Selasa, 19 Oktober 2010

Satu Tahun Pemerintahan SBY - Boedino


Dimana-mana rame, demo memperingati 1 tahun pemerintahan SBY - Boediono yang dinilai gagal. Saya jadi ingat sewaktu masih hidup di Jakarta beberapa tahun yang lalu. Waktu itu saya sangat akrab dengan teman sejawat satu perkerjaan di sebuah perusahaan swasta. Kebetulan teman tersebut adalah kawan bahkan sahabat sejak kecil seorang wartawan dan aktivis senior di negri ini yang sudah meninggal dibunuh beberapa tahun yang lalu, namun sampai sekarang belum jelas siapa yang membubuhnya.
Teman saya itu bercerita dari yang pernah dia diberi cerita pula dari sahabaynya yang meninggal itu. Dikatakannya bahwa suatu hari sahabatnya itu pernah memergoki suatu pertemuan, dimana pertemuan itu dihadiri hampir oleh seluruh peng-gede - peng-gedi negri ini. Mereka berkumpul, bersuka, bercita, minum sana minum sini, makan sana makan sini. Senyum dan tawa, tersipu dan manja saling peluk dan sangat-sangat saling akrab.
Si sahabatnya itu bengong dan bingung, heran dan hampir gak percaya, sebab dia melihat sendiri di pentas nasional seorang tokoh X sangat benci dengan Tokoh Y, Pejabat A saling caci dengan Pejabat B, aktivis itu musuh bebuyutan dengan aktivis ini, si C dengan di D saling tarung, adu argumen, adu dalil dan adu-adu yang lainnya. Penggede anu saling tuduh dengan penggede ono..... dah pokoknya yang menurut dia saling musuh, ternyata di forum itu mereka saling peluk saling akrab.

Jadi selama ini dia (sahabatnya temen) salah tafsir...selama ini para pemilik negri ini sebenarnya SANDIWARA dalam menangani semua permasalahan negri ini, seolah saling benci, saling kutuk, saling caci....padahal mereka sedang menikmati menjadi orang-orang yang sedang berada di atas tampuk pemerintahan. Mereka seolah sedang serius memikirkan negri ini, mereka seolah tampil dengan seragam angkuhnya sedang mengurusi rakyat negri ini, padahal mereka sedang asyik menjadi pewaris negri ini.

Siapa berikutnya yang ingin menjadi pewaris-pewaris negri ini.....tunggu.... kami akan menuntut kalian di hari akhir nanti (sebab ngga mungkin kami bisa menuntut kalian disini saat ini, karna kalian punya mortir, kalian punya tentara, kalian punya polisi, kalian pemilik hukum buatan manusia), tunggu...tunggu di hari nanti kalian akan kami buat BANGKRUT.

"Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya : Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut ( pailit ) itu ? Maka mereka ( para sahabat ) menjawab : orang yang pailit di antara kita adalah orang yang tidak mempunyai uang dan harta. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerangkan : orang yang pailit dari ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa dan zakatnya, namun dia datang dan (dahulu di dunianya) dia telah mencela si ini, menuduh (berzina) si itu, memakan harta si ini, menumpahkan darah si itu dan telah memukul orang lain ( dengan tidak hak ), maka si ini diberikan kepadanya kebaikan orang yang membawa banyak pahala ini, dan si itu diberikan sedemikian juga, maka apabila kebaikannya sudah habis sebelum dia melunasi segala dosanya ( kepada orang lain ), maka kesalahan orang yang didzalimi di dunia itu dibebankan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke api neraka. HR. Muslim.

Keterangan singkat.

Di dunia ini, mungkin banyak orang-orang yang merasa kuat dapat membebaskan diri mereka dari jeratan hokum akibat perbuatan dzalim mereka terhadap orang lain, baik berupa hutang, membunuh tanpa alasan yang dibenarkan oleh Allah, mencaci maki orang lain dan sebagainya, namun tidak demikian dengan hukum dan keadilan yang Allah tegakkan di hari kiamat kelak, pada saat itu tidak seorang-pun yang dapat membebaskan diri dari kesalahannya selama di dunia yang dia tak pernah bertaubat dan menyesalinya, orang yang mereka dzalimi datang kehadapan Allah mengadukan kedzaliman orang tersebut sedang ia bergantung dengan kepala saudaranya sambil berkata : wahai Tuhan-ku tananyakan kepada orang ini ( yang telah membunuhku ) kenapa dia telah membunuhku di dunia ? dan sebagainya, sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwasiat kepada ummatnya dengan sabdanya : Barangsiapa disisi ada perbuatan dzalim terhadap saudaranya, maka hendaklah ia meminta dihalalkan ( dimaafkan ) sekarang sebelum datang hari yang tidak berlaku pada saat itu emas atau perak.sebelum diambil darinya kebaikannya untuk membayar kedzalimannya terhadap saudaranya, dan jika dia tidak mempunyai kebaikan, maka dibebankan kepadanya keburukan saudaranya itu kepadanya. HR.Bukhari.

Oleh karena itu, segeralah kita membabaskan diri kita dari mendzalimi orang lain, penuhilah setiap yang mempunyai hak akan haknya, dan jangan menunggu hari hari esok karena tidak seorangpun yang mengetahui akan keberadaannya di esok hari.

Kandungan hadits :

  • Hadits ini menerangkan akan adanya pembalasan di hari kiamat.
  • Orang yang mendzalimi saudaranya di dunia, sedang dia belum bertaubat dari kedzaliman tersebut dengan meminta maaf atau mengembalikan haknya, maka dia harus membayarnya dengan kebaikannya.

Tidak ada komentar: