Sabtu, 23 Januari 2016

Cara memandang orang lain untuk menghindari perasaan sombong, ujub, dan merasa lebih baik


********************
*"Ini cara memandang orang lain, bukan pandangan bagaimana seharusnya orang lain memandang kita, termuat di "Kitab Syarah Ratibul Haddad" ;*
فاعتقادك في نفسك أنك خير من غيرك جهل محض ، بل ينبغي أن لا تنظر إلى أحد إلا ترى أنه خير منك وأن الفضل له على نفسك
*Keyakinanmu terhadap dirimu sendiri bahwa kamu lebih baik daripada orang lain itu adalah murni sebuah kebodohan.*
*Sebaiknya kamu tidak memandang terhadap orang lain kecuali kamu melihatnya lebih baik daripada dirimu dan segala keutamaan baginya, tidak bagimu.*
ﻓﺎﻥ رأيت ﺻﻐﻴﺮﺍ ﻗﻠﺖ : ﻫﺬﺍ ﻟﻢ ﻳﻌﺺ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻧﺎ ﻗﺪ ﻋﺼﻴﺖ ﻓﻼ ﺷﻚ ﺍﻧﻪ ﺧﻴﺮ ﻣﻨﻲ .
*Jika kamu melihat anak kecil, maka ucapkanlah dalam hatimu, "anak ini belum bermaksiat kepada Allah SWT, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepadaNya. Maka tidak diragukan lagi bahwa anak ini jauh lebih baik dariku.”*
ﻭﺍﻥ رأيت ﻛﺒﻴﺮﺍ ﻗﻠﺖ : ﻫﺬﺍ ﻗﺪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺒﻠﻰ ﻓﻼ ﺷﻚ ﺍﻧﻪ ﺧﻴﺮ ﻣﻨﻲ .
*Jika kamu melihat orang tua, maka ucapkanlah dalam hatimu, "dia telah beribadah kepada Allah SWT jauh lebih lama dariku, maka tidak diragukan lagi bahwa dia lebih baik dariku.”*
ﻭﺍﻥ رأيت ﻋﺎﻟﻤﺎ ﻗﻠﺖ : ﻫﺬﺍ قد أﻋﻄﻲ ما لم أعط وبلغ ما لم أبلغ وعلم ما جهلت فكيف أكون مثله
*Jika kamu melihat seorang yang berilmu, maka ucapkanlah dalam hatimu, "orang ini telah diberi ilmu yang mana saya belum diberi, orang ini telah menyampaikan ilmu apa yang belum saya sampaikan, dan ia telah mengetahui apa yang tidak saya ketahui, bagaimana mungkin saya sama dengannya?*
*(Apalagi saya lebih baik darinya?).”*
ﻭﺍﻥ رأيت ﺟﺎﻫﻼ ﻗﻠﺖ : ﻫﺬﺍ قد ﻋﺼﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺠﻬﻞ ﻭﺍﻧﺎ ﻋﺼﻴﺘﻪ ﺑﻌﻠﻢ فحجة الله علي آكد ﻭﻻ أﺩﺭﻱ ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺘﻢ ﻟﻰ ﺍﻭ ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺘﻢ ﻟﻪ .
*Jika kamu melihat seorang yang bodoh, maka katakanlah dalam hatimu, "orang ini bermaksiat kepada Allah SWT kerana dia bodoh (tidak tahu), sedangkan aku bermaksiat kepadaNya padahal aku mengetahui akibatnya.*
*Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak.*
ﻭﺍﻥ رأيت ﻛﺎﻓﺮﺍ ﻗﻠﺖ : ﻻ أﺩﺭﻱ ﻋﺴﻰ ﺍﻥ ﻳﺴﻠﻢ ﻓﻴﺨﺘﻢ ﻟﻪ ﺑﺨﻴﺮﺍﻟﻌﻤﻞ وينسل بإسلامه من ذنوبه كما تنسل الشعرة من العجين وأما أنا والعياذ بالله فعسى أن يضلني الله فأكفر ويختم لي بشر العمل فيكون غدا من المقربين وأنا من المبعدين .
*Jika kamu melihat orang kafir, maka katakanlah dlm hatimu, "aku tidak tahu apa yang akan terjadi, boleh jadi dia memeluk Islam, mengakhiri hidupnya dgn perbuatan baik dan ia bebas dari dari dosa-dosanya. Sedangkan aku (wal 'iyadzu billah) mungkin Allah SWT akan memberikan aku jalan sesat, lalu aku kafir dan aku mengakhiri hidupku dengan perbuatan buruk, maka kelak ia (orang yang telah masuk Islam) termasuk orang-orang yang dekat denganNya, sedangkan aku termasuk orang-orang yang jauh dariNya."*
*Ada tambahan bahwa jika kita semua telah dapat memandang orang lain seperti apa yang termuat di atas, maka jangan lah sudah merasa tawadhu', walaupun memang pandangan yang semacam di atas adalah supaya dapat tawadhu' dan menghindari takabur.*
*Jangan merasa sudah tawadhu'.*
*Syaikh Ibnu Atalhaillah As-Sakandari dalam Hikamnya pula mengatakan:*
من أثبت لنفسه تواضعا فهو متكبر حقا
*"Barang siapa telah menetapkan/menyatakan dirinya telah tawadhu', maka ia adalah orang takabur yang sesungguhnya."*
*والله أعلم بالصواب*

Tidak ada komentar: