Kamis, 18 Mei 2017

MUSLIM TERUS DISUDUTKAN, MANA KEADILAN?

Kadang Capek juga rasanya disudutkan terus-menerus. Al-Quran dinistakan. Umat Islam ditekan sana-sini. Ulama dikriminalisasi. Generasi muda muslim didangkalkan aqidah dan dirusak akhlaknya. Ana-anak kecil disuapi tayangan TV yang tak layak tonton. Apa akan terus begini?
Lelah juga dikejar-kejar oleh berbagai isu dan difitnah dengan segala cara. Setiap kata teroris disematkan di bahu umat Islam. Setiap ada dugaan makar dituduhkan kepada umat Islam. Setiap ada kekerasan, seakan pelakunya pastilah muslim. Setiap ada bom, seakan pelakunya harus muslim. Bom surat, bom panci jadi pembenaran bahwa muslimlah yang salah. Apa akan terus begini?
Apa bisa dikatakan adil, umat Islam berdemo dg damai dianggap makar dan anarkis. Segala surat izin dan jam demo dijadikan alat penyudutan. Rumput terinjak, muslim disalahkan. Sementara "orang lain" yang anarkis dibiarkan saja. Mereka itu menari-nari dan mencaci maki sampai larut malam. Mereka membawa pedang dan golok dengan bebas tanpa halangan dan tanpa teguran. Apa ini yang disebut adil?
Dijajah Belanda, kita disebut ekstremis, fundamentalis, pemberontak. Di zaman Orde Lama, umat Islam diancam dg tuduhan subversif. Di zaman Orde Baru, umat Islam dituduh teroris. Di zaman Reformasi, umat Islam dituduh intoleran, antikebhinekaan, makar, dan segala macam tuduhan. Apa maunya orang-orang itu? Masih adakah artinya kata MAYORITAS di alam gelap DEMOKRASI saat ini?

Tidak ada komentar: