Rabu, 26 Juli 2017

Khilafah Islamiyyah Versus The New World Order


Setiap muslim yang cukup rajin belajar agama, atau yang terlibat dengan pergerakan Islam, umumnya mengenal istilah Khilafah Islamiyyah. Khilafah Islamiyyah merupakan lembaga politik kenegaraan milik ummat Islam yang telah eksis belasan abad sejak Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ memimpinnya pertama kali berbasis di kota Madinah Al-Munawwarah hingga runtuhnya secara resmi khilafah terakhir berupa Kesultanan Utsmani Turki yang bubar pada tahun 1924 atau 1342 hijriyyah.
Dewasa ini dunia Islam terpecah-belah menjadi aneka nation-states (negara berdasarkan kebangsaan) tidak seperti Khilafah Islamiyyah yang menyatukan kaum muslimin dari berbagai bangsa dan wilayah berdasarkan ikatan aqidah kalimat Tauhid ﻻ ﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ dan sunnah Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ . Sebenarnya realitas ummat Islam selama belasan abad di bawah naungan Khilafah tidaklah sepenuhnya konstan dalam kebaikan. Ada gradasi yang -perlahan tapi pasti- memperlihatkan suatu dekadensi hingga senanglah kaum kuffar menyaksikan runtuhnya Khilafah dan tercerai-berainya kaum muslimin seperti dewasa ini. Hal ini telah diprediksikan oleh rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ lima belas abad yang lalu: ﻟَﻴُﻨْﻘَﻀَﻦَّ ﻋُﺮَﻯ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﻋُﺮْﻭَﺓً ﻋُﺮْﻭَﺓً ﻓَﻜُﻠَّﻤَﺎ ﺍﻧْﺘَﻘَﻀَﺖْﺍﻧْﺘَﻘَﻀَﺖْ ﻋُﺮْﻭَﺓٌ ﺗَﺸَﺒَّﺚَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ﺗَﻠِﻴﻬَﺎ ﻭَﺃَﻭَّﻟُﻬُﻦَّ ﻧَﻘْﻀًﺎ ﺍﻟْﺤُﻜْﻢُ ﻭَﺁﺧِﺮُﻫُﻦَّ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓُ Dari Abu Umamah Al Bahili dari Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ bersabda: “Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul.
Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantungan pada simpul berikutnya. Yang pertama kali terurai adalah simpul hukum dan yang paling akhir adalah simpul sholat.” (AHMAD – 21139)
Penegakkan hukum Allah ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ telah mengalami dekadensi dari masa ke masa. Pada babak paling awal penegakkan hukum berlangsung prima karena baik person pemimpin maupun konstitusi Daulah Islamiyyah langsung di tangani oleh Rasulullah Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ , teladan utama orang-orang beriman. Kemudian pada babak berikutnya ummat Islam menyaksikan penegakkan hukum yang masih tetap baik –walau tentunya tidak se-prima di masa Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ – di bawah person pemimpin yang dijuluki al-Khulafa ar-Rasyidun dan konstitusi Khilafah Islamiyyah, terdiri dari para sahabat utama Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhum.
Lalu pada babak selanjutnya penegakkan hukum mulai mengalami masalah karena antara person pemimpin dan konstitusi Khilafah Islamiyyah tidak selalu sinkron. Person pemimpin terdiri dari para khalifah yang dijuluki Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ sebagai para
Mulkan ‘Aadhdhon (para penguasa yang menggigit). Namun konstitusi Khilafah Islamiyyah masih baik karena secara formal tetap berlandaskan Islam di mana berbagai urusan dirujuk kepada Allah (Al-Qur’an) dan RasulNya (As-Sunnah). Dalam sejarah dikenal sebagai era berbagai kerajaan Islam, terutama tiga di antaranya yang sangat menonjol yaitu Dinasti Bani Ummayyah, Dinasti Bani Abbasiyyah dan Kesultanan Turki Utsmani. Pada masa yang berlangsung hampir 13 abad itu person pemimpinnya bermasalah, namun konstitusi Khilafah Islamiyyah masih relatif cukup Islami.
Namun sesudah itu masuklah ummat Islam ke dalam babak yang paling kelam dalam sejarahnya di mana baik person pemimpin maupun konstitusi lembaga kenegaraan sungguh bermasalah. Inilah era yang oleh Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ disebut era kepemimpinan Mulkan Jabbriyyan (para penguasa yang memaksakan kehendak). Dan inilah era di mana dunia modern ini berada. Dunia Islam tercabik-cabik ke dalam berbagai nation-states. Tidak ada satu wilayah tunggal ummat Islam yang memberlakukan hukum Allah ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ . Tidak ada satu blok tunggal kekuatan ummat Islam yang memelihara izzul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan kaum muslimin). Sedangkan kepemimpin dunia justeru berpindah gilirannya ke tangan kaum kuffar yakni the western civilization, dengan kekuatan kaum yahudi-nasrani sebagai komandannya. Oleh karenanya seringkali disebut juga sebagai the judeo-christian civilization.
Pada babak yang kelam ini dunia berjalan menuju kegelapan karena komandannya tidak memiliki cahaya penerang apapun untuk menunjuki jalan manusia ke arah tujuan semestinya. Malah para pemimpinnya justeru mengajak ummat manusia –termasuk ummat Islam- memasuki lubang biawak kebinasaan di dunia apalagi di akhirat. Persis sebagaimana diprediksikan oleh Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ : ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﺳَﻌِﻴﺪٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﺘَﺘَّﺒِﻌُﻦَّ ﺳَﻨَﻦَ ﻣَﻦْ ﻗَﺒْﻠَﻜُﻢْ ﺷِﺒْﺮًﺍ ﺑِﺸِﺒْﺮٍ ﻭَﺫِﺭَﺍﻋًﺎ ﺑِﺬِﺭَﺍﻉٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻟَﻮْ ﺳَﻠَﻜُﻮﺍ ﺟُﺤْﺮَ ﺿَﺐٍّ ﻟَﺴَﻠَﻜْﺘُﻤُﻮﻩُﻟَﺴَﻠَﻜْﺘُﻤُﻮﻩُ ﻗُﻠْﻨَﺎ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩَ ﻭَﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯﻭَﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻤَﻦْ “Kamu akan mengikuti perilaku/tradisi/sistem hidup orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu ikut memasukinya.” Para sahabat lantas bertanya, “Apakah yang anda maksud orang-orang Yahudi dan Nasrani, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” (HR Bukhary 3197)
Tetapi ada suatu pertanyaan mendasar yang perlu diajukan. Mengapa ummat Islam
mengikuti perilaku/tradisi/sistem hidup kaum yahudi dan nasrani? Sesungguhnya dekadensi di bidang penegakkan hukum Allah ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ bukanlah suatu fenomena yang berdiri sendiri. Ia tidak hanya berkenaan dengan hadir-tidaknya person pemimpin yang bermasalah serta berlaku tidaknya konstitusi Khilafah Islamiyyah di dalam tubuh kaum muslimin. Tetapi ia sangat dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan dan mental kaum muslimin secara keseluruhannya yang telah dijangkiti suatu penyakit kronis yang telah disinyalir oleh Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ . Penyakit itu bernama al-wahan. Artinya cinta dunia dan takut menghadapi kematian. Dan penyakit ini bukan hanya muncul di tengah kaum muslimin sesudah runtuhnya secara resmi Khilafah Islamiyyah pada tahun 1924. Tetapi bibit-bibit penyakit ini telah hadir sejak lama sebelum hal itu terjadi. Runtuhnya khilafah hanyalah merupakan faktor pemicu yang menyebabkan kian ganasnya virus penyakit al-wahan berkembang di dalam tubuh kaum muslimin seperti yang dapat kita saksikan dewasa ini. ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻮﺷِﻚُ ﺍﻟْﺄُﻣَﻢُ ﺃَﻥْ ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ ﺍﻟْﺄَﻛَﻠَﺔُ ﺇِﻟَﻰ ﻗَﺼْﻌَﺘِﻬَﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻗَﺎﺋِﻞٌ ﻭَﻣِﻦْ ﻗِﻠَّﺔٍ ﻧَﺤْﻦُ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻞْ ﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﻛَﺜِﻴﺮٌ ﻭَﻟَﻜِﻨَّﻜُﻢْ ﻏُﺜَﺎﺀٌ ﻛَﻐُﺜَﺎﺀِ ﺍﻟﺴَّﻴْﻞِ ﻭَﻟَﻴَﻨْﺰَﻋَﻦَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣِﻦْ ﺻُﺪُﻭﺭِ ﻋَﺪُﻭِّﻛُﻢْ ﺍﻟْﻤَﻬَﺎﺑَﺔَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻭَﻟَﻴَﻘْﺬِﻓَﻦَّﻭَﻟَﻴَﻘْﺬِﻓَﻦَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺑِﻜُﻢْ ﺍﻟْﻮَﻫْﻦَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻗَﺎﺋِﻞٌ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟْﻮَﻫْﻦُ ﻗَﺎﻝَ ﺣُﺐُّ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﻛَﺮَﺍﻫِﻴَﺔُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ Bersabda Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan .” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745)
Fihak kaum kuffar pada hakekatnya tidak akan pernah sanggup melakukan apapun terhadap ‘izzul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan kaum muslimin) andaikan ummat ini benar-benar beriman dan yakin akan janji Allah ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ berupa ihdal-husnayain (meraih salah satu dari dua kebaikan) yakni ‘isy kariiman au mut syahiidan (hidup mulia di bawah naungan syariat Allah atau menggapai mati syahid). ﻗُﻞْ ﻟَﻦْ ﻳُﺼِﻴﺒَﻨَﺎ ﺇِﻻ ﻣَﺎ ﻛَﺘَﺐَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻨَﺎ ﻫُﻮَ ﻣَﻮْﻻﻧَﺎ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﻠْﻴَﺘَﻮَﻛَّﻞِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﻗُﻞْ ﻫَﻞْ ﺗَﺮَﺑَّﺼُﻮﻥَ ﺑِﻨَﺎ ﺇِﻻ ﺇِﺣْﺪَﻯ ﺍﻟْﺤُﺴْﻨَﻴَﻴْﻦِﺍﻟْﺤُﺴْﻨَﻴَﻴْﻦِ Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” Katakanlah: “tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali
ihdal-husnayain (salah satu dari dua kebaikan).” (QS At-Taubah 51-52)
Dalam kitab tafsir Fathul Qadir dikatakan bahwa makna salah satu dari dua kebaikan ialah:
ﺇﻣﺎ ﺍﻟﻨﺼﺮﺓ ﺃﻭ ﺍﻟﺸﻬﺎﺩﺓ
“Atau kemenangan atau mati syahid”.
Sepanjang sejarah Islam fihak musuh senantiasa berusaha menghilangkan gairah kaum
muslimin untuk meraih salah satu dari dua kebaikan di atas. Mereka melakukan segala upaya untuk memadamkan semangat perjuangan kaum muslimin. Bayangkan, mereka sampai perlu melansir perang Salib selama dua abad (dua ratus tahun)! Namun ummat Islam semakin diperangi semakin menjadi-jadi semangat berperangnya (baca: hubbul-jihad wa asy-syahadah/ cinta jihad dan mati syahid). Kalimat legendaris yang diucapkan Panglima Khalid bin Walid ra ketika memimpin pasukan Islam yang jauh lebih sedikit jumlahnya daripada pasukan Romawi telah menginspirasi pasukan Islam sepanjang zaman:
ﺟﺌﺖ ﺑﺄﻧﺎﺱ ﻳﺤﺒﻮﻥ
ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻛﻤﺎ ﺗﺤﺒﻮﻥ ﺍﻟﺤﻴﺎﺓ
“Aku datang dengan sejumlah manusia yang mencintai kematian melebihi kalian (hai kaum Romawi) dalam mencintai kehidupan…!”
Akhirnya kaum yahudi-nasrani merubah strategi mereka menghadapi kaum muslimin. Mulailah era al-ghazwu al-fikri (perang ideologis) diterapkan menghadapi kaum muslimin. Mulailah mereka meracuni hati dan fikiran kaum muslimin melalui harta, wanita dan perebutan tahta antara sesama muslimin. Mulailah politik belah bambu alias
devide et empera diterapkan. Mulailah berbagai ideologi asing buatan kaum kuffar diperkenalkan dan dipromosikan oleh para orientalis yang belajar Islam untuk dijadikan pembungkus kebusukan berbagai ideologi menyesatkan tersebut. Mulailah mereka memperkenalkan makna-makna baru lagi sesat terhadap berbagai istilah Islam yang sudah lama disepakati pemahamannya oleh kaum muslimin sejak dahulu kala. Akhirnya tersebarlah di tengah ummat Islam makna-makna asing lagi menyesatkan terhadap kata-kata seperti al-jihad fi sabilillah, rahmatan lil ‘aalamiin, dien, ‘ibadah, rabb dan ilah.
Alhasil dekadensi di dalam tubuh ummat Islam tidak hanya terjadi pada bab penegakkan hukum semata. Tetapi dekadensi di berbagai bidang lainnya turut menyempurnakan keruntuhan ‘izzul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan kaum muslimin). Sehingga kaum kuffarpun akhirnya menikmati buah ketidak-loyalan kaum muslimin terhadap agama Allah ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ dan sunnah Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ . Maka mulailah babak paling kelam dalam sejarah Islam berlangsung.
Di babak ini kaum yahudi dan kaum nasrani (yang telah ter-yahudi-kan) sangat ingin
memastikan bahwa ummat manusia –apalagi ummat Islam- tidak pernah lagi boleh menengok ke belakang. Ummat Islam harus
diharamkan berfikir menghidupkan kembali ide Khilafah Islamiyyah. Sebab ia telah menjadi sejarah dan harus tetap tersimpan dalam lembaran sejarah semata. Sementara itu kaum kuffar selanjutnya leluasa mempersiapkan dunia dengan sebuah grand-design yang sudah lama mereka rencanakan berupa ide pembentukan sebuah sistem global tunggal bernama Novus Ordo Seclorum alias the New World Order (tatanan dunia baru). Bahkan secara lebih spesifik namun tersamar kaum yahudi telah mencanangkan bahwa NOS sesungguhnya dibangun dalam rangka menyambut kehadiran sang pemimpin yang mereka nanti-nantikan sejak lama yaitu si mata tunggal alias Ad-Dajjal. Oleh karenanya kita temukan beberapa statement dari para pemimpin mereka seperti misalnya:
Henry Kissinger : “…apa yang dinamakan terorisme di Amerika, tapi sebenarnya adalah kebangkitan Islam radikal terhadap dunia secular, dan terhadap dunia yang demokratis, atas nama pendirian kembali semacam Kekhalifahan.”
Pada tanggal 5 Oktober 2005, Menteri Dalam Negeri Inggris, Charles Clarke menyampaikan pidato tentang Perang Melawan Terorisme di The Heritage Foundation (sebuah pusat kajian neo konservatif di Washington DC ). Dimana dia menyatakan:
“Apa yang mendorong orang-orang itu adalah ide-ide. Dan berbeda dengan gerakan kebebasan di era pasca Perang Dunia II di banyak belahan dunia, ide-ide itu bukanlah untuk menggapai ide-ide politik seperti kemerdekaan nasional dari penjajahan, atau persamaan bagi semua penduduk tanpa membedakan suku dan keyakinan, atau kebebasan berekspresi tanpa tekanan totaliter. Ambisi-ambisi itu adalah, paling tidak secara prinsip, bisa dirundingkan dan dalam banyak hal telah dimusyawarahkan. Namun, tidak ada perundingan bagi pendirian kembali Khilafah ; tidak ada perundingan bagi penerapan Hukum Syariah; dan tidak ada perundingan tentang penindasan atas persamaan antara laki-laki dan perempuan; tidak ada perundingan untuk mengakhiri kebebasan berbicara. Nilai-nilai itu adalah sangat fundamental bagi peradaban kami dan tidak dimungkinkan adanya perundingan.”
Dalam pidatonya di awal bulan November 2005 George Bush Jr menyatakan bahwa kaum militant sedang berusaha untuk mendirikan sebuah “kekaisaran Islam radikal”:
“Ide membunuh dari kaum Islam radikal adalah tantangan yang besar di abad baru kita. Sama seperti ideology komunisme, musuh kita yang baru ini mengajarkan bahwa individu yang tidak berdosa bisa dikorbankan untuk bisa menjalankan visi politik. Kaum militan percaya bahwa mereka dapat menyatukan kaum muslimin dengan cara menguasai Negara, sehingga dengan cara itu mereka menumbangkan semua pemerintahan moderat di wilayah dan mendirikan sebuah
kekaisaran Islam yang membentang dari Spanyol hingga Indonesia.”
Sedangkan berkenaan dengan NOS, kita temukan suatu pernyataan dari Bush Senior di tahun 1991 yang ternyata dibuktikan sebaliknya pada dekade berikutnya. Pernyataannya di antaranya sebagai berikut:
“Until now, the world we’ve known has been a world divided – a world of barbed wire and concrete block, conflict and cold war.
Now, we can see a new world coming into view. A world in which there is the very real prospect of a new world order. In the words of Winston Churchill, a “world order” in which “the principles of justice and fair play … protect the weak against the strong …” A world where the United Nations, freed from cold war stalemate, is poised to fulfil the historic vision of its founders. A world in which freedom and respect for human rights find a home among all nations.
The Gulf war put this new world to its first test, and, my fellow Americans, we passed that test.”
Jelaslah bahwa para pendukung the New World Order memiliki agenda yang sangat berbeda –bertentangan lebih tepatnya- dengan kaum muslimin yang faham dan bangga akan sejarahnya. Tidak ada muslim-mukmin yang bisa melupakan masa lalunya. Sebab kendati
Khilafah Islamiyyah sudah tiada, namun karena ia telah berlangsung belasan abad sulit untuk begitu saja dilupakan. Sedangkan hegemoni Novus Ordo Seclorum alias Sistem Dajjal belum ada seabad. Dan para pengusung sistem batil ini masih berjuang keras memastikan dan memuluskan eksistensinya. Mereka sangat khawatir jika sebelum pemimpin mereka datang, yakni Ad-Dajjal, ummat Islam keburu bangun kembali dari tidur mereka dan bergerak bangkit mewujudkan kembali Khilafah Islamiyyah yang diyakini berlandaskan Kitabullah Al-Qur’anul Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyyah.
Bagi muslim-mukmin yang sadar, maka urusan tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah bukanlah sekedar mengenang kembali nostalgia masa lalu. Urusan ini berkaitan erat dengan iman dan keyakinan akan janji Allah ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ yang tidak pernah berdusta serta prediksi Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ mengenai skenario Akhir Zaman yang tidak pernah meleset. Betapapun tampak digdayanya kekuatan kaum kuffar barat, kaum yahudi-nasrani serta para antek kaki-tangan mereka dari sebagian kaum musyrikin dan munafikin yang telah berhasil mereka rekrut dengan kebijakan stick and carrot.
Urusan siapa yang Allah ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ izinkan memimpin dunia adalah urusan giliran. Ada kalanya Allah ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ percayakan kepada kaum beriman dan ada kalanya dipercayakan kepada kaum kuffar. Dewasa ini giliran sedang Allah ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ serahkan kepada kaum kuffar. Ummat Islam wajib bersabar dan melipat-gandakan kesabaran. Kesabaran untuk terus menyempurnakan persiapan diri, keluarga dan ummat di berbagai bidang, sejak dari bina al-iman wa at-tauhid hingga
bina ad-da’wah wa al-jihad. Kesabaran untuk tidak mudah tergoda oleh rayuan pengusung NOS yang membujuk ummat Islam untuk memandang baik berkompromi dan kerja-sama dengan NOS guna memelihara nilai-nilai Sistem Dajjal. Kesabaran untuk tidak terjerembab ke dalam berbagai fitnah zaman yang telah meliputi segenap aspek kehidupan manusia. Fitnah yang telah meliputi aspek ideologi, politik, sosial, budaya, ekonomi, militer, pendidikan, hukum, kesehatan, informasi dan lain-lainnya.
Babak ini boleh jadi merupakan babak di mana ummat Islam sedang babak belur, tetapi ia bukan alasan untuk membiarkan diri mengembangkan defeated mentality (mental pecundang) sehingga kemenangan kaum kuffar sedemikian menyilaukan sehingga seorang muslim menggunakan kaedah if you can’t beat them, then you join them (jika kamu tidak dapat mengalahkan mereka, maka bergabung sajalah dengan mereka). Sehingga kita mendengar mereka yang sedemikian rupa tersilaukan melihat kedigdayaan kaum kuffar tega secara terang-terangan mengungkapkan hilangnya kepercayaan diri terhadap perlunya institusi Khilafah Islamiyyah. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji”uun. Padahal Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ dengan jelas menyatakan bahwa sesudah babak yang penuh fitnah ini, niscaya Allah ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ akan izinkan tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah berdasarkan manhaj Kenabian. ﺗَﻜُﻮﻥُ ﺍﻟﻨُّﺒُﻮَّﺓُ ﻓِﻴﻜُﻢْ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻥْ ﺗَﻜُﻮﻥَ ﺛُﻢَّ ﻳَﺮْﻓَﻌُﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺷَﺎﺀَ ﺃَﻥْ ﻳَﺮْﻓَﻌَﻬَﺎ ﺛُﻢَّ ﺗَﻜُﻮﻥُ ﺧِﻠَﺎﻓَﺔٌ ﻋَﻠَﻰ ﻣِﻨْﻬَﺎﺝِ ﺍﻟﻨُّﺒُﻮَّﺓِ ﻓَﺘَﻜُﻮﻥُ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻥْ ﺗَﻜُﻮﻥَ ﺛُﻢَّ ﻳَﺮْﻓَﻌُﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻥْ ﻳَﺮْﻓَﻌَﻬَﺎ ﺛُﻢَّ ﺗَﻜُﻮﻥُ ﻣُﻠْﻜًﺎ ﻋَﺎﺿًّﺎ ﻓَﻴَﻜُﻮﻥُ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺛُﻢَّ ﻳَﺮْﻓَﻌُﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺷَﺎﺀَ ﺃَﻥْ ﻳَﺮْﻓَﻌَﻬَﺎ ﺛُﻢَّ ﺗَﻜُﻮﻥُ ﻣُﻠْﻜًﺎ ﺟَﺒْﺮِﻳَّﺔً ﻓَﺘَﻜُﻮﻥُ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻥْ ﺗَﻜُﻮﻥَ ﺛُﻢَّ ﻳَﺮْﻓَﻌُﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺷَﺎﺀَ ﺃَﻥْ ﻳَﺮْﻓَﻌَﻬَﺎ ﺛُﻢَّ ﺗَﻜُﻮﻥُ ﺧِﻠَﺎﻓَﺔً ﻋَﻠَﻰ ﻣِﻨْﻬَﺎﺝِ ﺍﻟﻨُّﺒُﻮَّﺓِ ﺛُﻢَّ ﺳَﻜَﺖَ ”Akan berlangsung nubuwwah (kenabian) di tengah-tengah kalian selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya (berakhir) bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya. Kemudian berlangsung khilafah menurut manhaj kenabian selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya Kemudian berlangsung
para Mulkan ‘Aadhdhon (para penguasa yang menggigit) selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya Kemudian berlangsung
kepemimpinan Mulkan Jabbriyyan (para penguasa yang memaksakan kehendak) selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya Kemudian akan berelangsung kembali khilafah menurut manhaj kenabian . Kemudian beliau berhenti”. (AHMAD – 17680)
Boleh jadi Allah ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ tidak izinkan kita mengalami hidup di bawah naungan Khilafah Islamiyyah. Yang paling penting ialah memastikan diri dan keluarga kita menjadi bagian dari ummat islam yang dipercaya Allah ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ untuk turut serta mempersiapkan dan memperjuangkannya di atas jalan yang lurus dan benar. Bukan malah menjadi bagian dari mereka yang justeru turut melestarikan dan memandang final The New World Order yang sejatinya merupakan Sistem Dajjal dalam rangka menyambut kedatangan si puncak fitnah, yakni Ad-Dajjal. Wa na’udzu billaahi min dzaalika…!

Rabu, 19 Juli 2017

Membangun mental Pengusaha


(Seri 1)
👳 Alhamdulillah atas anugerah dari Allah SWT. Mempunyai mental yang tepat untuk suatu profesi itu adalah anugerah dari Allah, apakah mental yang positif itu datang begitu saja? belum tentu, kadang diperlukan pendidikan tersendiri, kadang diperlukan motifasi tersendiri untuk menghadirkan karakter positif dalam menjalani suatu profesi.
🙏 Mohon maaf kali ini terpaksa saya sebutkan kata-kata yang buat sebagian orang tidak pantas untuk disebutkan, tapi ini sangat penting untuk disampaikan, karena ini sangat penting, harapan saya hilangkan beberapa karakter negatif pada diri anda kalau anda ingin ternak anda berkah dan menunjang keberhasilan anda dalam beternak.
🖕 Kali ini saya hanya akan membahas salah satu karakter negatif yang paling merusak mental peternak yaitu “ *pelit alias bakhil* ”.
😰 Sebagian peternak itu pelit bahkan kadang-kadang kebanyakan peternak itu pelit, ingat dalam satu hadits dikatakan “orang yang pelit itu musuhnya Allah SWT.”, lalu bagaimana mungkin orang yang pelit bisa mendapatkan rahmat dari Allah? Ingat memberi makan kucing yang sama sekali tidak menguntungkan itu saja bisa mendatangkan pahala, lalu kenapa terhadap ternak yang menyumbang keuntungan buat kita kok kita tidak berkenan mengeluarkan dana untuk makanan yang lebih baik buat ternak yang kita pelihara. Kadang harga pakan yang mahal menjadi alasan, semahal-mahalnya pakan dipasaran tetap akan menguntungkan peternak dan yang perlu diingat disaat anda memberikan pakan yang bagus untuk ternak maka saat itu ternak anda sangat senang menyambut pakan tersebut, dan yang lebih penting bahwa biaya yang anda keluarkan akan kembali dengan jumlah yang lebih besar.
😊 Pakan ayam secara umum yang cukup bagus mengandung protein sekitar 20% harganya sekita Rp 6000,- sd Rp 7000,- bila diberikan buat ayam jenis apapun yang dalam masa perkembangan akan menghasilkan berat badan diatas 500 gram, sementara umumnya ayam kampung atau kalkun perkilonya seharga Rp 40,000- bahkan bisa lebih dari itu, dengan demikian biaya Rp 6,000,- atau anggap saja Rp 7,000,- untuk pakan itu akan menjadi sekitar tiga (3) kali lipat.
*Lalu untuk alasan apa perlunya menghemat pakan dalam usaha peternakan?*
*Masihkah anda berpikir untuk menghemat biaya untuk pakan?*
 Keinginan untuk menghemat pakan sebetulnya hanya akan menghambat perkembangan ternak yang anda pelihara, sehebat apapun langkah anda untuk memproduksi pakan tambahan hasilnya dijamin tidak begitu banyak, tapi kalau anda mau membeli pakan maka dijamin jumlah pakan yang bisa anda beli pasti sesuai dengan uang yang anda siapkan, kapanpun anda mau beli pakan yang sangat banyak bisa anda lakukan, tapi memaksakan menghasilkan pakan tambahan yang banyak akan menghadapi banyak kendala.
🏃 Beternak adalah berpacu untuk membesarkan ternak, semakin besar nafsu makan ternak maka semakin menguntungkan peternak itu, tapi anehnya ada peternak yang sedih kalau ternaknya banyak makan, ini penyakit lain yang sering ada pada peternak.
👎 Terlambat membesarkan ternak itu kerugian buat peternak karena akan berdampak pada perkembangan yang lambat alias kuntet, sedangakan pemberian pakan yang bagus akan menjadikan ternak lebih besar dibanding umumnya sehingga harganyapun bisa lebih mahal karena dianggap lebih bagus kualitasnya.
🚶‍♀ Seorang peternak yang mentalnya rendah mengelola tanah 100 meter persegi untuk ayam kampung atau ayam kalkun akan sulit untuk menghasilkan keuntungan Rp 500,000 dalam sebulan tapi buat peternak yang mentalnya super maka dia sanggup mencari keuntungan sampai dengan lima (5) kalih lipatnya yaitu Rp 2,500,000,- dalam sebulan, lalu apa yang membedakan keduanya? ingat yang satu pelit dan yang lainnya hatinya mulia alias rahim.
👌 Semoga semua peternak yang ada di grup ini hatinya mulia alias rahim baik untuk ternaknya ataupun untuk tetangganya ataupun untuk keluarganya!
Sekian dan untuk karakter lain nantikan pada bahasan lain.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jombang, 19 Juli 2017
ttd
*Faishal Ishaq*
Mau gabung di grup
*Petani & Peternak Organik*
Oleh *Naturaid Centre*
Faishal Ishaq
WA +6285330939999

Minggu, 02 Juli 2017

VIDEO INTOLERANSI POLISI.

SEORANG PEMELUK KATHOLIK MEMPROTES VIDEO INTOLERANSI POLISI.
FRANSISKUS WIDODO ; “SAYA KATHOLIK, KAMI TIDAK INGIN DIBENTURKAN, KENAPA POLISI MALAH MENGADU DOMBA MASYARAKAT???"



Seperti sebelumnya, kali ini seorang umat nasrani Katholik bernama Fransiskus Widodo ikut bersuara melalui akunnya @bengkeldodo yang merasa jika video intoleransi yang dishare oleh akun milik kepolisian @divhumaspolri sangat tendensius.
Video yang menggambarkan pada sebuah adegan dimana salah satu keluarga korban yang berada di dalam ambulance yang sedang berdoa sambil memegang kalung salib mirip dengan kalung milik umat Katholik, rosario, di protes oleh Widodo.
Widodo menumpahkan kekesalannya kepada video yang dimenangkan dalam lomba pembuatan video yang diselenggarakan oleh Kepolisian RI. Kekesalannya ditulis secara bersambung dalam akun twitternya, @bengkeldodo.
1. Sebagai umat Katholik saya menolak tegas visualisasi pasien dalam ambulan mengunakan kalung salib, kami tak ingin dibenturkan
2. Justru dalam pengalaman hidup kami berdampingan denga saudara2 muslim dan kami saling tolong menolong.
3. Tidak pernah saya temui hal di dunia nyata seperti apa yang di tampilkan dlm video pendek itu.
4. Saya sebagai umat Katholik menolak sangat sangat tegas simbol2 keagamaan kami digunakan sebagai pemicu kontroversi.
5. Saya bertetangga dengan muslim, kami mengutamakan hati dalam bermasyarakat dalam kebersamaan.
6. Saya sebagai pemeluk agama Katholik saja merasakan bahwa video itu sangat menyudutkan saudara2ku umat muslim.
7. Sehingga saya menolak tegas, gambaran pasien dalam ambulan yg mengunakan kalung salib.
8. Saya rasakan lebih banyak efek negatif dari pada positif dari yg didapat dari video tersebut.
9. Saya harapkan tidak ada lagi hal” yg mengunakan atribut” keagamaan yang dapat memicu kontroversi.
10 . Teriring salam damai bagi saudaraku umat Islam, salam sejahtera bagi seluruh umat beragama apapun di Indonesia.
11. Mari terus jaga kerukunan yg telah kita bina, Indonesia besar karna perbedaan,bukan karna keseragaman.
12. Kami menjaga agar tidak saling menyakiti dalam sikap maupun ucapan… terima kasih.
Postingan milik Widodo ini di share dan apresiasi oleh akun twitter lainnya, bahkan tidak sedikit yang memuji sikap Widodo yang dianggap sudah ikut membela tentang video tersebut hanyalah sebuah langkah untuk membuat perpecahan.
(Jall)

Naskah Full Khotbah Idul Fitri di Gunungkidul yang Menjadi Viral

Inilah Naskah Full Khotbah Idul Fitri di Gunungkidul yang Menjadi Viral


Inilah naskah full Khotbah Idul Fitri yang menjadi #viral yang dilaksanakan di Lapangan Pemda Alun-alun Wonosari Gunungkidul
Pelaksanaan:
Ahad, 1 Syawal 1438 H / 25 Juni 2017
Tempat: Lapangan Alun2 Pemda Wonosari
Waktu: Pukul 06.30 WIB – selesai
Judul: Persatuan dan kesatuan Indonesia
Oleh: Ustadz Dr. H. Muhammad Ichsan Lc, MA ( Dosen UMY)
====================================
Ma’ashiral muslimin dan muslimat hafizakumullah. Pagi hari ini, kita umat Islam bergembira menyambut hari raya Idul Fitri. Pagi hari ini, kita bersyukur kepada Allah ta’ala karena berkat taufik dan hidayahnya kita dapat menyempurnakan ibadah puasa dan serangkaian ibadah-ibadah lainnya di bulan Ramadan yang baru saja meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Pagi ini kita memuji Allah, memuliakan Allah, mengagungkan Allah, antara lain dengan salat hari raya Idul Fitri dan meluangkan takbir: Allah Akbar, Allah Akbar.
Alangkah indahnya hari ini. Alangkah mulianya hari ini. Alangkah gembiranya kita pada hari ini, karena sebulan penuh kita telah dibina dan dididik dalam madrasah Ramadan. Diharapkan, pendidikan dan pengajaran yang kita peroleh pada bulan Ramadan tersebut dapat kita jadikan sebagai bekal untuk menjadi umat yang besar lagi bermartabat.
Para hadiri dan hadirat rahimakumullah.
Marilah kita bersyukur kepada Allah. Sadar atau tidak sadar, bangsa Indonesia yang kita cintai ini dikaruniai Allah dengan berbagai macam anugerah. Mulai dari pulau yang banyak jumlahnya, tanah yang subur, iklim yang tidak ekstrim, hingga suku bangsa, bahasa, budaya, dan agama yang berbeda-beda. Dengan kurnia Allah ta’ala semua itu dapat disatukan olehfounding fathers atau pendiri bangsa kita, sehingga menjadi satu bangsa yaitu bangsa Indonesia, menjadi satu negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Nenek moyang kita, para pendiri dan pahlawan bangsa, telah berkorban dengan keringat mereka, darah mereka, harta mereka dan bahkan dengan jiwa raga mereka untuk mempersatukan bangsa ini dan memerdekakannya dari para penjajah yang telah merampas kemerdekaan kita berabad-abad lamanya.
Sesudah merdeka, kita bangsa Indonesia, menikmati hasil perjuangan, pengorbanan dan keringat serta darah para pahlawan tersebut. Kita menghirup udara bebas dan berusaha membangun kembali bangsa itu dari kebodohan, kemiskinan, dan keterpurukan dalam berbagai bidang. Presiden demi presiden silih berganti memimpin negeri ini. Pemerintah demi pemerintah bertukar, kita tetap hidup aman, damai, tenteram, dan sentosa sebagai sebuah bangsa yang besar. Namun sayangnya, banyak orang merasakan, selama ini kita belum pernah khawatir terhadap persatuan bangsa ini sebagaimana (terjadi) dalam rezim ini. Selama ini kita belum pernah cemas terhadap kesatuan negara ini seperti dalam pemerintahan ini. Hal ini karena nikmat persatuan dan kesatuan bangsa ini beberapa waktu yang lalu hampir terkoyak dengan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur Jakarta sewaktu itu. Keadaan tersebut diperparah dengan adanya pesta demokrasi yaitu Pilkada Jakarta.
Masyarakat terpecah menjadi dua, pendukung Ahok atau Ahokers, dan masyarakat yang menghendaki supaya Ahok dihukum seberat-beratnya karena menistakan agama. Meskipun yang anti Ahok banyak sekali jumlahnya, baik dari Jakarta maupun luar Jakarta, namun karena Ahok jelas-jelas didukung oleh para taipan, partai pemerintah dan Polri, maka terjadilah perlawanan yang seru. Aksi Bela Islam 411 dan 212 adalah buktinya. Belum pernah terjadi dalam sejarah Indonesia, umat Islam berkumpul di suatu tempat sebanyak 7 juta orang lebih dalam aksi super damai untuk menuntut ditegakkannya hukum terhadap penista agama.
Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah.
Meskipun Ahok telah divonis bersalah dalam kasus penistaan agama, dan telah kalah dalam Pilkada Jakarta, namun kegaduhan nasional masih terasa. Luka permusuhan dan perpecahan masyarakat masih menganga. Apalagi dua tahun lagi suasana akan semakin memanas lagi dengan adanya Pemilu. Hingga hari ini masih ada usaha-usaha membenturkan umat Islam dengan dengan Pancasila. Umat Islam yang berbeda pendapat dengan pemerintah dan penegak hukum dianggap anti-pancasila, anti-bhineka tunggal ika dan anti-NKRI. Masih ada pembunuhan karakter terhadap tokoh-tokoh Islam, meskipun selalu dinafikan dan dibantah. Masih terasa hukum selalu tajam terhadap ulama, tokoh, dan aktivis Islam, dan terhadap umat Islam pada umumnya, tapi tumpul terhadap Ahok dan para pendukungnya.
Sebagai contoh, ketika Aksi Bela Islam 212 masih berdemo setelah maghrib mereka langsung dibubarkan secara paksa dengan gas air mata, sementara para pendukung Ahok dibiarkan berdemo sampai larut malam di depan LP Cipinang. Ketika bendera kita ditulis kalimah laa ilaaha illallah, penulisnya langsung diciduk, sementara bendera mereka sering ditulisi tulisan-tulisan lain tapi dibiarkan. Ketika akan berdemo sebagian tokoh Islam ditangkap dengan tuduhan makar, sementara yang terang-terang akan makar di Papua atau memakai atribut PKI yang terlarang justru dibiarkan bebas.
Kaum muslimin dan muslimathafizakumullah.
Sekarang adalah era keterbukaan. Masyarakat hari ini sudah cerdas. Masyarakat hari ini susah untuk dibohongi. Jika pemerintah korup dan bertindak sewenang-wenang, pasti mereka mengetahuinya. Jika penegak hukum tidak adil dan tebang pilih, pasti mereka merasakannya. Meskipun pemerintah dan penegak hukum pandai menyulap fakta, memelintir kata dan membuat rekayasa, pasti rakyat akan menyadarinya. Meskipun media massa, baik cetak maupun elektronik, dikuasai oleh para taipan dan konglomerat, umat Islam masih mempunyai senjata lain yaitu medsos atau media sosial. Umat Islam dipimpin oleh para ulama dan aktivis Islam akan bergerak dengan satu kata, lawan! Lawan kezaliman! Lawan kebohongan! Lawan pembodohan!
Allah Akbar, Allah Akbar, laa ilaaha illallah, Wallah akbar, Allah akbar, Wa lillahil hamd.
Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah.
Apakah kebencian antara sesama masyarakat akan kita biarkan? Apakah permusuhan antara pemerintah dan rakyat akan kita biarkan? Apakah permusuhan antara pemerintah dan rakyat akan kita diamkan? Apakah boleh perpecahan antara umat kita biarkan? Tidak! Kita tidak boleh membiarkannya! Sungguh kita tidak boleh membiarkannya! Karena kita di Indonesia ini bersaudara. Kita adalah saudara sebangsa. Kita adalah saudara sesama manusia. Lebih dari itu, kebanyakan kita adalah saudara seagama.
Orang-orang yang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah supaya kamu mendapat rahmat (QS. Al-Hujurat ayat 10).
Kaum Muslimin dan Muslimat hafizakumullah.
Jangan pertanyakan kecintaan umat Islam terhadap Indonesia. Jangan ragukan betapa umat Islam sangat cinta kepada agamanya, tanah airnya, bangsanya, negerinya, budayanya. Jangan ragukan betapa umat Islam sangat cinta kepada persatuan, perdamaian, dan keamanan. Sejarah membuktikan demi kemerdekaan Indonesia, umat Islam bangun mengorbankan jiwa raganya melawan penjajah. Demi persatuan dan kesatuan Indonesia, umat Islam membuang 7 kata sakti dalam Piagam Jakarta. Demi menjaga NKRI dan merangkul umat lainnya, umat Islam mau menerima pancasila sebagai dasar negara.
Maka sungguh menyakitkan tuduhan-tuduhan yang mengatakan bahwa kita umat Islam anti-pancasila, anti-NKRI, anti-kebinekaan, radikal dan teroris. Bagaimana umat Islam anti-pancasila sementara pancasila adalah hadiah umat Islam untuk bangsa ini? Apakah berbeda pendapat dengan presiden bisa dianggap anti-pancasila? Apakah berbeda pendapat dengan pemerintah bisa disebut anti-NKRI? Apakah berbeda pendapat dengan penegak hukum bisa dituduh anti-kebinekaan?
Tuduhan-tuduhan ini menyakitkan. Tuduhan-tuduhan ini membangkitkan amarah. Tuduhan-tuduhan ini memicu perpecahan. Marilah kita akhiri kegaduhan nasional ini. Marilah kita akhiri kebencian ini. Marilah kita akhiri permusuhan ini. Sungguh masyarakat yang gaduh, saling membenci dan bermusuhan tidak akan bisa membangun, tidak akan bisa maju, tidak akan mampu bersaing di era persaingan ketat antara negara-negara dunia seperti sekarang ini. Berpecah belah itu mudah. Bersatu padu itu susah. Oleh karena itu, persatuan itu mahal harganya. Persatuan itu perlu diusahakan. Persatuan itu perlu dijaga. Bersatu padu itu adalah perintah Allah dan bercerai berai itu adalah larangan Allah.
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS. Ali Imran ayat 103)
Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah.
Marilah kita sadari dengan sesadar-sadarnya, Indonesia adalah rumah besar kita. Di dalamnya ada orang Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan lainnya. Di dalamnya ada penduduk beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Di dalamnya ada beragam bahasa, adat istiadat, dan kebudayaan. Keragaman dan perbedaan ini marilah kita rawat agar menjadi nada simfoni yang harmonis dan saling melengkapi. Keragaman dan perbedaan ini marilah kita pelihara agar menjadi aneka bunga di taman yang indah. Keragaman dan perbedaan ini jangan dimusuhi dan jangan dijadikan sebagai sumber permusuhan.
Hal terpenting untuk merawat keragaman dan perbedaan ini ialah hendaknya kita semua saling menghormati, saling menghargai dan menjaga diri dari fitnah,namimah atau adu domba, hasad, ujaran kebencian, penghinaan, dan kata-kata keji serta caci maki, baik secara langsung maupun media sosial. Selain itu, hukum harus ditegakkan dengan seadil-adilnya. Hukum harus menjadi panglima. Hukum harus ditaati baik oleh rakyat maupun penegak hukum itu sendiri. Pemerintah dan penegak hukum hendaknya berlaku adil terhadap seluruh masyarakat dan tidak tebang pilih. Seharusnya sudah tidak ada lagi kriminalisasi dan pembunuhan karakter terhadap para ulama dan aktivitas Islam. Semestinya sudah tidak boleh ada lagi tuduhan semena-mena terhadap umat Islam bahwa mereka makar, radikal, teroris, anti-Pancasila, anti-NKRI dan anti-kebinekaan.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah.
Kita tidak ingin apa yang terjadi di Timur Tengah terjadi di Indonesia. Kita tidak ingin Indonesia berperang sesama sendiri dan terpecah belah menjadi negara-negara kecil yang mudah dikuasai asing dan aseng. Justru kita bangsa Indonesia sebagai bangsa dan umat Islam besar dunia, seharusnya menjadi contoh dan teladan untuk negara-negara lainnya. Kita adalah bangsa besar yang seharusnya dikagumi oleh bangsa-bangsa lain, karena melaksanakan prinsip-prinsip toleransi dan keadilan dalam kebinekaan.
Hal ini senada dengan lirik lagu Indonesia Pusaka berikut:
Indonesia tanah air beda
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap dipuja-puja bangsa
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup mata
Marilah kita bersatu padu menjadikan Indonesia ini sebagai negeri makmur yang diridai Allah ta’ala. Marilah kita pelihara persatuan dan kesatuan Indonesia agar menjadi “baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur”.
Hiduplah negeriku, hiduplah bangsaku, hiduplah Indonesia!
Allah akbar, Allah akbar. Laa ilaaha illalLah. Wallah akbar. Allah akbar. Wa lilLahil hamd.
Kaum muslimin dan muslimat hafizakumullah.
Pagi ini kita boleh bergembira, tapi ingatlah bahwa di antara sanak keluarga kita atau sahabat kita sekarang ini ada yang sedang menderita. Pagi ini kita boleh bersuka ria, tapi ketahuilah bahwa di antara tetangga atau masyarakat kita hari ini banyak yang sedang sengsara. Pagi ini kita boleh tersenyum bahagia, tapi sadarilah bahwa umat Islam di seluruh pelosok dunia masih dalam kondisi yang memprihatinkan. Saudara-saudara kita di Palestina, Syria, selatan Thailand, selatan Filipina, dan Myanmar masih memerlukan bantuan dan solidaritas kita. Sungguh saudara-saudara kita di Gazza dan Rohingya sekarang ini memerlukan uluran tangan kita semua.
Bergembiralah, bersukarialah dan berhiburlah sekedarnya, tanpa melampaui batas dan melanggar tuntutan agama. Pergunakanlah peluang Hari Raya ini untuk mencapai keridaan Allah dengan mengunjungi kedua ibu bapak, sanak keluarga, jiran tetangga, para sahabat dan rekan-rekan. Pereratkan silaturrahim dan marilah kita saling memaaf-maafkan. Hiburlah mereka yang kini sedang menderita. Santunilah anak-anak yatim, kaum fakir miskin, para janda,ibnu sabil dan mereka yang menyambut hari raya kali ini dalam keadaan daif lagi susah. Hargailah warga tua. Hormatilah jiran tetangga. Perkokohkan persaudaraan dan perpaduan. Jadilah umat yang mursali lagi penyayang. Umat yang dikagumi lagi diperhitungkan.
Akhirnya wahai kaum muslimin dan muslimat sekalian, marilah kita sama-sama berdoa kepada Allah, semoga kehidupan kita di dunia ini semakin baik dan berkualitas, dan kelak kita dipanggil menghadap Allah dalam keadaanhusnul khatimah. Ya Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pemaaf, kami adalah hamba-hambaMu yang banyak membuat dosa. Bahkan kami adalah hamba-hambaMu yang bangga dengan dosa-dosa dan senantiasa bandel dan menangguhkan taubat. Kini kami mengakui segala dosa-dosa kami. Kini kami menghalalkan hati kami menengadahkan tangan kami. Memanjatkan doa kami untuk memohon keampunan-Mu. Oleh karena itu, ya Allah, ampunkanlah dosa-dosa kami, maafkanlah keterlanjuran kami dan terimalah taubat kami.
Ya Allah Yang Maha Menyatukan hati, sucikanlah hati kami, terangilah hati kami, dan rukunkanlah di antara hati kami. Kokohkanlah persatuan kami, perbaikilah hubungan di antara kami. Jadikalah kami kumpulan anak muda yang menghormati orang tua, dan kumpulan orang tua yang menyayangi anak muda. Jadikanlah kami penduduk negeri yang saling menghormati, menyayangi dan bertoleransi.
Ya Allah Yang Maha memelihara sesama jiwa, peliharalah kami dari benih-benih kebencian, kedengkian dan perpecahan. Hindarkan kami dari kezaliman, kefasikan, dan kemunafikan. Dan jauhkan kami daripada sifat sombong, kasar dan sifat-sifat tercela lainnya.
Ya Allah Yang Maha Bijaksana, kurniakan kepada kami pemimpin-pemimpin negeri yang takut kepadaMu dan menyayangi kami. Pemimpin-pemimpin yang membawa kami kepada kesejahteraan duniawi dan menunjukkan kepada kami jalan menuju sorgaMu. Pemimpin-pemimpin yang bekerja untuk masalahat kami dan kebahagian kami dan bekerja untuk menggapai kasih sayangMu.
Ya Allah Yang Maha Pengasih tiada pilih kasih. Maha Penyayang sayangNya tiada terbilang, berilah kami jalan keluar bagi semua krisis dan masalah yang membelenggu kami. Angkatlah kami dari keterpurukan, kemiskinan, dan kebodohan. Peliharalah kami dari segala maksiat terhadapMu.
Ya Allah yang mendengar rintihan hamba lemah teraniaya, yang menyambut orang berdosa apabila kembali dengan taubatnya, yang mengijabah segala doa hambaNya, kabulkanlah doa kami. Perkenankanlah permohonan kami. Penuhilah harapan kami.

Sumber : http://sangpencerah.id/2017/07/inilah-naskah-full-khotbah-idul-fitri-di-gunungkidul-yang-menjadi-viral/