25 Januari 1946, majalah TIME menakut-nakuti Barat dengan kebangkitan
Nasionalisme-Islam di Asia dan Dunia Arab. "Kebangkitan Islam di negeri
Muslim terbesar di dunia seperti di Indonesia akan menginspirasikan
negeri-negeri Islam lainnya untuk membebaskan diri dari Eropa," demikian
ditulisnya pada headline news-nya di hari itu.
Hal ini juga
sebagai propaganda pembenaran atas ketidaksetujuan Barat atas
kemerdekaan negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia,
Indonesia. Karena pada saat yg bersamaan, Januari 1946, Allied Forces
Netherlands East Indies (AFNEI), tentara Inggris sebagai sekutu Belanda
yg bertopeng melucuti persenjataan Jepang karena kalah pada Perang Dunia
II, malah membonceng Netherlands Indies Civil Administration (NICA)
untuk melakukan pembatalan atas kemerdekaan Indonesia dengan menguasai
Jakarta sebagai ibukota.
4 Januari 1946, Presiden Soekarno
menerima tawaran dari Khalifah Islam Ing Tanah Jawa, Wakil Kekhilafahan
Utsmaniyyah di Jawa, Sultan Hamengku Buwono IX untuk memindahkan ibukota
yg dikuasai Belanda dan tentara sekutunya, dari Jakarta ke Yogyakarta
setelah sebelumnya, 2 Januari 1946, Sultan mengirimkan kurirnya ke
Istana Kepresidenan.
Dari pemberitaan Majalah Time yg
menakut-nakuti Eropa dengan tema Kebangkitan Islam dari negara
berpenduduk Muslim terbesar di dunia, setelah 22 tahun sebelumnya, tahun
1924 Islam 'berhasil' ditaklukkan dengan runtuhnya Kekhilafahan
Utsmaniyyah, serta perlaku tantara sekutu (Inggris) yg membonceng
Belanda untuk membatalkan kemerdekaan dan mengambil alih kembali
Indonesia kembali dalam kekuasaan penjajah Belanda, tergambar secara
jelas dan gamblang bahwa dunia Barat TIDAK PERNAH MAU MENGAKUI
kemerdekaan Indonesia. Dan, dunia Barat menyimpan fobia yg begitu besar
akan terjadinya kebangkitan Islam khususnya dari Indonesia.
Betapa tidak, Indonesia adalah negara pertama yg merdeka pasca
Perang Dunia II. Indonesia tidak seperti banyak negara lainnya yg
merdeka karena hadiah atau pemberian. Indonesia merdeka karena
perjuangan. Walau sempat pada awalnya, Soekarno meyakini Jepang akan
memberikan kemerdekaan itu jika kalah dalam Perang Dunia II. Namun, atas
desakan para PEMUDA, tanpa harus menunggu pemberian, Indonesia memilih
untuk menyatakan kemerdekaannya atas berkat rahmat Tuhan, Allah Yang
Maha Rahman.
Sementara Barat tidak mau mengakui kemerdekaan
Indonesia, di saat Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa lain (de
jure) setelah gaung kemerdekaan membahana ke seluruh dunia (de facto),
dunia Arab justru sebaliknya. Dunia Arab bukan saja mengakui kemerdekaan
Indonesia, melainkan juga mendukung, turut memperjuangman dan berkorban
dengan harta dan jiwanya untuk kemerdekaan Indonesia. Negara yg di
dalamnya ada wilayah yg sebelumnya menjadi bagian dari Khilafah. Sebuah
sistem hebat peradaban dunia selama lebih dari 14 abad lamanya.
Dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari PALESTINA dan
MESIR, seperti dikutip dari buku “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar
Negeri” yg ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan
Indonesia, M. Zein Hassan Lc.
M. Zein Hassan Lc., sebagai
pelaku sejarah, menyatakan dalam bukunya pada halaman 40, menjelaskan
tentang peran-serta, opini dan dukungan nyata Palestina terhadap
kemerdekaan Indonesia, di saat negara-negara lain belum berani untuk
memutuskan sikap atau di dunia Barat bahkan tidak mau bersikap.
Dukungan Palestina ini diwakili oleh Imam Masjid Al Aqsha yg juga adalah
Mufti Besar Palestina, Syaikh Muhammad Amin Al Husaini secara terbuka
mengakui kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 6 September 1945, Radio
Berlin di Jerman berbahasa Arab menyiarkan ‘ucapan selamat’ Mufti Besar
Palestina Amin Al Husaini kepada Alam Islami (persatuan negara-negara
berpenduduk Muslim), bertepatan ‘pengakuan Jepang’ atas kemerdekaan
Indonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut,
disebar-luaskan oleh M Zein Hassan, bahkan harian “Al Ahram” di jazirah
Arab, media besar yg terkenal telitinya juga menyiarkannya.
Di
Mesir, sejak diketahui sebuah negeri Muslim bernama Indonesia
memplokamasikan kemerdekaannya, Al Ikhwan Al Muslimun (IM), organisasi
Islam yg dipimpin Syaikh Hasan Al Banna, tanpa kenal lelah terus menerus
memperlihatkan dukungannya. Selain menggalang opini umum lewat
pemberitaan media yg memberikan kesempatan luas kepada para mahasiswa
Indonesia untuk menulis tentang kemerdekaan Indonesia di koran-koran
lokal miliknya, berbagai acara tabligh akbar dan demonstrasi pun
digelar.
Para pemuda dan pelajar Mesir, juga kepanduan Ikhwan,
dengan caranya sendiri berkali-kali berdemonstrasi di depan Kedutaan
Belanda di Kairo. Tidak hanya dengan slogan dan spanduk, aksi
pembakaran, pelemparan batu, dan teriakan-teriakan permusuhan terhadap
Belanda kerap mereka lakukan. Kondisi ini membuat Kedutaan Belanda di
Kairo kewalahan. Mereka dengan tergesa mencopot lambang negaranya dari
dinding Kedutaan. Mereka juga menurunkan bendera merah-putih-biru yg
biasa berkibar di puncak gedung, agar tidak mudah dikenali pada
demonstran.
Tidak cukup juga dengan itu, rakyat Mesir melakukan
penghadangan kapal-kapal Belanda yg melintas di Terusan Suez. Sehingga,
beragam pasokan barang dan dagangan Belanda terganggu secara signifikan.
Kuatnya dukungan rakyat Mesir di bawah koordinasi Al Ikhwan Al Muslimun
(IM) atas kemerdekaan Indonesia membuat pemerintah Mesir mengakui
kedaulatan pemerintah RI atas Indonesia pada 22 Maret 1946. 10 Juni
1947, pengakuan Mesir atas kemerdekaan Indonesia kemudian ditandatangani
yg disaksikan oleh KH. Agus Salim dan AR Baswedan. Dengan begitu Mesir
tercatat sebagai negara yg mengakui proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Setelah itu menyusul Syria, Irak, Libanon, Yaman, Afghanistan dan
terakhir Kerajaan Arab Saudi setelah Sidang Dewan Liga Arab.
Pada
tanggal 18 November 1946, Sidang Dewan Liga Arab tanggal 18 November
1946 memutuskan kepada semua negara anggota Liga Arab supaya mengakui
Indonesia sebagai negara merdeka yg berdaulat. Alasan Liga Arab
memberikan dukungan kepada Indonesia merdeka didasarkan pada ikatan
keagamaan, persaudaraan serta kekeluargaan.
Kenapa Kerajaan Arab
Saudi menjadi negara terakhir dari sekian banyak negara-negara Arab yg
mengakui kemerdekaan Indonesia? Perlu diketahui bahwa Arab Saudi baru
berdiri pada tahun 1933, selisih 12 tahun sebelumnya saja. Kondisi
kerajaannya belum stabil, apalagi berdirinya kerajaan tersebut adalah
hadiah dari Inggris, sekutu Belanda di Indonesia. Ada hal berbau politis
yg menjadi pertimbangan Raja Abdulaziz ibn Saud, raja Kerajaan Arab
Saudi saat itu.
Mari perhatikan seksama bagaimana perbedaan sikap
dan perlakuan antara dunia Barat dan Islam (yg diwakili dunia Arab).
Sekali lagi, faktanya adalah Barat tidak mau mengakui kemerdekaan
Indonesia. Mereka justru mendukung penjajahan kembali Indonesia oleh
Belanda. Sebaliknya, Islam melalui dunia Arab, justru mengakui dan
memberikan dukungan sepenuhnya.
Hari ini, kita bisa menghirup
udara kemerdekaan dan mendapatkan legalitas kemerdekaan berawal dari
pengakuan negara-negara Islam. Negara dan masyarakatnya yg berkopiah,
berjubah dan berserban.
Lalu, dengan jasa seperti ini, oknum di
antara kita kemudian ingin mendiskreditkan, mengebiri, dan memisahkan
Islam dari negara?
Lalu, dengan jasa Palestina yg seperti ini,
oknum di antara saudara kita kemudian mencela perjuangan pejuang
Palestina? Yg dengan sekuat tenaga, pikiran, harta dan jiwa mereka
lakukan?
Lalu, dengan jasa Al Ikhwan Al Muslimun yg seperti ini,
oknum di antara saudara kita kemudian menuduh, memfitnah, melabel
sebagai biang organisasi teroris dunia?
Lalu, dengan jasa
orang-orang yg Qadarullah berketurunan Arab, menjalankan Islam dengan
taat dalam tataran personal dan juga sosial, dalam berkeluarga dan juga
bernegara, negara Indonesia diakui kemerdekaannya seperti ini, oknum di
antara kita mengenyampingkannya dan atau malah menghinanya?
Nasionalisme yg berkopiah, berjubah dan berserban terbukti tidak kalah
dengan yg bertopi kebarat-baratan. Bahkan, faktanya adalah menjadi yg
terdepan.
Negara kita, diperjuangkan dengan pekik takbir, Allahu
Akbar! Diproklamasikan juga dengan pekik takbir, Allahu Akbar!
Diperjuangkan di tataran internasional juga dengan pekik takbir, Allahu
Akbar!
Sudah saatnyalah, kita isi, kita pertahankan kemerdekaan
negara kita juga dengan semangat ke-Islam-an yg tercermin dalam
keshalihan, keadilan, keberprestasian, dan pekik takbir, Allahu Akbar!
Dirgahayu Indonesia! Merdeka!
***
berbagi...itulah yang akan menjadi titik singgung antara kita...kita bisa akrab bahkan saling memusuhi, sebab tidak semua berbagi akan menjadikan pihak-pihak tertentu menjadi kawan.
Rabu, 16 Agustus 2017
Sabtu, 12 Agustus 2017
Jumat, 11 Agustus 2017
SAHABAT 'ABDURRAHMAN BIN AUF رضي الله عنه
Jika tiba-tiba kondisi ekonomi "down", saya selalu terhibur mengingat kisah bisnis Abdurrahman bin Auf, tentang investasinya membeli kurma busuk.
Suatu ketika Rasulullah صلى الله عليه و سلم berkata, Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه akan masuk surga terakhir karena terlalu kaya.
Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab paling lama.
Maka mendengar ini, Abdul Rahman bin Auf رضي الله عنه pun berfikir
keras, bagaimana agar bisa kembali menjadi miskin supaya dapat masuk
syurga lebih awal.
Setelah Perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh.
Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik sahabat رضي الله عنه tadi dengan harga kurma bagus.
Semuanya bersyukur..Alhamdulillah..kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdurrahman bin Auf.
Sahabat gembira.
Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه pun gembira.
Semua happy!
Sahabat lain gembira sebab semua dagangannya laku.
Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه gembira juga sebab...berharap jatuh miskin!
MasyaAllah..hebat.
Coba kalau kita?
Usaha goyang dikit, udah teriak tak tentu arah.
Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه merasa sangat lega, sebab tahu akan bakal masuk surga dulu, sebab sudah miskin.
Namun.. Subhanallah..Rencana Allah itu memang terbaik..
Tiba-tiba, datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk.
Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang bisa menyembuhkannya adalah KURMA BUSUK !
Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.
Allahuakbar..Orang lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, Abdurrahman bin Auf berusaha keras jadi miskin tapi selalu gagal. Benarlah firman Allah:
"Wahai manusia, di langit ada rezki bagi kalian. Juga semua karunia yang dijanjikan pada kalian " (Qs. Adz Dzariat, 22 )
Jadi..yang banyak memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk?
Miskin kaya sudah ada yang atur
ALLAH سبحانه و تعالى lah yang Memberi Rezeki.
Ibroh dari kisah ini sangat spesial buat kita, sebab ini membuat kita harus YAKIN bahwa rezeki itu totally dari Allah.
Bukan hanya karena usaha kita itu sudah cukup bagus atau produk kita yang terbaik yang akan memberi kita omzet yang banyak.
Kadang-kadang, KEYAKINAN dalam hati kita itu yang belum cukup kuat dan bulat...
Semoga kisah ini dapat membangkitkan kembali semangat dalam diri kita semua, yang sedang diuji dalam pekerjaan dan usaha kita...
Semoga bermanfaat..
Setelah Perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh.
Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik sahabat رضي الله عنه tadi dengan harga kurma bagus.
Semuanya bersyukur..Alhamdulillah..kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdurrahman bin Auf.
Sahabat gembira.
Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه pun gembira.
Semua happy!
Sahabat lain gembira sebab semua dagangannya laku.
Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه gembira juga sebab...berharap jatuh miskin!
MasyaAllah..hebat.
Coba kalau kita?
Usaha goyang dikit, udah teriak tak tentu arah.
Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه merasa sangat lega, sebab tahu akan bakal masuk surga dulu, sebab sudah miskin.
Namun.. Subhanallah..Rencana Allah itu memang terbaik..
Tiba-tiba, datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk.
Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang bisa menyembuhkannya adalah KURMA BUSUK !
Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.
Allahuakbar..Orang lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, Abdurrahman bin Auf berusaha keras jadi miskin tapi selalu gagal. Benarlah firman Allah:
"Wahai manusia, di langit ada rezki bagi kalian. Juga semua karunia yang dijanjikan pada kalian " (Qs. Adz Dzariat, 22 )
Jadi..yang banyak memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk?
Miskin kaya sudah ada yang atur
ALLAH سبحانه و تعالى lah yang Memberi Rezeki.
Ibroh dari kisah ini sangat spesial buat kita, sebab ini membuat kita harus YAKIN bahwa rezeki itu totally dari Allah.
Bukan hanya karena usaha kita itu sudah cukup bagus atau produk kita yang terbaik yang akan memberi kita omzet yang banyak.
Kadang-kadang, KEYAKINAN dalam hati kita itu yang belum cukup kuat dan bulat...
Semoga kisah ini dapat membangkitkan kembali semangat dalam diri kita semua, yang sedang diuji dalam pekerjaan dan usaha kita...
Semoga bermanfaat..
Langganan:
Postingan (Atom)
-
REFRESHING PEKALONGAN TEMPO DOELOE DIMANA AKU SAAT ITU? Loji Terminal Bis Alun-alun Pasar Anyar Kauman
-
Lima julukan nabi Ibrahim AS : 1. Khalilullah artinya : kekasih Allah, karena nabi Ibrahim AS selalu mengutamakan perintah-perintah lain...