Sabtu, 23 Januari 2016

Cara memandang orang lain untuk menghindari perasaan sombong, ujub, dan merasa lebih baik


********************
*"Ini cara memandang orang lain, bukan pandangan bagaimana seharusnya orang lain memandang kita, termuat di "Kitab Syarah Ratibul Haddad" ;*
فاعتقادك في نفسك أنك خير من غيرك جهل محض ، بل ينبغي أن لا تنظر إلى أحد إلا ترى أنه خير منك وأن الفضل له على نفسك
*Keyakinanmu terhadap dirimu sendiri bahwa kamu lebih baik daripada orang lain itu adalah murni sebuah kebodohan.*
*Sebaiknya kamu tidak memandang terhadap orang lain kecuali kamu melihatnya lebih baik daripada dirimu dan segala keutamaan baginya, tidak bagimu.*
ﻓﺎﻥ رأيت ﺻﻐﻴﺮﺍ ﻗﻠﺖ : ﻫﺬﺍ ﻟﻢ ﻳﻌﺺ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻧﺎ ﻗﺪ ﻋﺼﻴﺖ ﻓﻼ ﺷﻚ ﺍﻧﻪ ﺧﻴﺮ ﻣﻨﻲ .
*Jika kamu melihat anak kecil, maka ucapkanlah dalam hatimu, "anak ini belum bermaksiat kepada Allah SWT, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepadaNya. Maka tidak diragukan lagi bahwa anak ini jauh lebih baik dariku.”*
ﻭﺍﻥ رأيت ﻛﺒﻴﺮﺍ ﻗﻠﺖ : ﻫﺬﺍ ﻗﺪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺒﻠﻰ ﻓﻼ ﺷﻚ ﺍﻧﻪ ﺧﻴﺮ ﻣﻨﻲ .
*Jika kamu melihat orang tua, maka ucapkanlah dalam hatimu, "dia telah beribadah kepada Allah SWT jauh lebih lama dariku, maka tidak diragukan lagi bahwa dia lebih baik dariku.”*
ﻭﺍﻥ رأيت ﻋﺎﻟﻤﺎ ﻗﻠﺖ : ﻫﺬﺍ قد أﻋﻄﻲ ما لم أعط وبلغ ما لم أبلغ وعلم ما جهلت فكيف أكون مثله
*Jika kamu melihat seorang yang berilmu, maka ucapkanlah dalam hatimu, "orang ini telah diberi ilmu yang mana saya belum diberi, orang ini telah menyampaikan ilmu apa yang belum saya sampaikan, dan ia telah mengetahui apa yang tidak saya ketahui, bagaimana mungkin saya sama dengannya?*
*(Apalagi saya lebih baik darinya?).”*
ﻭﺍﻥ رأيت ﺟﺎﻫﻼ ﻗﻠﺖ : ﻫﺬﺍ قد ﻋﺼﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺠﻬﻞ ﻭﺍﻧﺎ ﻋﺼﻴﺘﻪ ﺑﻌﻠﻢ فحجة الله علي آكد ﻭﻻ أﺩﺭﻱ ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺘﻢ ﻟﻰ ﺍﻭ ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺘﻢ ﻟﻪ .
*Jika kamu melihat seorang yang bodoh, maka katakanlah dalam hatimu, "orang ini bermaksiat kepada Allah SWT kerana dia bodoh (tidak tahu), sedangkan aku bermaksiat kepadaNya padahal aku mengetahui akibatnya.*
*Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak.*
ﻭﺍﻥ رأيت ﻛﺎﻓﺮﺍ ﻗﻠﺖ : ﻻ أﺩﺭﻱ ﻋﺴﻰ ﺍﻥ ﻳﺴﻠﻢ ﻓﻴﺨﺘﻢ ﻟﻪ ﺑﺨﻴﺮﺍﻟﻌﻤﻞ وينسل بإسلامه من ذنوبه كما تنسل الشعرة من العجين وأما أنا والعياذ بالله فعسى أن يضلني الله فأكفر ويختم لي بشر العمل فيكون غدا من المقربين وأنا من المبعدين .
*Jika kamu melihat orang kafir, maka katakanlah dlm hatimu, "aku tidak tahu apa yang akan terjadi, boleh jadi dia memeluk Islam, mengakhiri hidupnya dgn perbuatan baik dan ia bebas dari dari dosa-dosanya. Sedangkan aku (wal 'iyadzu billah) mungkin Allah SWT akan memberikan aku jalan sesat, lalu aku kafir dan aku mengakhiri hidupku dengan perbuatan buruk, maka kelak ia (orang yang telah masuk Islam) termasuk orang-orang yang dekat denganNya, sedangkan aku termasuk orang-orang yang jauh dariNya."*
*Ada tambahan bahwa jika kita semua telah dapat memandang orang lain seperti apa yang termuat di atas, maka jangan lah sudah merasa tawadhu', walaupun memang pandangan yang semacam di atas adalah supaya dapat tawadhu' dan menghindari takabur.*
*Jangan merasa sudah tawadhu'.*
*Syaikh Ibnu Atalhaillah As-Sakandari dalam Hikamnya pula mengatakan:*
من أثبت لنفسه تواضعا فهو متكبر حقا
*"Barang siapa telah menetapkan/menyatakan dirinya telah tawadhu', maka ia adalah orang takabur yang sesungguhnya."*
*والله أعلم بالصواب*

KARENA DIA BEGITU PENGASIH…


Takkan kau temukan Dzat yang lebih Pengasih dari Alloh 'azza wa jalla. Walau dosamu sepenuh langit. Dia tetap memanggilmu dengan panggilan hamba.
Saya yakin kita masih ingat dengan firmanNya yang berbunyi:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ “Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rohmat Alloh. Sesungguhnya Alloh mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53)Ayat diatas mengajari kita bahwa, “Bila Alloh 'azza wa jalla masih memanggil pendosa dengan panggilan Hamba, maka mengapa kita lancang mengeluarkannya dari status hamba lalu memperlakukannya bak kafir harbi yang tak layak dikasihani..?”
Padahal… seringkali orang-orang sepertinya hanya butuh teman yang mau meraih jari-jemarinya yang masih mencengkram kuat di tebing curam neraka agar tak jatuh ke dalamnya.
Maka jangan kita biarkan jari-jemari itu lepas satu persatu sehingga membuatnya masuk ke dalam neraka.
Apa untungnya melihat saudara kita tercampakkan ke dalam neraka.?
Raih dan genggam erat tangannya…
Ajarkan jalan menujuNya…
Katakan bahwa Alloh amat Pengasih.
Katakan juga bahwa adzabNya sangat pedih, agar dia tidak bertumpu pada tali kasih Alloh sehingga membuatnya menunda taubat.
نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ
“Kabarkan kepada hamba-hambaKu, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya adzabKu adalah adzab yang sangat pedih.” (Al Hijr : 49- 50)

Islam Itu Yang Benar


Ada yang memiliki hanya kepercayaan saja, tidak sampai derajat agama, tapi tetap saja berkata "apa yang saya yakini itu yang paling benar", dia bangga walau salah

Ada yang mempunyai hanya ideologi buatan manusia saja, dan tidak punya tuntunan akhirat, tapi berkata, "inilah sistem yang paling baik", dia bangga walau sesat

Anehnya, malah ada yang mengaku Muslim, tapi malah minder dengan Islamnya, lalu bilang "Allah tidak melihat agama, yang penting baik dalam hidup". Wow

Memang sekarang zamannya orang kelihatan berilmu tapi sesat dan menyesatkan, bahkan pemahaman tauhid saja tidak ajeg, walau bergelar panjang dan banyak

Padahal dalam ilmu tauhid, dasarnya jelas kalimat "Laa ilaaha illa Allah". Tiada sesembahan, tiada tuhan, selain hanya Allah saja, satu-satunya tiada serikat baginya

Lalu bagaimana mungkin menganggap ada kepercayaan lain atau ideologi lain yang sama benarnya seperti Islam? Padahal Allah sudah tegaskan, hanya Islam yang Dia ridhai

Dan bila keimanan dan ke-Islaman itu tidak penting, lalu untuk apa Rasulullah dan para sahabat berdakwah dan berjuang, didera, disiksa dan diboikot sebab Islam

Lalu untuk apa Allah menyampaikan klasifikasi manusia dalam Al-Quran? Ada yang beriman ada yang kafir, ada yang beroleh surga dan ada yang beroleh neraka

Lalu untuk apa Allah turunkan Al-Quran bila semua manusia boleh menentukan standar baik sendiri-sendiri? Bukankah Al-Quran itu petunjuk dan pembeda bagi kita

Manusia memang sama dihadapan Allah, sama-sama hamba-Nya, akan tetapi Allah sampaikan dalam Al-Quran, ada yang beriman ada yang kafir, yang manakah kita?

Perbuatan baik memang sama-sama manfaat, siapapun yang melakukannya, tapi Allah sampaikan juga pada kita, ada yang amalnya sampai akhirat ada yang hanya di dunia

Percayalah, sesalih apapun tampilannya, sepanjang apapun gelarnya, seterkenal dan apapun judulnya. Bila ada yang mengatakan semua agama sama, dia sedang mabuk

Rasulullah saja yang dijamin masuk surga, belajarnya langsung dari Jibril, kekasih Allah, banyak ibadah dan amal salihnya, bahkan tidak pernah mengatakan yang begitu

Anda? Bukan Nabi bukan Rasul, surga belum pasti, amal masih keteteran, ibadah masih berantakan, hisab juga menegangkan, lalu bilang semua agama sama, Anda siapa?

Dari Ustadz Felix Siauw (muallaf)

Rabu, 20 Januari 2016

KISAH PREMAN TANJUNG PRIOK


"KISAH PREMAN TANJUNG PRIOK YANG SANGAT DI TAKUTI, TAKLUK OLEH PEDANG CAHAYA HABIB MUNZIR"
Dikisahkan oleh Habib Munzir di suatu daerah dilagoa Tanjung Priok, Jakarta Utara tempat yang sangat rawan dengan kriminal, pernah ada seorang pemabuk dan preman yang menjadi biang kriminal bahkan konon sering menyiksa dan membunuh, orang-orang tidak melihat ia memiliki sifat baik sedikitpun. Namun ketika Habib Munzir menerima pengaduan tsb tentangnya, pasalnya adalah ketika pemuda sekitar wilayah tersebut ingin mengadakan majelis, namun takut pada orang itu. Mereka akan didamprat dan diteror oleh si jahat itu. Ia adalah kepala kejahatan yang konon kebal dan penuh ilmu jahat.
Habib munzir mendatangi rumahnya, lalu mengucapkan salam, tapi ia tidak menjawab, ia hanya mendelik dengan bengis sambil melihat Habib Munzir dari atas ke bawah, seraya berkata, “Mau apa?”lalu Habib Munzir mengulurkan tangan dan ia mengulurkan tangannya dan kemudian Habib Munzir mencium tangannya, dan memandang wajah preman tsb dengan lembut dan penuh keramahan.
Habib memulai pembicaraan dengan suara rendah dan lembut, “Saya mau mewakili pemuda sini, untuk mohon restu dan izin pada bapak, agar mereka diizinkan membuat majelis di musholla dekat sini. Mendengar ucapan Habib Munzir tiba tiba”Ia terdiam…ia roboh terduduk di kursinya dan menunduk. Ia menutup kedua matanya. Saat ia mengangkat kepalanya Habib Munzir tersentak, beliau mengira preman tsb akan menghardik dan mengusir beliau, ternyata wajah preman tsb memerah dan matanya sudah penuh dengan airmata yang banyak. Ia tersedu sedu berkata “Seumur hidup saya belum pernah ada kyai datang kerumah saya… Lalu kini… Pak Ustadz datang ke rumah saya, mencium tangan saya… tangan ini belum pernah dicium siapapun. Bahkan anak-anak saya pun jijik pada saya dan tak pernah mencium tangan saya, semua tamu saya adalah penjahat, mengadukan musuhnya untuk dibantai, menghamburkan uangnya pada saya agar saya mau berbuat jahat lagi dan lagi…. Lalu Kini datang tamu minta izin pengajian pada saya. Saya ini bajingan, kenapa minta izin pengajian suci pada bajingan seperti saya.”lalu Ia menciumi tangan dan kaki Habib Munzir sambil menangis, sejak saat itu ia bertobat, ia sholat, dan meninggalkan minuman keras dan kriminal, konon dia ini sering mabuk, jika sudah mabuk maka tak ada orang di kampung itu yang berani keluar rumah. Namun kini terbalik, ia menjadi pengaman di sana, tak ada orang mabuk berani keluar rumah jika ada dia. Dia menjadi kordinator musholla, ia mengatur teman temannya para preman untuk membersihkan musholla, dipaksanya para anak buahnya harus hadir majelis, dan demikianlah keadaannya hingga kini.
Orang diwilayah itu jika melihat Habib Munzir datang, mereka akan berbisik bisik, mengatakan“Jagoan selatan lagi ketemu jagoan utara!” Mereka kira Habib Munzir adalah jagoan yang mengalahkannya preman tsb dengan ilmu, padahal hanya kelembutan Muhammad Saw yang Habib Munzir gunakan. Hingga kini jika Habib Munzir jumpa dengan beliau ia pasti menangis memeluk Habib Munzir. Habib Munzir pernah bercanda dengan meneleponnya, mengatakan, “Tolong saya pak, tolong datang ke sini, saya dalam keadaan genting!”lalu tak lama Ia datang dengan Jaket Jeans, celana jeans, dan diliat dari wajahnya sudah siap tempur. Lalu Ia berkata, “Saya siap mati Habib, siapapun yang berani mengganggu habib sudah bukan urusan habib lagi, biar saya yang urus dan saya janji akan memotong kupingnya dan membawakannya pada habib!”kemudian Habib munzir berkata, “Naik dulu ke mobil Pak!”Ia pun naik, lalu oleh Habib Munzir diajak ke majelis dan mengajaknya masuk, ia berkata, “Mana orangnya Habib?” “Tidak… (Habib Munzir tertawa) saya cuma mau mengajak bapak ke majelis saya, kangen aja.”lalu Ia pun lemas dan tertunduk malu. Habiban sudah menganggap beliau Sebagai ayah angkat hingga kini.
Sungguh orang-orang yang terjebak dalam kemungkaran itu mempunyai hati baik di hati kecilnya. Kata Habib Munzir beliau berkali-kali menemukan kebaikan itu di hati mereka.
Berdakwah dengan akhlak, itulah yang di contoh Habibana Munzir dari diri Rasulullah. Dimana Akhlak yg baik mampu meluluhkan hati siapapun.
Sumber: Majelis Rasulullah SAW
"Sesungguhnya surga itu di penuhi oleh para pendosa yang bertaubat, sedangkan Neraka itu dipenuhi oleh orang yang alim yang lalai dan UJUB"
"Dan ingatlah tak ada orang baik yang tak punya masa lalu dan tak ada orang jahat yang tak punya masa depan"

Senin, 18 Januari 2016

DAPATKAN VIDEO ANAK MUSLIM


Polisi Laknat di Akhir Zaman

 *Soal Hadits "Polisi Laknat di Akhir Zaman", Ustadz Said Sungkar: Itu Benar, Taubat jadi Polisi anda Selamat!*
Terkait fenomena berbagai kemunkaran yang dilakukan aparat kepolisian, Ustadz Said Sungkar mengutip sebuah hadits, dimana sejak 14 abad yang lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyinggung bahwa di akhir zaman polisi-polisi melakukan tindakan yang dimurkai Allah, sehingga mereka dilaknat Allah setiap pagi dan sore hari.
سَيَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ شُرطَةٌ ، يَغْدُونَ فِي غَضِبِ اللهِ، وَيَرُوحُونَ فِي سَخَطِ اللهِ
*“Di akhir zaman banyak polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan sesuatu yang dibenci Allah”* (H.R. Thabarani).
Ustadz Said Sungkar menegaskan, sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sejak 14 abad yang lalu itu *terbukti benar.*
“Ya memang hadits itu benar dan kenyataannya sekarang seperti yang kalian lihat, lalu apa kalian masih ragu dengan hadits Nabi dan malah percaya kepada polisi?” ujar Ustadz Said Sungkar usai menjadi pembicara Kajian Ilmiah Temporer di Islamic center Bekasi.
*Fenomena kini, sesuai hadist Nabi, Islam terbukti benar*
- Islam bikin pengajian dibubarkan, yang lain bikin acara persekutuan dijaga.
- Islam bikin tabligh di suruh bubar, yang lain bikin kebaktian dikawal.
- Agama lain ikut perintah kitab mereka sendiri untuk wajib pilih pemimpin seiman dibilang itu penganut agama ta'at, tapi kalau Islam ikut perintah Allah tidak memilih pemimpin kafir dibilang tidak menjaga keberagaman.
- Rumah ustadz ditembak, mereka bilang orang nembak burung nyasar, tapi kalau orang Islam bergamis belajar nembak burung, pasti dibilang ada terkait dgn jaringan ISIS...TANGKAP.
- Agama lain bantai jutaan Islam di irak, suriah, bangladesh, myanmar, dibilang mereka menjaga perdamaian, tapi orang Islam pake jenggot dahi hitam dibilang teroris..TANGKAP.
- Baju kotak kotak demo dibilang menjaga kebhinnekaan, yang pakai baju putih-putih aksi damai dibilang anti kebhinnekaan..TANGKAP.
- Yang kotak-kotak menantang aparat, polisi gak akan mampu mencari, yakin tidak akan ketemu, tapi kalau ulama berkhutbah memberi semangat utk ta'at syariat, langsung..TANGKAP.
- Kalau ada tokoh nasional berbincang menghina Islam, menghina rukun iman, itu pancasilais, tapi kalau tokoh Islam berbincang dalam suatu forum pasti itu mau makar..TANGKAP.
- Kalau bendera PKI di kibar dimana-mana itu tidak sengaja & harus dimaklumi, tapi kalau bendera tauhid di arak itu artinya menghina kedaulatan negara..TANGKAP.
- Kalau masjid dibakar diujung nusantara, itu salah faham, masalah personal, tidak sengaja, selesaikan secara kekeluargaan, tapi kalau gereja yang dibakar, itu pasti ekstremis..TANGKAP.
- Kalau rombongan GMBI binaan kapolda bikin rusuh, mereka itu membantu aparat, kalau FPI melakukan nahi munkar, itu preman berjubah..TANGKAP.
- Kalau kepala polisi membantu rezim dzolim itu menjaga keutuhan negara NKRI, tapi kalau panglima umat minta tangkap penista agama yang menghancurkan kerukunan dan keutuhan NKRI, itu indikasi anarkis..TANGKAP.
Oleh sebab itu, sebagaimana dalam hadits yang lain, *Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang umatnya menjadi polisi yang membantu penguasa berbuat zalim.*
لَيَأْتِيَنَّ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ يُقَرِّبُونَ شِرَارَ النَّاسِ ، وَيُؤَخِّرُونَ الصَّلاةَ عَنْ مَوَاقِيتِهَا ، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَلا يَكُونَنَّ عَرِيفًا ، وَلا شُرْطِيًا ، وَلا جَابِيًا ، وَلا خَازِنًا، رواه ابن حبان في صحيحه
*“Sungguh akan pasti datang kepada kalian para pemimpin yang menjadikan manusia-manusia terjelek sebagai orang dekatnya dan mengakhirkan sholat dari waktu waktunya, maka barang siapa diantara kalian yang mendapatkan zaman itu, maka jangan sekali kali ia menjadi pembantu mereka, juga jangan pula menjadi polisi mereka, jangan pula sebagai tukang pemungut (pajak) mereka dan jangan pula sebagai tukang bendahara mereka.”* (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya).
Ustadz Said pun mengimbau kepada *aparat kepolisian agar segera bertaubat bila tidak ingin mendapat laknat dari Allah.*
“Kalian yakini hadits itu, kalian beriman maka kalian akan selamat. Sebab hal itu pasti terjadi, Nabi itu tidak pernah berbohong,
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى

*"Dan tidaklah ia berkata-kata dari hawa nafsunya melainkan wahyu yang disampaikan Allah kepadanya"*. (QS. An-Najm: 4),” tegas Ustadz Said. [AW]

Minggu, 17 Januari 2016

6 FAEDAH TENTANG WAKTU


1. Makna Waktu
Yahya bin Hubairah rahimahullah berkata : "Waktu lebih berharga daripada apa yang anda pelihara. Saya rasa ia (waktu) adalah sesuatu yang paling cepat hilang darimu." [Dzail Thabaqhat Al-Hanabilah 1/128]
2. Anda adalah Waktu
Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata :
"Wahai anak Adam, Sesungguhnya engkau adalah hari-hari yang telah Anda lalui. Setiap berlalu satu hari, maka hilanglah sebagian dari dirimu."
[Hilyah al-Auliya 2/148]
3. Pembagian Waktu
Al-Khalil bin Ahmad rahimahullah berkata :
"Waktu itu ada tiga bagian :
1. Waktu yang telah berlalu darimu dan tidak akan kembali.
2. Waktu yang sedang engkau alami, maka lihatlah bagaimana ia akan berlalu darimu.
3. Waktu yang engkau tunggu yang bisa jadi engkau tidak akan mendapatkan nya."
[Thabaqat al-Hanabilah 1/128]
4. Ulama Memanfaatkan Waktu
Dawud bin Hindu rahimahullah berkata :
"Dahulu sewaktu masih kecil, saya berkeliling pasar. Ketika pulang, saya usahakan diriku untuk berdzikir kepada Allah hingga pada tempat tertentu. Jika saya telah sampai pada tempat itu, saya usahakan diriku untuk berdzikir kepada Allah sampai pada tempat selanjutnya hingga (tiba) dirumah."
[Siyar A'lam an-Nubala XX/26]
5. Syair Tentang Waktu
Seorang rahimahullah penyair berkata :
"Hari-hari kita akan terus menerus berlalu.
Padahal semua orang telah tahu.
Bahwa kita ini menuju kematian.
Masa-masa muda yang telah berlalu.
Dan tidak mungkin akan kembali.
Dan tidak pula uban yang putih ini akan menghilang."
6. Renungkanlah Waktumu
Syaikh Abdul Aziz as-Sadhan hafizhullah berkata :
Pembaca budiman. Kalau boleh kami mengumpamakan nya dengan roda kerekan (yang ada disumur).
Sudahkah anda melihat kerekan yang diletakkan diatas bibir sumur? Apabila ada kerekan tersebut dipasang tali yang panjang, kemudian ada orang yang memegang ujung tali tersebut lalu ia menariknya dan kerekan pun ikut berputar seiring dengan ditariknya tali.
Maka tali yang ditarik akan terus bertambah panjang, sedangkan yang digulung pada kerekan itu akan terus berkurang itulah umur manusia.
Anda tidak mengetahui berapa panjang tali yang digulung pada kerekan (roda disumur).
Anda tidak mengetahui Ajal Anda !
Tali yang ditarik tadi adalah umur yang Anda miliki dan hari-hari yang terus menerus datang dan pergi.
Walaupun anda mengumpulkan jin dan manusia untuk saling berkerja sama, niscaya mereka tidak akan mampu mengembalikan (waktu yang telah berlalu) walaupun sesaat saja, apalagi sejam.
Karena itulah, kita harus meninggalkan perbuatan menunda-nunda ini sejauh-jauhnya. kita harus bersungguh-sungguh dan jangan sampai salah seorang diantara kita berputus asa untuk mengamalkan kebaikan dengan berbagai bentuknya.
Kita sering mendengar tentang orang-orang yang mengeluhkan sedikitnya bacaan mereka, orang-orang yang mengeluhkan sedikitnya hafalan mereka dan orang-orang yang mengeluhkan tidak bisanya mereka mengatur waktu.
Kita hidup dalam masyarakat yang sama walaupun tempat kita saling berjauhan. Hendaknya masing-masing dari kita memperhatikan dirinya dan sebagian saudara-saudara kita yang sangat menyepelekan beberapa permasalahn yang membuat kita lalai."
[Disarikan dari Ma'alim fi Thariq Thalab al-'Ilmi, Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad as-Sadhan. Sudah diterjemahkan dengan judul Bimbingan Menuntut Ilmu hal 33 - 37.

Selasa, 12 Januari 2016

SYAFA'AT AL QUR'AN DI DALAM QUBUR


Pertolongan Al-Quran di Alam Kubur.
Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Tiada penolong yg lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya)
Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang meninggal dunia, ketika orang - orang sibuk dgn kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba -tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.
Setelah dikuburkan dan orang - orang mulai meninggalkannya, datanglah 2 malaikat. Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab.
Tetapi si tampan itu berkata: ”Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan utk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia dimasukkan ke dalam syurga.”
Lalu ia berpaling kepada sahabatnya dan berkata,”Aku adalah Al quran yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan.
Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.”
Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la. (Himpunan Fadhilah Amal : 609)*
Allahu Akbar, selalu saja ada getaran haru selepas membaca hadits ini. Getaran penuh pengharapan sekaligus kekhawatiran. Getaran harap karena tentu saja mengharapkan Al-Quran yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada pembela. Sekaligus getaran takut, kalau-kalau Al-Quran akan menuntut kita.
Yaa Allah… terimalah bacaan Al-Quran kami. Sempurnakanlah kekurangannya.
Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Al-Quran adalah pemberi syafa’at yang pasti dikabulkan Allah Subhana wa Ta'ala
Semoga kita semua trmasuk orang yg mendapatkan Syafaat kelakk...Aamiiiin

Senin, 11 Januari 2016

KITA TDK CUKUP JADI ORANG BAIK TAPI PERLU JADI PENYERU KEBAIKAN



Sekedar jadi ORANG BAIK pasti bisa BANYAK TEMAN & bagi PENYERU KEBAIKAN malah bisa jadi BANYAK MUSUHnya.
ما الفرق بين الصالح والمصلح ؟
Apa bedanya Orang Baik (Shalih) dan Penyeru Kebaikan (Mushlih)..?
الصالح خيره لنفسه والمصلح خيره لنفسه ولغيره.
Orang Baik (Shalih), melakukan kebaikan untuk dirinya,
sedangkan Penyeru Kebaikan (Muslih) mengerjakan kebaikan utk dirinya dan orang lain..
الصالح تحبُه الناس. والمصلح تعاديه الناس .
Orang Baik dicintai manusia...
Penyeru Kebaikan dimusuhi manusia..
لماذا !!!؟؟
Kok gitu...?!?!
الحبيب المصطفى(صلى الله عليه وسلم) قبل البعثة أحبه قومه لأنه صالح .
Rosululloh Saw sebelum diutus, beliau dicintai oleh kaumnya karena beliau adalah Orang Baik...
ولكن لما بعثه الله تعالى صار مصلحًا فعادوه وقالوا ساحر كذاب مجنون.
Namun ketika ALLAH TA'ALA mengutusnya sebagai Penyeru Kebaikan, kaumnya langsung memusuhinya dengan menggelarinya : Tukang Sihir, Pendusta, Gila..
ما السبب؟ لأن المصلح يصطدم بصخرةأهواء من يريد أن يصلح من فسادهم .
Apa sebabnya..?
Karena Penyeru Kebaikan 'menyikat' batu besar nafsu angkara dan memperbaikinya dari kerusakan..
ولذا أوصى لقمان ابنه بالصبر حين حثه على الإصلاح لأنه سيقابل بالعداوة.
Itulah sebabnya kenapa Luqman menasihati anaknya agar BERSABAR ketika melakukan perbaikan, karena dia pasti akan menghadapi permusuhan...!
يا بني أقم الصلاة وأمر بالمعروف وانهَ عن المنكر واصبر على ما أصابك
Hai anakku, tegakkan sholat, perintahkan kebaikan, laranglah kemungkaran, dan bersabarlah atas apa yg menimpamu.
قال أهل الفضل والعلم : مصلحٌ واحدٌ أحب إلى الله من آلاف الصالحين.
Berkata ahli ilmu:
1 Penyeru Kebaikan lebih dicintai ALLAH TA'ALA daripada ribuan Orang Baik...
لأن المصلح يحمي الله به أمة ،والصالح يكتفي بحماية نفسه.
Karena melalui Penyeru Kebaikan itulah, ALLAH AZZA WA-JALLA jaga umat ini...
Sedang Orang Baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri !
فقد قال الله عزَّ و جلَّ في محكم التنزيل :
ALLAH Subhanahu wa ta'alaa berfirman :
وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُون َ.
"Dan tidaklah Tuhanmu membinasakan 1 negeri dengan dzalim padahal penduduknya adalah Penyeru Kebaikan (Muslih).
ولم يقل صالحون
ALLAH TA'ALA tidak berfirman dg memakai istilah Orang Baik (Sholih).
كونوا مصلحين ولا تكتفوا بأن تكونوا صالحين.
_*Maka jadilah PENYERU KEBAIKAN (MUSLIH), jangan merasa puas hanya sebagai ORANG BAIK (SHOLIH)...*_
بارك الله لناو لكم جميعا.....
Semoga Allah berkahi kita semua... Amiin

Senin, 04 Januari 2016

FITNAH SYAM DIAKHIR ZAMAN


Fitnah Syam ini adalah Fitnah Dajjal karena muncul setelah melalui Fase Pasca di Embargonya Iraq, Syam dan Mesir. Setelah Fase Embargo Iraq, Syam dan Mesir, muncul Perang Suriah yang telah disepakati para ulama seluruh dunia sebagai pembuka perang akhir zaman.
[Kata Kunci] Embargo Iraq, Syam, Mesir + Perang Suriah + Fase Mulkan Jabariyyah = Kabut Fitnah/Fitnah Dajjal Konsekwensi : mengikuti Dajjal. Dan ingat Khilafah Turky Utsmani telah runtuh 3 Maret 1924 dimana berakhirnya “Fase Mulk Adhan” lalu Muncul “Fase Mulkan Jabariyyah” dan Fase Mulkan Jabariyyah perlahan-lahan mulai diangkat Allah SWT dengan runtuhnya diktator pertama di Tunisia, Mesir, Libya, Aljazair dan Yaman. Dan Revolusi Suriah sangat jauh berbeda dengan Revolusi Jasmine di Tunisia, Revolusi Mesir, Revolusi Libya, Aljazair dan Yaman.
Inilah Syam, dimana manusia dibelahan bumi tumpah ruah di Syam dan dimana agama dan ideologi ikut pula tumpah di Syam.
Inilah Syam, berbagai agama ikut meninggikan pedang-pedangnya, ada yang mengacungkan 1 jari tauhid ada pula 2 jari tak ubahnya tanduk Syetan.
Inilah Syam, yang diperebutkan Islam, Syi’ah, Majusi, Komunis, Nashrani, Yahudi.
Inilah Syam, yang diperebutkan Komunis, Sosialis, Demokrasi, Emirate, Negara Islam maupun Khilafah.
Inilah Syam, yang diperebutkan oleh Suku Arab Badui, Suku Kurdi, Suku Asyria, Kabilah Israil, Kabilah Rafidhah, Kabilah Turk dan Suku Quraisy.
Inilah Syam, ada yang berperang demi Islam, demi Israil, demi Amirika, demi Rusia, demi Persia, demi Kurdi, demi Suku/kabilah/golongan.
Inilah Syam, dimana ada yang mati karena peluru, ada yang mati karena sembelih dan lebih banyak yang mati oleh Fitnah Dajjal.
Inilah Syam, ada mujahidin yang ikhlas dan ada pula mujahidin yang diselubungi hawa nafsu.
Inilah Syam, ada mujahidin anti Amerika dan ada pula mujahidin yang tunduk dibawah kelamin Salibis Amerika dan zionis yahudi.
Inilah Syam, tempat bertemunya pedang-pedang Romawi Barat (U.S/Uni eropa), Romawi Timur (Rusia), Persia (Iran), Negeri-Negeri Arab dan Negeri-Negeri dari Khurasan. Syam adalah negeri para Anbiyya, tanah iman, tanah hijrah, tanah yang dinaungi sayap-sayap malaikat
Inilah Syam, negeri para Anbiyya yang akan membuka kedok sekalian manusia yang bersembunyi dibalik tabir.
Inilah Syam, negeri yang didoakan Rasululloh Shollallohu alaihi wa salam, dimana dari Syam akan dimunculkan Hamba-Hamba pilihan Alloh Subhannahu wa ta'ala sang Penakluk BUMI.
Inilah Syam, ladang penyaringan para mujahidin yang diuji dengan ujian yang berkelas yang kelak berpotensi menjadi tentara yang mendampingi Al-Mahdi.
Jika dahulu Tentara Islam pernah menaklukkan 1/3 BUMI, maka kelak BUMI akan ditaklukkannya dan Islam memasuki siang (barat) dan malam (timur), dan semua bermula dari Syam.
Bara api tauhid akan membakar Jazirah Arab lalu Persia lalu Rum lalu Konstantinopel lalu Zionis dan Dajjal, dan tentara Berhati Besi yang membunuh Kafir dengan sangat sadis akan disegerakan kemunculannya karena tugasnya yang sangat berat MENAKLUKAN BUMI.
Mereka adalah hamba-hamba pilihan dan cara pembunuhannya tak pernah dialami oleh umat sebelumnya, sampai umat berkata apakah ini dibenarkan. Mereka memerangi Kafir yang satu belum kelar, mereka memerangi Kafir yang lain, mereka dicela dihina tapi mereka tidak perduli.
Mereka menjadikan Alloh sebagai sekutu dan pelindung satu-satunya dan menjadikan harta rampasan perang sebagai rezeki atau dana dari Alloh.
Bara api tauhid mereka membakar negeri-negeri yang berdekatan sebagaimana sejarah perang Islam dahulu dimana apinya sampai ke negeri-negeri yang terjauh.
Jika patokan Al-Haq sebelum Al-Mahdi muncul adalah seberapa banyak panah-panah musuh mengarah padanya atau seberapa banyak musuhnya, maka tunjukkan kepada kami seberapa banyak musuh FSA? Tunjukkan kepada kami seberapa banyak musuh Ahrar Sham? Tunjukkan kepada kami seberapa banyak musuh Jaisy Islam/Islamic Front/Liwa Islam/Zahran Alloush? Tunjukkan kepada umat seberapa banyak musuh Al-Qaeda Suriah? Berapa banyak musuh Jabhah Jaolani? Seberapa banyak musuh shohwat disuriah?
Dan Tunjukkan kepada umat seberapa banyak musuh Khilafah/IS (Islamic State)?
Presiden Bush dengan tegas berpidato pada dunia dan umat Islam saat memerangi Iraq, “ikut bersama Kami (Kafir) atau bersama teroris (Islam). Dan di era Al-Mahdi akan dipertegas cuma ada dua : kemah iman atau kemah kemunafikan, Daulah Islam atau Daulah Dajjal.
Akal jernih dan kewarasan harus tetap dijaga di akhir zaman, dan fanatisme diluar batas bisa mengunci mata, telinga dan hati. Penaklukkan Jazirah Arab oleh Al-Mahdi itu pasti akan terjadi karna Nabi tidak pernah berdusta. Bisa saja fitnah memusat pada Al-Mahdi kelak nanti,
Wallohu A’lam Bish-showwab

📂📚 SEKILAS SURGA DAN NERAKA


🔹 Manusia diciptakan oleh Allâh Azza wa Jalla dengan diberi anugerah nikmat dunia dan agama. Nikmat dunia antara lain dengan diberikan kelengkapan anggota tubuh, sedangkan nikmat agama yaitu dengan diberikan penjelasan tentang jalan kebaikan dan jalan keburukan melalui para rasul. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ ﴿٨﴾ وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ ﴿٩﴾ وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ
Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, satu lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. [Al-Balad/90: 8-10]
Yang dimaksud dengan dua jalan yaitu jalan kebaikan yang akan menghantarkan menuju surga, dan jalan kejahatan yang akan menghantarkan menuju neraka.
🔹 Di dalam tulisan ini insya Allâh akan kami sampaikan beberapa point tentang surga dan neraka. Semoga naskah singkat ini bisa menggugah semangat kita untuk selalu meningkatkan ketaatan kita kepada Allâh Azza wa Jalla dan menjauhi kemaksiatan.
🍂 Calon Penghuni Neraka Dan Surga
🔹 Penghuni neraka adalah orang-orang kafir, yaitu orang-orang yang tidak beriman kepada Allâh, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Akhir, dan takdir-Nya.
وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚ قَالُوا بَلَىٰ وَلَٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ ﴿٧١﴾ قِيلَ ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۖ فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ
Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya, dan penjaga-penjaganya berkata kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepadamu Rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang), tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya". Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. [Az-Zumar/39: 71-72]
🔹 Adapun penghuni surga adalah orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ ﴿٧٣﴾ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ ۖ فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa ke surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:"Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya". Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allâh yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki; Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal". [Az-Zumar/39: 73-74]
🔹 Sesungguhnya perkara ini sangat penting, oleh karena itu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar mengumumkannya di hadapan orang banyak di berbagai kesempatan.
عَنْ ابْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَهُ وَأَوْسَ بْنَ الْحَدَثَانِ أَيَّامَ التَّشْرِيقِ فَنَادَى أَنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا مُؤْمِنٌ
Dari Ka’b bin Mâlik, dari bapaknya, dia memberitakan kepadanya bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusnya dan Aus bin al-Hadatsan pada hari-hari tasyriq, lalu dia berseru: “Tidak akan masuk surga kecuali orang Mukmin”. [HR. Muslim, no. 1142]
🍂 Sekilas Tentang Kenikmatan Surga Dan Siksaan Neraka
🔹 Allâh Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا ﴿٥٦﴾ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ لَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ ۖ وَنُدْخِلُهُمْ ظِلًّا ظَلِيلًا
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allâh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman. [An-Nisâ’/4: 56-57]
🔹 Allâh Azza wa Jalla berfirman:
هَٰذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ ۖ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ ﴿١٩﴾ يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ ﴿٢٠﴾ وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ ﴿٢١﴾ كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا فِيهَا وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ ﴿٢٢﴾ إِنَّ اللَّهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا ۖ وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ ﴿٢٣﴾ وَهُدُوا إِلَى الطَّيِّبِ مِنَ الْقَوْلِ وَهُدُوا إِلَىٰ صِرَاطِ الْحَمِيدِ
Inilah dua golongan yang bertengkar (golongan mu'min dan golongan kafir), mereka saling bertengkar mengenai Rabb mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan):"Rasailah azab yang membakar ini". Sesungguhnya Allâh memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera. Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki(pula) kepada jalan (Allah) yang terpuji. [Al-Hajj/22: 19 – 24]
🍂 Mohon Kepada Allâh Agar Masuk Surga, dan Selamat dari Neraka
🔹 Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan keutamaan memohon kepada Allâh Azza wa Jalla agar dimasukkan ke dalam surga dan dijauhkan dari neraka dengan 3 kali doa.
مَا سَأَلَ رَجُلٌ مُسْلِمٌ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ الْجَنَّةَ ثَلَاثًا إِلَّا قَالَتْ الْجَنَّةُ اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَلَا اسْتَجَارَ مِنْ النَّارِ مُسْتَجِيرٌ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ إِلَّا قَالَتْ النَّارُ اللَّهُمَّ أَجِرْهُ مِنْ النَّارِ
Tidaklah seorang Muslim memohon surga kepada Allâh 3 kali, kecuali surga berkata, “Wahai Allâh, masukkan dia ke dalam surga”. Dan tidaklah seseorang yang meminta perlindungan meminta perlindungan dari neraka 3 kali, kecuali neraka berkata, “Wahai Allâh, lindungilah dia dari neraka”. [HR. Ahmad, no. 12585. Semakna dengan hadits ini juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasâ'i, Ibnu Mâjah, Ibnu Hibbân, al-Hâkim, Dhiyâ’ al-Maqdisi, dll. Dishahihkan oleh al-Hâkim, adz-Dzahabi, al-Albani, Syu'aib al-Arnauth, dll. Lihat Shahîh at-Targhîb, no. 3654]
🍂 Nabi Dan Sahabat Memohon Surga Dan Berlindung Dari Neraka
🔹 Mohon surga dan berlindung dari neraka merupakan permohonan Nabi dan para Shahabatnya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَجُلٍ مَا تَقُولُ فِي الصَّلَاةِ قَالَ أَتَشَهَّدُ ثُمَّ أَسْأَلُ اللَّهَ الْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِهِ مِنَ النَّارِ أَمَا وَاللَّهِ مَا أُحْسِنُ دَنْدَنَتَكَ وَلَا دَنْدَنَةَ مُعَاذٍ فَقَالَ حَوْلَهَا نُدَنْدِنُ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada seorang lelaki, “Apa yang engkau katakan di dalam shalat?” Dia menjawab: “Aku bertasyahud, lalu aku mohon sorga kepada Allâh Azza wa Jalla dan aku berlindung kepada-Nya dari neraka. Demi Allâh, aku tidak tahu apa permintaanmu dan permintaan Mu’adz”. Maka beliau bersabda: “Seputar itu kami memohon”. [HR. Abu Dawud; Ibnu Mâjah, no: 910, 3847; dishahihkan al-Albani di dalam Shifatush Shalah, hlm. 185, cet:1, Maktabah Al-Ma’arif]
🔹 Sesungguhnya keyakinan terhadap adanya surga akan mendorong orang yang meyakininya untuk melakukan ketaatan, dan keyakinan adanya neraka akan menjauhkan dari kemaksiatan. Marilah kita perhatikan keberanian Shahabat Nabi di bawah ini disebabkan keyakinannya jika mati akan masuk surga yang kekal abadi.
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ رَجُلًا أَسْوَدَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّي رَجُلٌ أَسْوَدَ مُنْتِنُ الرِّيْحِ قَبِيْحُ الْوَجْهِ لاَ مَالَ لِيْ فَإِنْ أَنَا قَاتَلْتُ هَؤُلَاءِ حَتَّى أُقْتَلَ فَأَيْنَ أَنَا؟ قَالَ : فِي الْجَنَّةِ فَقَاتَلَ حَتَّى قُتِلَ فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالَ قَدْ بَيَّضَ اللهُ وَجْهَكَ وَ طَيَّبَ رِيْحَكَ وَ أَكْثَرَ مَالَكَ
Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu, bahwa seorang laki-laki hitam datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Wahai Rasûlullâh, aku adalah seorang laki-laki hitam, berbau busuk, buruk wajah, dan aku tidak punya harta. Jika aku memerangi mereka (musuh dalam peperangan-pen) sampai aku terbunuh, di manakah aku?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Di surga”. Maka laki-laki itu memerangi musuh sampai terbunuh. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatanginya lalu bersabda, “Allâh telah memutihkan wajahmu, mewangikan baumu, dan memperbanyak hartamu”. [HR. Al-Hâkim di dalam al-Mustadrak, no. 2463, dan dia menshahihkannya 1381]
🔹 Inilah naskah singkat tentang surga dan neraka. Semoga ini bisa menggugah semangat kita untuk meningkatkan ketaqwaan, dan semoga Allâh selalu memberikan petunjuk kepada semua untuk meniti jalanNya yang lurus.
📚[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XVIII/1436H/2014M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
Oleh, Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari

Minggu, 03 Januari 2016

MAKNA HIJRAH


Kata hijrah berasal dari Bahasa Arab, yang berarti meninggalkan, menjauhkan dari dan berpindah tempat. Dalam konteks sejarah hijrah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw bersama para sahabat beliau dari Mekah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at Islam.
Dengan merujuk kepada hijrah yang dilakukan Rasulullah Saw tersebut sebagaian ulama ada yang mengartikan bahwa hijrah adalah keluar dari “darul kufur” menuju “darul Islam”. Keluar dari kekufuran menuju keimanan.
Umat Islam wajib melakukan hijrah apabila diri an keluarganya terancam dalam mempertahankan akidah dan syari’ah Islam.
Perintah berhijrah terdapat dalam beberpa ayat Al-Qur’an, antara lain: Qs. Al-Baqarah 2:218).
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berhijrah di jalan Allah, mereka itu mengharpakn rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang mujairin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni;mat) yang mulia. (Qs. Al-An’fal, 8:74)
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan (Qs. At-Taubah, 9:20)
Pada ayat-ayat di atas, terdapat esensi kandungan:
1. Bahwa hijrah harus dilakuakn atas dasar niat karena Allah dan tujuan mengarah rahamt dan
keridhaan Allah.
2. Bahwa orang-oerang beriman yang berhijrah dan berjihad dengan motivasi karena Allah dan tujuan
untuk meraih rahmat dan keridhaan Allah, mereka itulah adalah mu’min sejati yang akan memperoleh
pengampunan Allah, memperoleh keebrkahan rizki (ni’mat) yang mulai, dan kemenangan di sisi Allah.
3. Bahwa hijrah dan jihad dapat dilakukan dengan mengorbankan apa yang kita miliki, termasuk harta
benda, bahkan jiwa.
4. Ketiga ayat tersebut menyebut tiga prinsip hidup, yaitu iman, hijrah dan jihad. Iman bermakna
keyakinan, hijtah bermakna perubahan dan jihad bermakna perjuangan dalam menegakkan risalah Allah.
Makna Hijrah
Hijrah sebagai salah satu prinsip hidup, harus senantiasa kita maknai dengan benar. Secara bahasa hijrah berarti meninggalkan. Seseorang dikatakan hijrah jika telah memenuhi 2 syarat, yaitu, yaitu yang pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang dituju (tujuan). Kedua-duanya ahrus dipenuhi oleh seorang yang berhijrah. Meninggalkan segala hal yang buruk, negative, maksiat, kondisi yang tidak kondisif, menju keadaan yang lebih yang lebih baik, positif dan kondisi yang kondusif untuk menegakkan ajaran Islam.
Dalam realitas sejarah hijrah senantiasa dikaitkan dengan meninggalkan suatu tempat, yaitu adanya peristiwa hijrah Nabi dan para sahabat meninggalkan tepat yang tidak kondisuf untuk berdakwah. Bahkan peristiwa hijrah itulah yang dijadikan dasar umat Islam sebagai permulaan ahun Hijriyah.
Tahun Hiriyah, ditetapkan pertama kali oleh Khalifah Umar bin Khatab ra, sebagai jawaban atau surat Wali Abu Musa Al-As’ari. Khalifah Umar menetapkan Tahun Hijriyah Kalender Tahun Gajah, Kalender Persia untuk menggantikan penanggalan yang digunakan bangsa Arab sebelumnya, seperti yang berasal dari tahun Gajah, Kalender Persia, Kalender Romawi dan kalender-kalendar lain yang berasal dari tahun peristiwa-peristiwa besar Jahiliyah. Khlifah Umar memilih peristiwa Hijrah sebagai taqwim Islam, karena Hijrah Rasulullah aw dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah merupakan peristiwa paling monumental dalam perkembangan dakwah.
Secara garis besar hijrah kita bedkan menajdi dua macam yaitu:
1. Hijrah Makaniyah : Yaitu meinggalkan suatu tempat. Bebebrapa jenis hijrah maknawiyah, yaitu:
a. Hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke Habasyiyah.
b. Hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke Madinah.
c. Hijrah dari suatu negeri yang didalamnya didominasi oleh hal-hal
yang diharamkan.
d. Hijrah dari suatu negeri yang membahayakan kesehatan untuk menhindari penyakit menuju negeri
yang aman.
e. Hijrah dari suatu tempat karena gangguan terhadap harta benda.
f. Hijrah dari suatu tempat karena menghindari tekanan fisik
Seperti hijrahnya Ibrahim as dan Musa as, ketika Beliau khawatir akan gangguan kaumnya.
Seperti yang tecantum dalam al-Qur’an:
Berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan).
Tuhanku, Sesungguhnya Dialah yang Maha erkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. Al-Ankabuit, 29:26).
Maka keluarkanlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatri, dia berdo’a “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu (Qs. Al-Qashah, 2:21).
2. Hijrah Maknawiyah
Secara maknaiyah hijrah dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
a. Hijrah I’tiqadiyah
Yaitu hijrah keyakinan. Iman bersifat pluktuatif, kadang menguat menuju puncak keyakinan mu’min sejati, kadang pula melemah mendekati kekufuran Iman pula kadang hadir dengan kemurniannya, tetapi kadang pula bersifat sinkretis, bercampur dengan keyakinan lain mendekati memusyrikan. Kita harus segera melakuakn hijrah keyakinan bila berada di tepi jurang kekufuran dan kemusyrikan keyakinan. Dalam konteks psikologi biasa disebut dengan konversi keyakinan agama.
b. Hijrah Fikriyah
Fikriyah secara bahasa berasal dari kata fiqrun yang artinya pemikiran. Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, seolah dunia tanpa batas. Berbagai informasi dan pemikiran dari belahan bumi bisa secara oline kitya akses.
Dunia yang kita tempati saat ini, sebenarnya telah menjadi medan perang yang kasat mata. Medan perang yang ada tapi tak disadari keberadaannya oleh kebanyakan manusia gendeang perang telah dipukul dalam medan yang namanya “Ghoswul Fikr” (baca: Perang pemikiran).
Tak heran berbagai pemikiran telah tersebar di medan perang tersebut laksana dari senjata-senjata perengut nyawa. Isu sekularisasi, kapitalisasi, liberalisasi, pluralisasi, dan sosialisasi bahkan momunisasi telah menyusup ke dalam sendi-sendi dasar pemikiran kita yang murni. Ia menjadi virus ganas yang sulit terditeksi oleh kacamata pemikiran Islam. Hijrah fikriyah menjadi sangat penting mengingat kemungkinan besar pemikiran kita telah terserang virus ganas tersebut. Mari kita kembali mengkaji pemikiran-pemikiran Islam yang murni. Pemikiran yang telah disampaikan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw, melalui para sahabat tabi’in, tabi’it, tabi’in dan para generasi pengikut shalaf.
“Rasulullah Saw bersabda: Umatku niscaya akan mengikuti sunan (budaya, pemikiran, tradisi, gaya hidup) orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta-demi sehasta, sehingga mereka masuk ke lubang biawak pasti umatku mengikuti mereka. Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah apaakh mereka itu orang-orang Yahudi dan Nasrani ? Rasulullah menjawab: Siapa lagi kalau bukan mereka.
c. Hijrah Syu’uriyyah
Syu’uriyah atau cita rasa, kesenangan, kesukaan dan semisalnya, semau yang ada pada diri kita sering terpengaruhi oleh nilai-nilai yang kuarng Islami Banyak hal seperti hiburan, musik, bacaan, gambar/hiasan, pakaian, rumah, idola semua pihak luput dari pengaruh nilai-nilai diluar Islam. Kalau kita perhatikan, hiniran dan musik seorang muslim takjauh beda dengan hiburannya para penganut paham permisifisme dan hedonisme, berbau hutra-hura dan senang-senang belaka.
Mode pakain juga tak kalah pentingnya untuk kita hiraukan Hijrah dari pakaian gaya jahiliyah menuju pakaian Islami, yaitu pakaian yang benar-benar mengedepankan fungsi bukan gaya. Apa fungsi pakaian ? Tak lain hanyalah untuk menutup aurat, bukan justru memamerkan aurat. Ironis memang banyak diantara manusia berpakaian tapi aurat masih terbuka. Ada yang sudah tertutup tapi ketat dan transparan, sehingga lekuk tubuhnya bahkan warna kulitnya terlihat. Konon, umat Islam dimanjakan oleh budaya barat dengan 3 f, food, fan, fashan.
d. Hijrah Sulukiyyah
Suluk berarti tingkah laku atau kepribadian atau biasa disebut juag akhlaq. Dalam perjalanannya ahklaq dan kepribadian manusia tidak terlepas dari degradasi dan pergeseran nilai. Pergeseran dari kepribadian mulai (akhlaqul karimah) menuju kepribadian tercela akhlaqul sayyi’ah). Sehingga tidak aneh jika bermuculan berbagai tindak moral dan asusila di masyarakat. Pencurian, perampokan, pembunuhan, pelecehan, pemerkosaan, penghinan dan penganiyaan seolah-olah telah menjadi biasa dalam masyarakat kita. Penipuan, korupsi,, prostitusi dan manipulasi hampir bisa ditemui di mana-mana. Dalam moment hijrah ini, sangat tepat jika kita mengkoreksi akhlaq dan kepribadian kita untuk kemudian menghijrahkan akhlaq yang mulia.
Refleksi
Dengan telah berakhirnya tahun 1431 H dan tibanya tahun 1433 H, serta sebentar lagi akan segera pergantian tahun masehi dari 2011, suatu hal yang pasti bahwa usia kita bertambah dan jatah usia kita semakin berkurang. Sudah selayaknya kita menghisab drii sebelum dihisab oleh Allah. Rasulullah Saw bersabda:
“Hisablah (lakukan perhitungan atas) dirimu sebelum dihisab oleh Allah, dan lakukanlah kalkulasi amal baik dan amal burk sebelum Allah memberikan kalkulasi amal atas dirimu.
Apakah kehidupan kita banyak diisi dengan beribadah atau bermaksiat ? Apakah kita banyak mematuhi ajaran Allah ataukah banyak melanggar atauran Allah ? Apakah kita ini termasuk orang yang menunaikan shalat fardlu atau malah lalai dalam menunaikan shalat fardlu ? Apakah diri kita ini termasuk golongan orang – orang ynag celaka mendapat siksa neraka ? Rasulullah bersabda :
Utsman bin Hasan bin Ahmad As-Syakir mengatakan:
“Tanda-tanda orang yang akan mendapatkan kecelakaan di akherat kelak ada empat perkara:
1. Terlalu mudah melupakan dosa yang diperbuatnya, padahal dosa itu tercatat di sisi Allah.
Orang yang mudah melupakan dosa ia akan malas bertobat dan mudah mengerjakan dosa kembali.
2. Selalu mengingat (dan membanggakan) atas jasanya dan amal shalihnya, padahal ia sendiri tidak
yakin apakah amal tersebut diterima Allah atau tidak. Orang selalu mengingat jasanya yag sudah lewat
ia akan takabur dan malas untuk berbuat kebajikan kembali di ahri-hari berikutnya.
3. Selalu melihat ke atas dalam urusan dunia. Artinya ia mengagumi sukses yang dialami orang lain dan
selalu berkeinginan untuk mengejar sukses orang tersebut. Sehingga hidupnya selalu merasa kekurangan.
4. Selalu melihat ke bawah dalam urusan agama. Akibat ia akan merasa puas dengan amalnya selama
ini, sebab ia hanya membandingkan amalnya dengan amal orang lain di bawah dia.***

Jumat, 01 Januari 2016

10 Perilaku Istri Durhaka Kepada Suami


Di bawah ini adalah 10 perilaku yang harus dihindari oleh para istri, agar tidak menjadi golongan istri durhaka kepada suami, diantaranya adalah:
1. Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna
Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangat romantis sebagaimana ia baca dalam novel maupun ia saksikan dalam sinetron-sinetron.
Ia memiliki gambaran yang sangat ideal dari sebuah pernikahan. Kelelahan yang sangat, cape, masalah keuangan, dan segudang problematika di dalam sebuah keluarga luput dari gambaran nya.
Ia hanya membayangkan yang indah-indah dan enak-enak dalam sebuah perkawinan.
Akhirnya, ketika ia harus menghadapi semua itu, ia tidak siap. Ia kurang bisa menerima keadaan, hal ini terjadi berlarut-larut, ia selalu saja menuntut suaminya agar keluarga yang mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa ia impikan sejak muda.
Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah baiknya jika ia melihat lembaga perkawinan dengan pemahaman yang utuh, tidak sepotong-potong, romantika keluarga beserta problematika yang ada di dalamnya.
2. Nusyuz (tidak taat kepada suami)
Nusyus adalah sikap membangkang, tidak patuh dan tidak taat kepada suami. Wanita yang melakukan nusyus adalah wanita yang melawan suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan tidak ridha pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan untuknya.
Nusyuz memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah:
Menolak ajakan suami ketika mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan maupun secara samar.Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin hubungan gelap dengan pria lain.Memasukkan seseorang yang tidak disenangi suami ke dalam rumahLalai dalam melayani suamiMubazir dan menghambur-hamburkan uang pada yang bukan tempatnyaMenyakiti suami dengan tutur kata yang buruk, mencela, dan mengejeknyaKeluar rumah tanpa izin suamiMenyebarkan dan mencela rahasia-rahasia suami.
Seorang istri shalihah akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami di atas segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan dalam kedurhakaan kepada Allah, karena tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan taat kapan pun, dalam situasi apapun, senang maupun susah, lapang maupun sempit, suka ataupun duka. Ketaatan istri seperti ini sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.
3. Tidak menyukai keluarga suami
Terkadang seorang istri menginginkan agar seluruh perhatian dan kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya. Tak boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya. Termasuk juga kepada orang tua suami. Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.
Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu mertuanya. Ia menganggap ibu mertua sebagai pesaing utama dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami. Terkadang, sebagian istri berani menghina dan melecehkan orang tua suami, bahkan ia tak jarang berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka kepada orang tuanya. Terkadang istri sengaja mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu masalah, bahkan tak segan untuk memfitnah keluarga suami.
Ada juga seorang istri yang menuntut suaminya agar lebih menyukai keluarga istri, ia berusaha menjauhkan suami dari keluarganya dengan berbagai cara.
Ikatan pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan dalam sebuah lembaga pernikahan, namun juga ‘pernikahan antar keluarga’. Kedua orang tua suami adalah orang tua istri, keluarga suami adalah keluarga istri, demikian sebaliknya. Menjalin hubungan baik dengan keluarga suami merupakan salah satu keharmonisan keluarga. Suami akan merasa tenang dan bahagia jika istrinya mampu memposisikan dirinya dalam kelurga suami. Hal ini akan menambah cinta dan kasih sayang suami.
4. Tidak menjaga penampilan
Terkadang, seorang istri berhias, berdandan, dan mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah, ketika hendak bepergian, menghadiri undangan, ke kantor, mengunjungi saudara maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara lainnya di luar rumah. Keadaan ini sungguh berbalik ketika ia di depan suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat.
Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh istri, jangan heran jika suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar ketimbang di rumah. Semestinya, berhiasnya dia lebih ditujukan kepada suami Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak untuk itu.
5. Kurang berterima kasih
Tidak jarang, seorang suami tidak mampu memenuhi keinginan sang istri. Apa yang diberikan suami jauh dari apa yang ia harapkan. Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun suaminya sudah berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan keinginan-keinginan istrinya.
Istri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas karunia Allah yang diberikan kepadanya lewat suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan. Sifat qona’ah dan ridho terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh dari dirinya.
Seorang istri yang shalihah tentunya mampu memahami keterbatasan kemampuan suami. Ia tidak akan membebani suami dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukan suami. Ia akan berterima kasih dan mensyukuri apa yang telah diberikan suami. Ia bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya, dengan bersyukur, insya Allah, nikmat Allah akan bertambah.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.”
6. Mengingkari kebaikan suami
“Wanita merupakan mayoritas penduduk neraka.” Demikian disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah shalat gerhana ketika terjadi gerhana matahari.
Ajaib!! wanita sangat dimuliakan di mata Islam, bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih besar ketimbang ayah. Sosok yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni mayoritas neraka. Bagaimana ini terjadi?
“Karena kekufuran mereka,” jawab Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa hal itu bisa terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?
Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya. Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang istri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka si istri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari suaminya. Demikian penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).
Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suami!!
Inilah penyebab banyaknya kaum wanita berada di dalam neraka. Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling introspeksi, apa dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami-suami kita?
Jika kita terbebas dari yang demikian, alhamdulillah. Itulah yang kita harapkan. Berita gembira untukmu wahai saudariku.
Namun jika tidak, kita (sering) mengingkari suami, mengingkari kebaikan-kebaikannya, maka berhati-hatilah dengan apa yang telah disinyalir oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bertobat, satu-satunya pilihan utuk terhindar dari pedihnya siksa neraka. Selama matahari belum terbit dari barat, atau nafas telah ada di kerongkongan, masih ada waktu untuk bertobat. Tapi mengapa mesti nanti? Mengapa mesti menunggu sakaratul maut?
Janganlah engkau katakan besok dan besok wahai saudariku; kejarlah ajalmu, bukankah engkau tidak tahu kapan engkau akan menemui Robb mu?
“Tidaklah seorang isteri yang menyakiti suaminya di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari yang menjadi pasangan suaminya (berkata): “Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Allah, seorang suami begimu hanyalah seorang tamu yang bisa segera berpisah dengan kamu menuju kami.” (HR. At Tirmidzi, hasan)
Wahai saudariku, mari kita lihat, apa yang telah kita lakukan selama ini , jangan pernah bosan dan henti untuk introspeksi diri, jangan sampai apa yang kita lakukan tanpa kita sadari membawa kita kepada neraka, yang kedahsyatannya tentu sudah Engkau ketahui.
Jika suatu saat, muncul sesuatu yang tidak kita sukai dari suami; janganlah kita mengingkari dan melupakan semua kebaikan yang telah suami kita lakukan.
“Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR.Ahmad)
7. Mengungkit-ungkit kebaikan
Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak terkecuali seorang istri. Yang jadi masalah adalah jika seorang istri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit kebaikannya semata.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]
Abu Dzar radhiyallahu’Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu’Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih.”
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.” Lalu Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual. ” [HR. Muslim]
8. Sibuk di luar rumah
Seorang istri terkadang memiliki banyak kesibukan di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Jangan sampai aktivitas tersebut melalaikan tanggung jawab nya sebagai seorang istri. Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya terabaikan.
Ketika suami pulang dari mencari nafkah, ia mendapati rumah belum beres, cucian masih menumpuk, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika hni terjadi terus menerus, bisa jadi suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar atau di kantor.
9. Cemburu buta
Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila seorang istri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami yang jarang berada di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak mendasar, dan hanya berasal dari praduga; maka rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.
Cemburu yang disyariatkan adalah cemburunya istri terhadap suami karena kemaksiatan yang dilakukannya, misalnya: berzina, mengurangi hak-hak nya, menzhaliminya, atau lebih mendahulukan istri lain ketimbang dirinya. Jika terdapat tanda-tanda yang membenarkan hal ini, maka ini adalah cemburu yang terpuji. Jika hanya dugaan belaka tanpa fakta dan bukti, maka ini adalah cemburu yang tercela.
Jika kecurigaan istri berlebihan, tidak berdasar pada fakta dan bukti, cemburu buta, hal ini tentunya akan mengundang kekesalan dan kejengkelan suami. Ia tidak akan pernah merasa nyaman ketika ada di rumah. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, kejengkelannya akan dilampiaskan dengan cara melakukan apa yang disangkakan istri kepada dirinya.
10. Kurang menjaga perasaan suami
Kepekaan suami maupun istri terhadap perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik, kesalahpahaman, dan ketersinggungan. Seorang istri hendaknya senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik dengan cara memojokkan. Istri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika dipandang suaminya.
Demikian beberapa perbuatan yang harus dihindari oleh para istri, yang sudah berjanji menerima suaminya dihadapan Allah SWT ketika didepan penghulu, untuk bisa menerima apa adanya keadaan suaminya. Semoga dengan membaca artikel ini kita dapat menyadarinya betapa perbuatan-perbuatan di atas sangat rusak sekali, dengan menghindari perbuatan-perbuatan tersebut, maka akan menimbulkan akibat keluarga yang Sakinah, Mawadah dan Warohmah. Bisa berkumpul di SurgaNya Allah bersama suami. Menjadi suami istri sampai Surga.
Amiin Yaa Robbal’alamiin…
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257).