Rabu, 04 Agustus 2010

Menjelang Kemerdekaan RI ke 65


16 tahun yang lalu sebelum ayahku meninggal, dia pernah mengatakan, "le....kita ini memang sudah merdeka dan pernah di proklamirkan oleh soekarno - hatta pada 17 agustus 45...tapi tahun-tahun berikutnya tidak pernah di proklamirkan lagi...hanya di peringati saja. Jadi aku sendiri masih ragu le...apa benar-benar kita sudah merdeka atau hanya lepas dari penjajahan saja".
Benar juga Yah, seandainya engkau bisa melihat saat ini makin ngga jelas lagi klo dulu sewaktu aku di Jakarta dari 2001 hingga 2006, aku sering ke toko, mal, plaza, hypermart, mangga dua, glodok, dan tak terhitung lainnya hendak belanja perangkat komputer dan elektronik lainnya. Disana aku lihat dari pojok toko, tengah, samping TIDAK ADA ORANG PRIBUDI, WONG JOWO NE ORA ONO, KABEH CINO... bukan berarti gak seneng sama orang cina, ini sekedar sharing saja....jarene wes merdeka kok kita sendiri gak bisa buka toko di Mal seperti itu.
Bayangkan yang namanya mal-mal apalagi yang hyper-hyper, dari lantai dasar sampai lantai atas semua gak ada wonge dewe...dan usianya sudah puluhan tahun...bahkan mungkin puluhan tahun kedepan...seng rame meng toko batik-e tok neng jakarta.

Nah sekarang mungkin bisa jadi alasan... ini kan era global....

DIRGAHAYU KEMERDEKAAN TERITORIAL REPUBLIK INDONESIA KE 65

Menjelang Ramadhan 1431 H


Semua konco wong kalongan, seperti biasa dan sudah menjadi tradisi kita saat jelang ramadhan kita saling maaf memaafkan (gak usah nunggu lebaran) serta saling do'a-mendo'akan semoga di saat menempuh puasa ramadhan nanti agar diberi kesehatan dan kekuatan. Maaf yo, pren, pro konco, pro mitro, lur (poro sedulur), nda (bolo nda), brur.

Adat kebiasaan lainnya yo kuburan rame, akan diziarahi oleh keluarga jauh maupun dekat, yang sebelumnya para orang tua mereka dikubur di sapuro atau krapyak lor, nek ora mbeji.

Kalau para pedagang rame-rame stok barang buat persiapan lebaran, dari barang matang mereka siapkan mentahnya, dari sandang, mereka siapkan gudangnya.

Pengurus langgar, musholla dan masjid siap-siap bersih-bersih buat trawehan, rapat-rapat susun panitia ramadhan dan zakat.

Toko-toko dan mal siap atur bazar-bazar dengan turun harga, tapi gak tahu juga klo harga sebelumnya dah dinaikkan dulu.

Namun untuk urusan kebutuhan pokok, seperti beras, gula dan lainnya dah pasti ini adalah budaya menaikkan barang tersebut.

Pejabat, pemerintah pun tidak bisa mengaturnya dan disini kelihatan kecerdasan para pemerintah dalam pengendalian harga saat jelang ramadhan dan saat jelang lebaran. Mereka gak bisa ngapa-ngapain

Yo wes kon priye maneh, lagi-lagi rakyat kecil yang jadi kewalahan hadapi saat-saat seperti ini. Namun mudah-mudahan, smoga keberkahan ramadhan akan menjadi penyelesai dalam segala hal.