Senin, 08 Mei 2017

MUHASABAH GERAKAN

*Tragedi Mesir* mengajarkan kita untuk peduli.
*Tragedi Suriah* melihat kita untuk punya militansi.
*Tragedi Rohingya* membuat kita sadar, bahwa menjadi minoritas kemungkinan besar kita tertindas.
Setiap tragedi yang menimpa umat ini seharusnya memberi pelajaran berarti.
*Dakwah harus dikawal dengan jihad*.
Karena ketika dakwah berjalan sendiri, maka dia akan rawan mendapat halangan, disitulah jihad berperan.
Tragedi-tragedi ini juga menyadarkan kita bahwa *setiap nyawa muslim harus dibela*. Meski dengan keterbatasan yang kita punya.
*Para ibu harus sadar hal ini*. Sehingga menyiapkan anak-anak yang peka pada zamannya.
Agama modern melihat kekerasan tak perlu terjadi. *Mereka lupa bahwa kapitalis & imperialis selalu menebar teror di dunia ini*.
*Para akhwat muslimah harus sadar politik*. Dunia tak hanya sekedar memilih motif pakaian. Tetapi pertempuran idiologi iman.
*Para pemuda harus tahu tantangan zamannya*. Jangan terlalu larut pada urusan cinta. Karena nyawa muslimin dalam bahaya.
*Perlu halaqah-halaqah politik, disamping halaqah ilmu dien*. Memandang pertarungan dari sisi yang lebih benar.
*Politik umat ini* bukan hanya sekedar duduk di kursi DPR. Tetapi *tahu mana haq & bathil & harus berdiri disisi mana*.
Umat ini harus tahu bahwa musuh itu ada. Tiap detik berpikir soal bagaimana menghancurkan kita.
*Mereka hanya akan berhenti saat kita mengikuti millah mereka*. Dan bumi ini hanya akan diatur oleh aturan mereka.
*Urusan umat ini* lebih besar daripada hanya sekedar menjadi pemenang X Factor atau Master Chef.
*Urusan umat ini* lebih penting daripada sekedar mengoleksi foto penyanyi K-POP & menangisi foto mereka.
*Urusan umat ini* lebih penting daripada berdebat soal perbedaan pendapat harakah kita.
*Mereka sepakat memusuhi kita*, sedangkan kita berpecah belah dalam memerangi mereka.
Kita bersungut-sungut hanya karena takbiratul ikram yang berbeda gerakannya, sementara kristenisasi kita diam saja.
*Musuh menyediakan taman bermain untuk membuat kita lupa* mengasah pedang-pedang kita. Musuh menyediakan tayangan yang tak ada ending diakhirnya, agar kita sibuk berpikir tentangnya.
*Musuh mengajarkan konsep cinta dunia*, hingga urusan meraih pahala saja harus dihitung-hitung dengan dunia kita.
Musuh telah menebar duta-duta cantiknya, *menyeru pada kemaksiatan & kita pun masuk dalam perangkapnya.*
Sehingga tersemat dikepala umat ini, berjuang untuk agamanya tidak lebih mulia daripada berjuang demi alamnya.
*Musuh mengajak kita tertawa, agar lupa genangan darah saudara-saudara kita*. Musuh mengajak kita menikmati dunia dengan cara mereka.
Dan mereka menolak cara-cara kita. Musuh mengajak kita makan makanan mereka, dengan cara & gaya mereka.
Maka memalukan bila kita menolak pikiran & gerakan musuh, tetapi kita bangga memakan makanan mereka dengan gaya mereka.
Musuh menyajikan tayangan setiap hari untuk *membuat kering airmata kita & kerasnya hati kita.*
Musuh tidak akan memberi kesempatan pada kita berpikir menegakan agama. Berpikirlah terus tentang dunia.
*Musuh tahu bagaimana mengadu domba.* Dan kita selalu mau menjadi domba baik hati yang menuruti mereka.
*Musuh tahu bagaimana membuat kita cakar-cakaran sendiri sesama saudara*. Hanya karena beda sedikit saja.
Musuh tahu bagaimana menciptakan kesibukan dalam internal kita. *Agar kita tidak sempat berpikir melawan mereka.*

Tidak ada komentar: