Minggu, 17 Agustus 2008

63 Tahun Negriku








Hari-hari memperingati kemerdekaan, tidak di kampung tidak di Ibukota, sama, semua mengelu-elukan, semua merayakan. Dari merah putih berjejer dan berkibar hingga hiasan-hiasan gapura yang nyentrik dan nylekit. Dari lomba makan krupuk sampai lomba adu prestasi lainnya.
Kalau di kampung karna disana deket dengan pantai, ada lomba 'nyadran' balap perahu. Di kampung ku yang terkenal dengan Lopis Raksasa saat lebaran Syawalan, saat-saat 17-an seperti ini rame. Rame lomba, pawe pembangunan, arak-arakan drum band dll.
Disini di Ibukota aku masih mengenang kampungku yang rame saat 17-an, melihat acara-acara merayakan kemerdekaan disini jadi rindu kampung halaman. Dari anak-anak lomba joget, nangis, makan krupuk, yang dewasa karaoke, yang tua dangdutan. Meriah banget.
Dari jajaran pemerintahan pusat, wilayah, daerah, kecamatan, kelurahan, semua aparat sampai rakyat kecil semua diajak merayakan, diajak menyaksikan. Ada acara tirakatan, ada tumpengan ada sholat dan doa syukur bersama. Sambutan disana sini, cerita klise perjuangan para pejuang kemerdekaan. (Yang sampai saat ini orang-orang pendahulu negri ini yang mempertahankan negri ini dari penjajahan, yang langsung berhadapan dengan musuh-musuh yang nyata....sampai detik ini belum ada penerus dan penggantinya). Semua jadi melebur..berseru, MERDEKA, semua mengangkat dan mengenggam MERDEKA, semua jadi lupa ... BENARKAH KITA SUDAH MERDEKA???????????????

Tidak ada komentar: