Selasa, 20 September 2016

Ajal di Tangan *اللّٰه* bukan d Tangan Manusia


Seorang raja menjatuhkan hukuman mati terhadap seorang tukang kayu yang tidak jelas kesalahannya .
Berita tentang keputusan itu bocor kepada si tukang kayu sebelum pengumuman resmi keluar.
Akibatnya ia tidak bisa memejamkan mata untuk tidur di malam itu.
Istrinya menasehati:
"Tidurlah... seperti malam-malam sebelumnya. Tuhan itu hanya satu, sementara pintu keluar dari suatu masalah sangat banyak".
Kalimat yang menentramkan itu tepat masuk ke dalam hatinya, hingga ia bisa menenangkan diri, dan ia pun bisa tidur di malam itu.
Dia baru terbangun di pagi hari ketika pintu rumahnya diketuk oleh beberapa orang prajurit.
Wajahnya langsung menjadi pucat.
Dia melihat kepada istrinya dengan pandangan putus asa, menyesal, dan sedih karena telah mempercayai kata-katanya semalam.
Dia membuka pintu dengan kedua tangan menggigil.
Dia ulurkan tangannya ke arah pengawal supaya diikat.
Para pengawal yang datang itu berkata kepadanya:
"Raja wafat. Kami meminta kamu membuatkan peti mati untuk baginda".
Waktu itu juga wajahnya berubah menjadi ceria.
Ia melemparkan pandangan tanda mohon maaf ke arah istrinya.
Istrinya tersenyum.
Kadangkala seorang hamba sampai letih berfikir, sementara Allah yang memiliki semua rencana..
Siapa yang merasa hebat karena jabatan, hendaklah ia mengingat Fir'aun.
Siapa yang merasa hebat karena harta, hendaklah ia mengingat Qarun.
Siapa yang merasa hebat karena keturunan, hendaklah ia mengingat Abu Lahab.
Kehebatan, kekuasaan dan kemuliaan hanya milik Allah satu-satunya.
Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Dia cabut dari siapa yang Dia kehendaki juga.
Jangan hukum masa depanmu dengan kondisi hari ini, Allah Maha Kuasa merubahnya dalam waktu sekejap. Tugas kita hanya berusaha dan terus berdo'a
Semoga hari2 kita dipenuhi keberkahan dari Allah SWT. Aamiin.

Tidak ada komentar: