH M Mansyur berton-ton beras dibagikan saat zakat fitrah, dikumpulkannya kyai-kyai dan imam-imam sholat saat menjelang lebaran dan mendapakan bingkisan lebaran. Sampai kini masih berlangsung setiap tahun yang sudah puluhan tahun yang lalu berjalan, para tokoh Pekalongan dari besar sampai kecil diberangkatkan Haji. Pemodal yang sudah bangkrut dari usahanya dihidupkannya lagi.
Saya juga masih ingat ketika SB masa SMA, setiap teman yang jalan dengan beliau saat kapan saja tidak akan kecewa soal ditraktir. Saat di UNIKAL, belum pernah terjadi kepanitiaan 'gojlokan' yang begitu 'rejeh' selain di ketuai oleh SB. Sampai kini masih berlangsung, sudah beberapa kali masyarakat Pekalongan makan gratis se-alun-alun jika SB mengadakan hajatan. Semua warung di-boking dan silahkan masyarakat makan disana dengan cuma-cuma. Padahal waktu itu acara sebuah partai, tapi masyarakat tahu, pasti ini 'ulahnya' SB.
Masih ingat juga ketika temen-temen hendak mendirikan sekolah unggulan terpadu, yang waktu itu belum ada di Pekalongan. Ibu Latifah (almarhum) memberikan dukungan yang tak terbayangkan. Dan SB pun memberikan wakaf tanah. Maka berdirilah sebuah sekolah terpadu.
Berkah. Ya Berkah itulah yang membuat keluarga BL dan kemudian diteruskan oleh SB yang masih menyertai kehidupan keluarga SB turun-temurun. Semoga keberkahan tetap Engkau berikan ya Allah kepada orang-orang seperti SB yang hendak berbuat untuk perubahan masyarakat Indonesia, walau tanpa harus menjadi Presiden.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar