Minggu, 19 Juni 2016

UNTUK SAUDARA YANG MUDAH SEKALI BERFATWA..

UNTUK SAUDARA YANG MUDAH SEKALI BERFATWA..

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على المبعوث رحمة للعالمين وعلى آله وأصحابه الطيبين, أما بعد
Dari Abdurrahman bin Abi Laila berkata: "Aku mendapati seratus dua puluh anshar dari sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, salah seorang dari mereka ditanya tentang satu masalah lalu sahabat tersebut melimpahkannya kepada yang lain. Lalu yang lain ini melimpahkannya kepada yang ini hingga kembali ke yang pertama". Dalam suatu riwayat: "Tidak ada seorangpun dari mereka menyampaikan suatu hadits melainkan dia ingin saudaranyalah yang mewakili menyampaikannya. Dan tidaklah dia dimintai fatwa tentang suatu perkara melainkan dia ingin saudaranyalah yang mewakilinya berfatwa" (Badai'ul Fawaid Ibnul Qayyim 3/276)
Dari Sya'bi, Al Hasan dan Abi Hushain –para ulama tabi'in-, mereka berkata: "Seorang kalian sungguh berfatwa dalam suatu masalah, yang seandainya permasalahan tersebut dipaparkan kepada Umar bin Khotthob radhiyallahu 'anhu pasti dia kumpulkan ahli badar untuk mengkupasnya". (Badai'ul Fawaid Ibnul Qayyim 3/276)
Dari Abdullah bin Mas'ud dan Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhu berkata: "Barangsiapa berfatwa dalam segala hal yang ditanyakan kepadanya maka dia orang gila". (Badai'ul Fawaid Ibnul Qayyim 3/276)
Dari 'Atho' berkata : "Aku mendapati beberapa kaum yang seorang dari mereka ditanya tentang suatu hal, maka dia menjawab sambil gemetaran!" (I"lamul Muwaqqi'in 'An Rabbil 'Alamin karya Imam Ibnul Qayyim 4/238)
Dari Sufyan bin 'Uyainah dan Sahnun, keduanya berkata: "Manusia paling lancang berfatwa adalah orang paling sedikit ilmunya." (Badai'ul Fawaid Ibnul Qayyim 3/276)
Dari Imam Malik Imam Madinah berkata: "Barangsiapa menjawab suatu permasalahan, maka hendaknya sebelum menjawab dia paparkan dirinya kepada surga dan neraka dan bagaimana dia selamat, kemudian baru menjawab".
Beliau ditanya tentang suatu masalah, lalu berkata: "Aku tidak tahu". Mereka berujar: ini masalah ringan lagi mudah saja. Maka dia marah seraya berujar: "Dalam ilmu tidak ada yang namanya ringan!!. Tidakkah kamu mendengar firman Allah ta'ala: "Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu". (Al Muzammil : 5). Ilmu semuanya adalah berat. Khususnya apa yang nanti dipertanggungjwabkan di hari Kiamat". (Badai'ul Fawaid Ibnul Qayyim 3/276)
Dari Ibnu Abbas dan Muhammad bin 'Ajlan : "Jika seorang 'alim melupakan (kata-kata) "SAYA TIDAK TAU", berarti telah terkena sasaran dirinya yang mematikan". (Badai'ul Fawaid Ibnul Qayyim 3/276)
Dan masih banyak pernyataan salaf dalam hal kehati-hatian dalam berfatwa ini.
Dari nukilan-nukilan di atas, maka jelaslah bagi kita bagaimana tingginya sikap wara' para imam salafus dalam berfatwa padahal merekalah para ahlinya. Maka sudah sepantasnya ikhwah sekalian sadar bahaya perkara berfatwa ini. Sebab fatwa adalah sebuah stempel atas nama Rabbul 'alamin. Jangan sampai kita terjerumus ke dalam larangan yang sangat berbahaya ini. Lebih-lebih dalam keadaan tidak punya ilmunya.

والله أعلم و صلى الله على نبينا محمد

Tidak ada komentar: