Senin, 29 November 2010

Wong Kalongan ra iso diapusi karo Gayus



Nek wong kalongan wes paham, model crito gayus etok-etok metu dek penjara, trus etok-etok ra ono seng ngerti, etok-etok nyalahke mono-mene, etok-etok nyengeni kae, etok-etok, nyalahke kiye, etok-etok dimasalah-ke.....wes paham....ra iso diapusi wong kalongan.

Mengko nek wes koyo kuwi, wah bakal rame bahas sopo seng tanggung jawab, bisone Gayus metu jalan-jalan.......
terus ................
terus ...............
seng dadi masalah utamane...masalahe Gayus seng temenan, DIKLALENKE, SENGAJA DIKLALEN-KE.....
terus ....
terus ....
BUBAR ora jelas ujung-e.

Wong Kalongan ora iso diapusi...................

Kamis, 25 November 2010

Keuangan Yang Maha Kuasa?




Dahulu. Mantan Gubernur BI, yang pertama, Sjafruddin Prawiranegara, pernah ditahan Laksus, gara-gara khutbah Idul Fitri, di Jakarta, membuat plesetan, di mana Pancasila, sila pertama ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’, diplesetkan menjadi ‘Keuangan Yang Maha Kuasa’.

Sebuah kritik di tahun 80 an oleh alrmarhum Sjafruddin Prawiranegara, yang sudah melihat gejala korupsi yang maha dahsyat.

Perbuatan korupsi, sogok, suap, dikalangan para pejabat, itu disebabkan mereka sudah menjadikan ‘uang’ sebagai 'Tuhan' dan sesembahan mereka. Sila pertama Pancasila, ‘Ketuhanan yang Maha Esa’, mestinya menjadikan kehidupan bangsa ini lebih agamis, dan menjauhkan diri, terutama dari perbuatan yang memuja selain Allah Azza Wa Jalla.

Tetapi negara yang menganut falsafah dan ideologi Pancasila, faktanya menjadi negara bobrok, negara yang dikuasai para bandit, mafia, koruptor, penipu, dan bajingan. Aparat penegak hukum yang mestinya menjadi penegak hukum, dan memberikan rasa keadilan telah bertekuk lutut dihadapan para bandit, mafia, koruptor, penipu dan bajingan.

Alangkah malangnya republik ini. Negara yang gemah ripah loh jinawe telah menjadi negara yang ‘kere’. Karena semuanya telah kalah melawan para perusak negara, sehingga Indonesia tak mampu bangkit. Karena semuanya telah menjadikan ‘uang’ sebagai 'Tuhan' mereka, sebagai sesembahan mereka, dan hidup mereka hanyalah diorientasikan untuk mengejar ‘uang’ dan ‘uang’. Tidak yang lain. Semuanya hanya mengabdi kepada ‘uang’.

Orang cina mempunyai filsafah yang mereka katakan, ‘Tak ada tembok yang tidak dapat ditembus dengan peluru emas’. Artinya , tidak ada pejabat negara yang tidak bisa ditembus dengan ‘uang’ alias ‘duit’. Setiap pejabat mesti doyan duit, dan rakus terhadap harta kekayaan. Inilah yang menjadikan mereka itu mangsa yang empuk bagi para pengusaha cina.

Tak heran budaya sogok suap yang mula-mula dijalankan para pengusaha cina yang ingin mendapatkan proyek, izin, dan perlindungan, dan sekarang menerima sogok suap, sudah menjadi ‘aqidah’ para pejabat.

Sogok suap tidak lagi monopoli para pengusaha keturunan cina, tetapi setiap pengusaha, kebanyakan mereka mempraktekkan sogok suap. Kasus Gayus membuka tabir hitam yang selama ini menyelimuti kehidupan rakyat. Semuanya menjadi terang benderang.

Arthalyta, Syamsul Nursalim, Bank Century, dan lainnya, hanya memberikan gambaran, di mana para pejabat Indonesia dengan sangat mudah dikalahkan dengan ‘uang’. Tidak ada sekarang usaha yang tidak berkaitan dengan sogok dan suap.

Karena para pejabat rakus dan tamak dengan harta, dan mereka menjadikan ‘uang’ sebagai tuhan mereka, maka kehidupan rakyat ini, semakin lama semakin tidak lagi lebih baik. “Moral hazard’ ada di mana-mana. Praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sudah mendarah daging, sampai ke tulang sungsum. Tidak mungkkin akan dapat dihapus.

Perubahan dari Orde Baru ke Orde Reformasi tidak menghasilkan perbaikan apa-apa. Hanya menghasilkan segala kejahatan menjadi terbuka. Di zaman Soeharto ditutupi, tetapi sekarang di Orde Reformasi menjadi telanjang. Para penipu, maling, koruptor, dan penjahat, lebih berani dengan terang-terangan melakukan kejahatan mereka.

Mereka tidak takut dengan ‘bui’ toh mereka dapat membayar para penjaga penjara. Mereka dapat pulang atau keluar penjara sesuka hati. Putusan pengadilan tak membuat para penjahat itu menjadi jera. Karena putusan yang akan mereka terima pasti ringan.

Apalagi para koruptor yang telah melakukan kejahatan mereka dengan senang menjalani kehidupan di penjara. Karena penjara hanyalah formalitas belaka.
Mereka bisa meninggalkan penjara, kapan saja diinginkan. Apalagi yang melakukan kejahatan tokoh partai politik. Dengan sangat mudah bisa keluar.

Bahkan yang lebih dahsyat, penjara dapat menjadi tempat mengendalikan kejahatan yang mereka lakukan. Seperti bisni narkoba. Bisnis narkoba dikendalikan dari dalam penjara oleh para bandar narkoba. Luar biasa. Semuanya mereka pasti bekerjasama dengan aparat. Tidak mungkin para penjahat itu dengan mudah bisa berbuat seperti itu.

Mantan anggota legislatif, menteri gubernur, bupati, pejabat bank, dan lainnya, mereka tak takut dipenjara. Mereka bisa keluar dengan waktu yang singkat. Itu semuanya sudah terbukti. Bagaimana Gayus, yang bukan pejabat tinggi, yang golongan III A, bisa dengan mudah keluar masuk penjara, apalagi mereka yang mempunyai jabatan dengan sangat mudah dapat keluar penjara.

Semuanya dapat berlangsung, karena semuanya menjadi pemuja, penyembah,
pemburu yang namanya ‘uang’. Uang menjadi segalanya. Etika, moral, dan agama, hanyalah ada di masjid-masjid. Apalagi, banyak tokoh agama, partai Islam, yang mereka juga sangat doyan dengan harta, dan menjadikan ‘uang’ sebagai 'Tuhan' sesembahan mereka. Maka, tak heran kemungkaran bisa disulap menjadi kebenaran, dan kejahatan bisa disulap menjadi kemaslahatan. Uang 'haram' menjadi uang 'halal'. Ada pepatah uang siapapun kalau sudah masuk ke kantong 'ulama' menjadi shadaqoh. Semua itu ditangan para ahli agama menjadi boleh.

Inilah keadaan yang kita alami bersama saat ini. Semua lapisan dan golongan menjadi penyembah ‘uang’. ‘Uang’ telah menjad ‘Tuhan’ semesta alam. ‘Uang’ lah segala-galanya.

Maka apa yang dikatakan oleh almarhum Sjafruddin Prawiranegara yang mengatakan ‘Keuangan Yang Maha Kuasa”, kondisi sekarang inilah buktinya. Negara carut-marut para penjahat bisa mengatur segalanya. Wallahu’alam.

Eramuslim, Senin, 22/11/2010 12:58 WIB

Selasa, 23 November 2010

NASIBMU TKW INDONESIA






Akibat Kemelaratan di Indonesia! Banyak TKW-TKW Kita Disiksa Nun Jauh Disana

Melarat...ya melarat, kita punya apa, sudah banyak BUMN kita dijual asing, kita punya keuntungan apa.....Utang...ya....untung dari utang.

Petronas adalah BUMN (BADAN USAHA MILIK NEGARA) yang dimiliki penuh oleh pemerintah Malaysia. Bukan diobral/dijual ke segelintir pemilik modal/asing.

Kalau pun ada yang di go-public-kan, itu cuma anak perusahaannya bukan Petronasnya. Petronas is WHOLLY OWNED BY THE MALAYSIAN GOVERNMENT. Ini beda dgn Indonesia di mana seluruh BUMN beserta induk2nya juga dijual ke segelintir pemilik modal/asing.

Begitu pula ARAMCO pada tahun 1980 sudah dikuasai 100% oleh pemerintah Saudi: 1980

Seuntung-untungnya perusahaan swasta,maka keuntungannya itu cuma dinikmati segelintir pemegang sahamnya. Sedangkan pada BUMN, kekayaan itu masuk ke kas negara dan dinikmati oleh seluruh rakyat.
Kemudian jika BUMN itu mengelola kekayaan alam seperti migas, emas, perak, tembaga, dsb, maka 90% lebih hasilnya dinikmati oleh rakyat. Sedangkan jika swasta atau asing, makasebagian besar dinikmati oleh segelintir pengusaha swasta/asing. Sebagai contoh di Papua, Freeport menikmati 99% dari royalti emas dan perak. Sementara 240 juta rakyat Indonesia harus puas dapat 1% saja. Rugi bukan? Begitu pula dengan pengelolaan migas oleh swasta asing seperti Chevron, Exxon-Mobil, Conoco, dsb.

Sebaliknya Arab Saudi, Norwegia, Qatar, Kuwait, Malaysia, dsb memakai BUMN-BUMN untuk mengelola kekayaan alamnya khususnya Migas. Akibatnya bukan cuma BUMN tsb yang untung, namun rakyat negeri itu juga makmur karena seluruh rakyat bisa menikmati hasil penjualan migas.

Coba kita pikir, bagaimana mungkin Malaysia yang luas wilayahnya lebih kecil daripada Indonesia mampu menyediakan 2 juta lapangan kerja bagi warga Indonesia? Begitu pula negara2 lain seperti Arab, Hong Kong, Taiwan, Korsel, dsb.

Itu karena mereka makmur. Mereka makmur karena mereka mandiri. Tidak jadi sapi perah AS.

Nah negri kita, para pejabat, politikus, dan ekonom Neolib berlomba2 jadi makelar menjual BUMN2 Indonesia berikut kekayaan alam yang mereka kelola sehingga justru asing yang menikmati kekayaan alam Indonesia. Mayoritas rakyat kita tidak.

Bayangkan di Tempo katanya KS menjual baja 2,5 juta ton/tahun (masih 1/7 dari kebutuhan baja/kapita di Malaysia) dan cadangan baja di Sumatera dan Kalimantan sebanyak 2 milyar ton. Artinya dgn harga baja Rp 7500/kg, penjualan KS Rp 18 trilyun lebih/tahun (dalam 100 tahun Rp 1800 trilyun) dan cadangan Rp 15 RIBU TRILYUN. Lah kok diPRIVATISASI/DIJUAL dgn harga (jika 100%) hanya Rp 15 trilyun saja?

Itu ibarat menjual Angsa Petelur Emas. Cuma dapat uang sekali, habis itu tidak lagi. Harusnya kita berusaha agar angsa itu bertelur lebih banyak emas lagi sehingga kontinue.

Jadi yang lebih biadab itu adalah mereka yang memiskinkan rakyat Indonesia dengan menjual BUMN2 Indonesia beserta kekayaan alam yang dikelola ke asing sehingga rakyat kita terpaksa jadi KULI/PEMBANTU di negara2 lain.

Rabu, 10 November 2010

Rob, Banjir, Air Pasang ataui apalah istilahnya...





Keadaan seperti ini terjadi 2 x sehari.
Pagi mulai jam 4 pagi hingga 10 - 12 siang baru surut dan sore kembali banjir namun lebih ringan.
Perumahan Slamaran Kota Pekalongan, terendam air laut ketika pasang dan ini terjadi setiap hari, hanya pada sekitar 1 minggu menjelang akhir dan awal pergantian bulan qomariyah, libur tidak terjadi rob.
Sudah sering terjadi perdebatan, pergunjingan, diskusi untuk mengatasi masalah-masalah ini. Bahkan ada yang hendak menjadikan sebagai 'pyoyek' rutin.
Saya jadi teringat masa muda saya dulu sewaktu masih sering ke Kota Semarang, disana sering terjadi banjir rob, dulu sewaktu saya masih muda rob hanya sejengkal atau sebatas mata kaki, ketika jalan-jalan melalui Stasiun Poncol...tapi kini Terminal wah...., Stasiun Poncol gak isa lewat, terus yang dulu pernah jadi lokasi elite...Tanah Emas ya daerah itu dulu sering diiklankan sebagai daerah mahal...kini becek... karena rob...
Itu Semarang...Kota Semarang..daerah tingkat Propinsi, Rob dari dulu masa saya muda, dan kini saya sudah beruban.....ternyata kota propinsi tersebut ngga bisa mengatasi....makin besar...makin besar....apalagi.....kota kecil Pekalongan.....

Selasa, 19 Oktober 2010

Satu Tahun Pemerintahan SBY - Boedino


Dimana-mana rame, demo memperingati 1 tahun pemerintahan SBY - Boediono yang dinilai gagal. Saya jadi ingat sewaktu masih hidup di Jakarta beberapa tahun yang lalu. Waktu itu saya sangat akrab dengan teman sejawat satu perkerjaan di sebuah perusahaan swasta. Kebetulan teman tersebut adalah kawan bahkan sahabat sejak kecil seorang wartawan dan aktivis senior di negri ini yang sudah meninggal dibunuh beberapa tahun yang lalu, namun sampai sekarang belum jelas siapa yang membubuhnya.
Teman saya itu bercerita dari yang pernah dia diberi cerita pula dari sahabaynya yang meninggal itu. Dikatakannya bahwa suatu hari sahabatnya itu pernah memergoki suatu pertemuan, dimana pertemuan itu dihadiri hampir oleh seluruh peng-gede - peng-gedi negri ini. Mereka berkumpul, bersuka, bercita, minum sana minum sini, makan sana makan sini. Senyum dan tawa, tersipu dan manja saling peluk dan sangat-sangat saling akrab.
Si sahabatnya itu bengong dan bingung, heran dan hampir gak percaya, sebab dia melihat sendiri di pentas nasional seorang tokoh X sangat benci dengan Tokoh Y, Pejabat A saling caci dengan Pejabat B, aktivis itu musuh bebuyutan dengan aktivis ini, si C dengan di D saling tarung, adu argumen, adu dalil dan adu-adu yang lainnya. Penggede anu saling tuduh dengan penggede ono..... dah pokoknya yang menurut dia saling musuh, ternyata di forum itu mereka saling peluk saling akrab.

Jadi selama ini dia (sahabatnya temen) salah tafsir...selama ini para pemilik negri ini sebenarnya SANDIWARA dalam menangani semua permasalahan negri ini, seolah saling benci, saling kutuk, saling caci....padahal mereka sedang menikmati menjadi orang-orang yang sedang berada di atas tampuk pemerintahan. Mereka seolah sedang serius memikirkan negri ini, mereka seolah tampil dengan seragam angkuhnya sedang mengurusi rakyat negri ini, padahal mereka sedang asyik menjadi pewaris negri ini.

Siapa berikutnya yang ingin menjadi pewaris-pewaris negri ini.....tunggu.... kami akan menuntut kalian di hari akhir nanti (sebab ngga mungkin kami bisa menuntut kalian disini saat ini, karna kalian punya mortir, kalian punya tentara, kalian punya polisi, kalian pemilik hukum buatan manusia), tunggu...tunggu di hari nanti kalian akan kami buat BANGKRUT.

"Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya : Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut ( pailit ) itu ? Maka mereka ( para sahabat ) menjawab : orang yang pailit di antara kita adalah orang yang tidak mempunyai uang dan harta. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerangkan : orang yang pailit dari ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa dan zakatnya, namun dia datang dan (dahulu di dunianya) dia telah mencela si ini, menuduh (berzina) si itu, memakan harta si ini, menumpahkan darah si itu dan telah memukul orang lain ( dengan tidak hak ), maka si ini diberikan kepadanya kebaikan orang yang membawa banyak pahala ini, dan si itu diberikan sedemikian juga, maka apabila kebaikannya sudah habis sebelum dia melunasi segala dosanya ( kepada orang lain ), maka kesalahan orang yang didzalimi di dunia itu dibebankan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke api neraka. HR. Muslim.

Keterangan singkat.

Di dunia ini, mungkin banyak orang-orang yang merasa kuat dapat membebaskan diri mereka dari jeratan hokum akibat perbuatan dzalim mereka terhadap orang lain, baik berupa hutang, membunuh tanpa alasan yang dibenarkan oleh Allah, mencaci maki orang lain dan sebagainya, namun tidak demikian dengan hukum dan keadilan yang Allah tegakkan di hari kiamat kelak, pada saat itu tidak seorang-pun yang dapat membebaskan diri dari kesalahannya selama di dunia yang dia tak pernah bertaubat dan menyesalinya, orang yang mereka dzalimi datang kehadapan Allah mengadukan kedzaliman orang tersebut sedang ia bergantung dengan kepala saudaranya sambil berkata : wahai Tuhan-ku tananyakan kepada orang ini ( yang telah membunuhku ) kenapa dia telah membunuhku di dunia ? dan sebagainya, sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwasiat kepada ummatnya dengan sabdanya : Barangsiapa disisi ada perbuatan dzalim terhadap saudaranya, maka hendaklah ia meminta dihalalkan ( dimaafkan ) sekarang sebelum datang hari yang tidak berlaku pada saat itu emas atau perak.sebelum diambil darinya kebaikannya untuk membayar kedzalimannya terhadap saudaranya, dan jika dia tidak mempunyai kebaikan, maka dibebankan kepadanya keburukan saudaranya itu kepadanya. HR.Bukhari.

Oleh karena itu, segeralah kita membabaskan diri kita dari mendzalimi orang lain, penuhilah setiap yang mempunyai hak akan haknya, dan jangan menunggu hari hari esok karena tidak seorangpun yang mengetahui akan keberadaannya di esok hari.

Kandungan hadits :

  • Hadits ini menerangkan akan adanya pembalasan di hari kiamat.
  • Orang yang mendzalimi saudaranya di dunia, sedang dia belum bertaubat dari kedzaliman tersebut dengan meminta maaf atau mengembalikan haknya, maka dia harus membayarnya dengan kebaikannya.

Kamis, 16 September 2010

Tradisi Syawalan (1431 H) di Pekalongan


Lupis raksasa telah menjadi tradisi syawalan atau perayaan sepekan usai Lebaran di Pekalongan sejak 1855. Perkembangan sepuluh tahunan terakhir, lupis raksasa makin dibumbui dengan kesyirikan, makanan dari beras ketan ini telah makin rame warga berbondong-bondong datang ke Kota Santri ini untuk menyaksikan lupis raksasa, yang kini banyak meyakini potongan lupis ini mampu membawa berkah. Bahkan makanan ini dapat mengobati berbagai penyakit. Penyimpangan ini jelas bukan pada tempatnya di Kota Batik yang masih dikenal kota santrinya walau julukan ini sudah dipakai untuk wilayah Kabupaten Pekalongan.
Lupis yang sudah tercatat di Museum Rekor Indonesia (Muri), ini menjadi tradisi Syawalan hingga secara resmi Walikota yang ikut memotongnya.
Kebetulan saya tinggal di Krapyak, dimana kelurahan ini yang menjadi pusat keramaian tradisi syawalan. Tempatnya dekat pesisir pantai Slamaran. Konon pula wilayah ini yang paling banyak kyainya dibanding kelurahan-kelurahan lain di Kota Pekalongan. Maka pantas saja kalau dulu awal tradisi syawalan ini bermula dari ajang silaturrahim antar warga sekitar, para santri dengan kyainya. Tradisi Syawalan pada asalnya adalah bermula tatkala 1 syawal dirayakannya Lebaran di daerah Krapyak, kemudian hari 2 hingga hari ke tujuh digunakan oleh warga setempat untuk ber-puasa syawal, yaitu puasa 6 hari.
Abu Ayyub al-Anshari radhiallaahu 'anhu meriwayatkan, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim)

Imam Ahmad dan an-Nasa'i, meriwayatkan dari Tsauban, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Puasa Ramadhan ganjarannya sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka bagaikan berpuasa selama setahun penuh." (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hubban dalam "Shahih" mereka)

Dari Abu Hurairah radhallaahu 'anhu, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa Ramadhan lantas disambung dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun." (HR. al-Bazzar)

Nah inilah yang banyak dilakukan terutama para penduduk Krapyak waktu itu, sehingga pada hari-hari tersebut tidak ada acara silaturrahim karna banyak yang sudah tahu kalau disana sedang mengamalkan puasa syawal, nah kemudian pada hari ke delapannya di bulan Syawal akhirnya ber-bondong-bondong orang ramai ber-silaturrahim. Dari ber-jubelnya orang di daerah Krapyak inilah maka kini dikenal tradisi syawalan.
Tradisi yang kini sudah campur baur antar laki-perempuan, mampir sana-sini tuk mencicipi suguhan 'lotekan' (lotis). Kenal gak kenal sudah santer keluar masuk rumah. Pasar jajan rame dijalanan, dan ...... traidisi puasa 6 pun kini terlupakan..........................

Syawal 1431 H



Rabu, 04 Agustus 2010

Menjelang Kemerdekaan RI ke 65


16 tahun yang lalu sebelum ayahku meninggal, dia pernah mengatakan, "le....kita ini memang sudah merdeka dan pernah di proklamirkan oleh soekarno - hatta pada 17 agustus 45...tapi tahun-tahun berikutnya tidak pernah di proklamirkan lagi...hanya di peringati saja. Jadi aku sendiri masih ragu le...apa benar-benar kita sudah merdeka atau hanya lepas dari penjajahan saja".
Benar juga Yah, seandainya engkau bisa melihat saat ini makin ngga jelas lagi klo dulu sewaktu aku di Jakarta dari 2001 hingga 2006, aku sering ke toko, mal, plaza, hypermart, mangga dua, glodok, dan tak terhitung lainnya hendak belanja perangkat komputer dan elektronik lainnya. Disana aku lihat dari pojok toko, tengah, samping TIDAK ADA ORANG PRIBUDI, WONG JOWO NE ORA ONO, KABEH CINO... bukan berarti gak seneng sama orang cina, ini sekedar sharing saja....jarene wes merdeka kok kita sendiri gak bisa buka toko di Mal seperti itu.
Bayangkan yang namanya mal-mal apalagi yang hyper-hyper, dari lantai dasar sampai lantai atas semua gak ada wonge dewe...dan usianya sudah puluhan tahun...bahkan mungkin puluhan tahun kedepan...seng rame meng toko batik-e tok neng jakarta.

Nah sekarang mungkin bisa jadi alasan... ini kan era global....

DIRGAHAYU KEMERDEKAAN TERITORIAL REPUBLIK INDONESIA KE 65

Menjelang Ramadhan 1431 H


Semua konco wong kalongan, seperti biasa dan sudah menjadi tradisi kita saat jelang ramadhan kita saling maaf memaafkan (gak usah nunggu lebaran) serta saling do'a-mendo'akan semoga di saat menempuh puasa ramadhan nanti agar diberi kesehatan dan kekuatan. Maaf yo, pren, pro konco, pro mitro, lur (poro sedulur), nda (bolo nda), brur.

Adat kebiasaan lainnya yo kuburan rame, akan diziarahi oleh keluarga jauh maupun dekat, yang sebelumnya para orang tua mereka dikubur di sapuro atau krapyak lor, nek ora mbeji.

Kalau para pedagang rame-rame stok barang buat persiapan lebaran, dari barang matang mereka siapkan mentahnya, dari sandang, mereka siapkan gudangnya.

Pengurus langgar, musholla dan masjid siap-siap bersih-bersih buat trawehan, rapat-rapat susun panitia ramadhan dan zakat.

Toko-toko dan mal siap atur bazar-bazar dengan turun harga, tapi gak tahu juga klo harga sebelumnya dah dinaikkan dulu.

Namun untuk urusan kebutuhan pokok, seperti beras, gula dan lainnya dah pasti ini adalah budaya menaikkan barang tersebut.

Pejabat, pemerintah pun tidak bisa mengaturnya dan disini kelihatan kecerdasan para pemerintah dalam pengendalian harga saat jelang ramadhan dan saat jelang lebaran. Mereka gak bisa ngapa-ngapain

Yo wes kon priye maneh, lagi-lagi rakyat kecil yang jadi kewalahan hadapi saat-saat seperti ini. Namun mudah-mudahan, smoga keberkahan ramadhan akan menjadi penyelesai dalam segala hal.

Sabtu, 03 Juli 2010

JADI JUGA ....SEMUA NAIK

Jadi juga, kita menyaksikan dimedia telivisi, elektronik dan cetak serta kita mengalami langsung bagaimana harga barang-barang kebutuhan pokok mengalami kenaikan Itu baru kenaikan bayar listrik (perusahaan monopoli, tapi nggak pernah menurunkan harga tdl)

Sebagaimana diketahui, setelah menaikkan TDL, pemerintah pun berencana membatasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, serta menaikkan harga gas. Tarif tol pun akan dinaikkan. Jika semua rencana itu direalisasikan, pengaruhnya amat signifikan terhadap biaya produksi dan harga barang. Kita akan menjadi sangat prihatin karena konsekuensi terhadap daya beli masyarakat menjadi sangat serius.Pasar-pasar dan barang-barang Sayur mayur dan ikan Semua naik, melambung

Bagi para para pejabat yang menjadi penentu kebijakan-kebijakan di negri ini, kenaikan hal yang enteng-enteng saja, toh semua hidupnya sudah dijamin uang negara.

Bagi wakil-wakil rakyat, ringan-ringan saja hadapi yang demikian karna semua sudah kebagian bugdetnya.


Bagi kelompok yang tak terombang-ambing oleh naik-turunnya harga sembako di negri ini, seperti para artis, selebriti, para tokoh "tertentu" hingga para preman "tertentu" ah... itu biasa-biasa saja.


Dan bagi juragan-juragan, pemodal-pemodal besar, sedikit oleng aja, nanti dengan segera akan mendapatkan yang lebih gede, karna prinsip ekonomi kapitalis yang ia pegang.

Namun ada, dan terlalu banyak di negri ini kelompok umat manusia merasa berat menghadapi event-event semacam ini.

Dan hanya terhibur oleh cuplikan tulisan bebas

sudaraku wong-wong kalongan yang rendah hati dan diberi julukan orang kecil
kalian sering menjadi korban bagi hukum buatan manusia.
kalian bersedih, dan kesedihannya akibat dari kebijakan yang tak beradab,
dari ketidakadilan yang timpang dan dari kelicikan para juragan besar yang memilik mart-mart

sudaraku, hadapilah ........................
dibalik itu semua
ada suatu kekuatan yang tak lain adalah suara keadilan

di saat tuntutan keadilan untuk seluruh umat manusia,
mari kita buat mereka BANGKRUT, apa itu bangkrut ?....
makanya baca hadits nabi.



Sabtu, 26 Juni 2010

Bukan Teroris Yang Berbahaya Tapi Kenaikan Harga Yang Sangat BERBahaya


Naikkan terus tarif listrik sehingga harga2 barang jadi naik dan rakyat jadi semakin melarat. Beginilah jika pemerintah di bawah kendali IMF dan World Bank yang dibentuk dan dipimpin Yahudi (saat ini dipimpin Dominique Strauss-Kahn dan Robert P Zoellick) yang rentenir dan pemeras….




Pemerintah berdalih bahwa subsidi untuk rakyat kecil. Nyatanya saat ini tidak ada pemimpin seperti Khalifah Umar ra yang rela berkeliling kampung untuk mencari rakyatnya yang kelaparan dan mengangkut sendiri karung makanan untuk rakyat yang lapar.
Seorang tua menangis jika lapar. Dan tetangganya yang rata2 miskin berusaha membantu sekuat tenaga.




Lansia Miskin, Hidup di Rumah Reot‘Jika Lapar, Saya Menangis’ Sabtu, 19 Juni 2010 13:59:22 WIBReporter : Harisandi Savari

Kamis, 20 Mei 2010

HARKITNAS 20 Mei Ada Kesalahan Sejarah Yang Harus Diluruskan.




Beberapa waktu yang lalu rame diperbincangkan orang, telah diketemukannya PERAHU NUH, ini menunjukan para ahli sejarah sampai saat ini masih melakukan penelitian walau usianya sudah ribuan tahun. Kalau baru ratusan tahun tentu itu bukan sesuatu yang sulit, apalagi sudah ditemukannya kertas oleh Tsai Lun China pada 101 Masehi.

Kelahiran organisasi Boedhi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang kini diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional mestinya menjadi masalah, sebab dipilihnya organasi itu sebagai Organisasi Pertama yang pernah dimiliki masa lalu negeri ini ternyata tidak tepat, sebab ada organisasi yang lebih tua lagi yaitu organisasi Syarikat Islam (SI) yang lahir terlebih dahulu dari Boedhi Oetomo (BO), yakni pada tahun 1905.

Para ahli sejarah negeri ini seharusnya tertantang untuk mengklarifikasi, jika memang hal itu benar. Apalagi peringatan Harkitnas baru dimulai peringatannya pada tahun 1948, maklum mungkin waktu itu masih belum terpikirkan untuk saling berdebat atau diskusi tentang hari-hari besar nasional waktu itu.

Apalagi banyak tanggapan bahwa BO tidak pantas dijadikan sebagai tonggak kebangkitan nasional, sebab BO tidak memiliki andil sedikit pun untuk perjuangan kemerdekan, karena mereka para pegawai negeri yang digaji Belanda untuk mempertahankan penjajahan yang dilakukan tuannya atas Indonesia. Dan BO tidak pula turut serta mengantarkan bangsa ini ke pintu gerbang kemedekaan, karena telah bubar pada tahun 1935. BO adalah organisasi sempit, lokal dan etnis, di mana hanya orang Jawa dan Madura elit yang boleh menjadi anggotanya. Orang Betawi saja tidak boleh menjadi anggotanya.

BO didirikan di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 atas prakarsa para mahasiswa kedokteran STOVIA, Soetomo dan kawan-kawan. Perkumpulan ini dipimpin oleh para ambtenaar, yakni para pegawai negeri yang setia terhadap pemerintah kolonial Belanda. BO pertama kali diketuai oleh Raden T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar kepercayaan Belanda, yang memimpin hingga tahun 1911. Kemudian dia diganti oleh Pangeran Aryo Notodirodjo dari Keraton Paku Alam Yogyakarta yang digaji oleh Belanda dan sangat setia dan patuh pada induk semangnya.

Di dalam rapat-rapat perkumpulan dan bahkan di dalam penyusunan anggaran dasar organisasi, BO menggunakan bahasa Belanda, bukan bahasa Indonesia. “Tidak pernah sekali pun rapat BO membahas tentang kesadaran berbangsa dan bernegara yang merdeka. Mereka ini hanya membahas bagaimana memperbaiki taraf hidup orang-orang Jawa dan Madura di bawah pemerintahan Ratu Belanda, memperbaiki nasib golongannya sendiri, dan menjelek-jelekkan Islam yang dianggapnya sebagai batu sandungan bagi upaya mereka.

Di dalam Pasal 2 Anggaran Dasar BO tertulis “Tujuan organisasi untuk menggalang kerjasama guna memajukan tanah dan bangsa Jawa dan Madura secara harmonis. ” Inilah tujuan BO, bersifat Jawa-Madura sentris, sama sekali bukan kebangsaan.

TANTANGAN UNTUKMU WAHAI AHLI SEJARAH……………………………..

REFLEKSI 20 MEI


20 Mei Bukan Hari Kebangkitan Nasional, tapi itu adalah Hari Lahirku

Paling tidak namaku bukan nama pasaran seperti yang dikatakan banyak orang, Budi ya.. budi banyak yang pakai nama ini, tapi bukan sembarang Budi yang dipakai oleh ortuku saat aku lahir, mengapa …. Karna Nama itu dipilih bertepatan dengan (DIANGGAPNYA OLEH NEGERI INI) hari lahirnya organisasi pertama di negeri ini.

Brati aku sekarang gak perlu repot-repot merayakan hari ulang tahun, sebab negeri ini dari kota sampai tingkat nasional sudah rame merayakan hari lahir ku.

Syukurlah.

REFLEKSI

Sampai usiaku berkepala 4, masih belum ketemukan :

Pemimpin yang adil, dari tingkat nasional hingga daerah…

Wakil-wakil rakyat yang pro rakyat

Ustad yang peduli dengan umatnya, dan masih banyak lagi….

belum kutemukan

Pendidikan negri ini, jauh telah bergeser dari guru menjadi pendidik kini hanyalah menjadi pengajar. Menteri Pendidkan sebagai orang tertinggi di dunia pendidikan negeri ini, hanya memikirkan value bukan moral. Ujian Nasioonal yang diusulkan banyak orang harus dihapuskan eeeeee… malah nambah proyek baru, adanya ujian nasional susulan….valu…ya hanya value, baik sisi keuntungan proyek tahunan, maupun otak yang hanya diarahkan ke nilai tinggi, akibatnya pendidikan di Indonesia telah melahirkan generasi-generasi sarat kekerasan. Kasus bentrok antar pelajar, perpoloncoan yang berujung kematian. Praktek mesum yang banyak dilakukan pula oleh siswa-siswi sekolah, perkelahian antar geng wanita, geng motor dan lain sebagainya. Serta masih banyak pula anak-anak yang tak menikmati pendidikan. Padahal pendidikan adalah sebuah kebutuhan pokok rakyat yang harus dipenuhi. Bagaimanalah negeri ini, bila yang bersekolah hanya mereka yang mapan ekonomi. Artinya semua orang miskin di Indonesia tak boleh sekolah. Sedangkan rakyat miskin di Indonesia itu jutaan penduduk. Tak hanya siswanya bermasalah, para pendidikpun bermasalah. Beberapa kasus pencabulan dan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa oknum pendidik di beberapa daerah menjadi pelengkap rusaknya pendidikan kita. Beralih ke aspek politik. Politik kadang diidentikkan dengan pengkambinghitaman. Menghalalkan segala cara adalah aplikasinya. Idealisme bukan lagi asas partai politik saat ini, tapi pragmatisme sesaat yang haus kekuasaan. Kemudian juga menjadi ajang ”aji mumpung” bagi mereka yang punya nama untuk mencicipi kekuasaan. Itulah politik kita, politik yang sangat oportunistik.


Hingga tulisan ini dibuat, kasus Bank Century juga masih tanda tanya. Berbagai elemen masyarakat menuntut pemerintah untuk secepatnya menyelesaikannya. Banyak yang memperkirakan kasus ini akan bernasib sama seperti kasus BLBI dan Bank Bali yang hilang seperti ditelan bumi, bila dibiarkan berlarut-larut. Bidang kesehatan juga tak mau kalah dengan problematikanya. Kita ambil satu sampel saja untuk membuka cakrawala kita bahwa aspek ini juga tak lepas dari masalah. Angka pengidap HIV/AIDS hingga kini menujukkan peningkatan yang memprihatinkan. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, Juni 2009 mencapai 17.699 kasus. Usia pengidap adalah usia-usia produktif. Penyebab lahirnya penyakit yang sampai sekarang belum ada obatnya ini adalah Narkoba dan seks bebas yang notabene menjadi industri di negara kita. Sangat memprihatinkan. Maka terbuktilah Firman Allah dalam Surat At Thaha ayat 124.


Melihat data fakta di atas, di benak kita harus muncul sebuah pertanyaan ”ada apa dengan negeri ini?” Apakah ini sebuah kesalahan individu-perindividu? atau ada permasalahan mendasar yang mendera bangsa ini. Naiflah kita bila mengira ini hanya masalah individu saja, padahal dampaknya hingga semua sektor kehidupan. Artinya ada sesuatu yang membuat individu itu digiring untuk berbuat salah. Ini adalah kesalahan sistem. Perundang-undangan dan asas Negara kita memberikan jalan bagi para pelaku kejahatan. Membentuk orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai dasar bertindaknya. Sistem demokrasi kapitalis sekuler adalah asas negara kita.


Negeri ini juga menjadikan rakyat (baca:manusia) yang notabene sangat terbatas sebagai penentu benar salah (baca:halal haram). Serta melegalisasi kuasa para kapitalis untuk mengambil harta kekayaan di negeri ini. UU penanaman modal, UU Sumber Daya Air, UU Kelistrikan, UU Badan Hukum Pendidikan, UU Migas adalah buktinya.


bersambung….untuk refleksi-refleksi berikutnya…….



Minggu, 09 Mei 2010

SERBA INTERNATIONAL

Saya tertarik dengan tilisannya kang pepih yang berjudul “Mau Tahu Seberapa Pantas Gajimu ?” .

Saya merasakan ada nuansa ‘visi modern dan internasional’ yang direfleksikan dengan adanya kekhawatiran soal jangan sampai gaji kita ada di bawah standar dari yang seharusnya bisa (pantas) didapatkan. Namun ada nuansa ‘kearifan tradisional’ yang nrimo ing pandum yang direfleksikan dengan adanya kepasrahan dari apa yang telah diterimanya dari perusahaan tempatnya bekerja selama 20 tahun ini yang sudah terasa cukup untuk menghidupi keluarganya dan menyekolahkan anak.

Jadi seyogyanya cukup bersyukur sajalah. Inilah mungkin ciri khasnya manusia-manusia yang berbudaya timur, tentunya mungkin termasuk diri saya ini. Ada sisi baiknya, namun tentu banyak pula sisi lemahnya.

Bagi para pemimpin yang culas dan zalim, soal nrimo dan pasrah ini akan selalu diekploitasi agar rakyatnya memaklumi kegagalan kinerja pemerintah yang dipimpinnya.

Bahkan dulu, pernah ada ustadz paling kondang yang dengan rela hati menjadikan dirinya sebagai bintang iklan kenaikan harga BBM. Didalam iklan itu, si ustadz mentausiahi rakyat Indonesia agar nrimo dengan kenaikan harga BBM yang berlipat kali itu, dan disikapi saja dengan tawakal.

Giliran disuruh pasrah dan nrimo, rakyat digiring kearah suasana batin yang menghormati ‘kearifan tradisional’.

Padahal disisi lain, setiap kali menaikkan harga komoditi tertentu, seperti harga BBM misalnya, pendukung pemerintah ribut membelanya dengan mengkaitkannya dengan standar harga internasional.

Saat biaya pendidikan perguruan tinggi melonjak naik sebab akibat dari kebijakan BHP/BHMN dan keengganan pemerintah mengucurkan subsidinya, alasannya pun internasinoal, yaitu agar dapat bersaing dengan standar internasional. Semua menjadi serba internasional, termasuk biayanya tentunya.

Namun giliran diperbandingkan dengan biaya pendidikan di India misalnya (ini India juga standar internasional lho) kok malah berang dan marah serta membentak.

Visi internasional itu baik namun jangan hanya dipakai untuk jargon mengelabuhi rakyat, seperti dalam soal hutang Negara dipakai standar internasional yang patokannya adalah Rasio Hutang terhadap PDB. Padahal itu cuma menyembunyikan fakta bahwa jumlah hutang negara yang sebenarnya malahan naik tajam secara jumlah nominalnya.

Ndak masalah sih, jika semua mau diinternasionalkan, termasuk katanya BUMN pun juga akan diprivatisasi kepada pihak asing agar menginternasional. Ndak masalah juga jika biaya hidup juga menginternasional, harga kebutuhan pokok juga menginternasional.

Namun masalahnya, apakah gajimu dan pendapatanmu juga sudah menginternasional pula ?.

Jangan sampai, gaji standar lokal, tapi biaya hidup dan harga kebutuhan pokok berstandar internasional.
Giliran menyekolahkan anak ke perguruan tinggi yang standarnya katanya internasional, gaji yang standar lokal ini tak mampu untuk menjangkau biaya kuliah Universitas Negeri yang biaya kuliahnya berstandar internasional.

Nah gimana ?, Gajimu dan pendapatanmu sudah standar yang menginternasional ?.

Udah apa belum ya ?

Wallahualambishsawa b.

Rabu, 21 April 2010

HARI KARTINI


CITA - CITA KARTINI DISALAHARTIKAN

Petikan surat berikut ini adalah cita-cita Kartini yang banyak disalah artikan :

"Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. [Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902]

Bukan Emansipasi, bukan setara dengan laki-laki.................... itu kata Kartini.

Bahkan ia (Kartini) menyerukan agar para wanita untuk menjadi pendidik yang pertama anak-anaknya, bukan ditinggal pergi kerja.

Mudah-mudahan Allah SWT. merahmati Kartini....Amin.

Minggu, 18 April 2010

KORUPSI !! SUDAHKAH HUKUM DITEGAKKAN?

Di Negri kita, hukum belum berlaku buat orang GEDEAN. Belum lepas dari ingatan, para pelaku kasus Bantuan Likuidasi Bank Indonesia (BLBI) yang menelan uang rakyat Rp600 triliun bebas berkeliaran. Pejabat yang merampok uang rakyat dalam kasusCentury tetap berkuasa.

Upaya untuk membongkar kebobrokan hukum terus dilakukan. Tapi berhenti di tengah jalan. Sekedar contoh, Panitia Khusus (Pansus) Century DPR RI sudah menegaskan bahwa mantan pejabat BI, Boediono yang kini menjadi WakilPresiden, dan Sri Mulyani yang kini sebagai Menteri Keuangan harus ditindaklanjuti secara hukum. Namun, tak ada tanda-tanda tindak lanjut hukum. Presiden pun tampak membelanya. Keputusan politik sudah jelas. Jalan sudah terang. Tapi, hukum tidak berjalan. Begitu juga, markus dalam kasus Gayus. Fakta sudah ditemukan, polisi sudah mencopot jabatan jenderal yang diduga terlibat, aliran dana gampang ditelusuri, nama-nama pejabat yang diduga terlibat sudah terpampang, tapi hukum berhenti.

Masalah-masalah hukum yang melibatkan pejabat dan orang besar hampir dapat dipastikan selalu menguap, tak ada tindak lanjut. Mengapa?

Ada dua hal menjadi penyebab kondisi diatas, yaitu rusaknya sistem dan rusaknya orang/pemimpin. Memang, sistem hukum yang diterapkan saat ini tidak menjamin keadilan karena hukum yang diterapkan merupakan hukum buatan manusia. Teks hukum dapat ditarik ke sana ke mari sesuaikepentingan.

Selain itu, sistem penyelesaian masalah yang digunakan pun bermasalah. Mereka menggunakan manajemen konflik, bukan resolusi konflik. Dengan manajemen konflik, maka konflik dilanggengkan sehingga hukum dilupakan. Misalnya, ketika Pansus DPR telah mengeluarkan rekomendasi, muncullah kasus LC fiktif yang diduga melibatkan inisiator pansus dan dibukalah kembali kasus suap pemilihan Gubernur BI Miranda Goeltom yang melibatkan anggota DPR. Tindak lanjut kasus Century pun berhenti. Setiap ada pembongkaran kasus hukum oleh satu pihak , dimunculkanlah kasus hukum yang melibatkan pihak pembongkar tersebut. Sebab, sama-sama berkasus. Akhirnya, proses hukum kedua-duanya berhenti. Hal ini terus berjalan. Inilah kejahatan sistemik.

Nah yang lagi ngganjel di dada, setiap pemerintah kita menyusun APBN, disana belum pernah tejadi kerugian atau pun kepincangan dari anggaran -anggaran sebelumnya, yang dikarenakan ada kekurangan uang, akibat dari perbuatan koruptor. Padahal seperti kita tahu kasus-kasus terbongkarnya korupsi, dari milyar sampai trilyunan. Tapi negara ngga pernah merasa rugi.
Lalu uang-uang itu hasil korupsi itu milik anggaran yang mana????????????????

Minggu, 11 April 2010

104 th KOTAKU PEKALONGAN


REFRESHING PEKALONGAN TEMPO DOELOE





DIMANA AKU SAAT ITU?

Loji

Terminal Bis Alun-alun

Pasar Anyar

Kauman

Kamis, 08 April 2010

HATI-HATI DI NEGERI SENDIRI

Ada orang yang sekedar mengeluhkan derita tertindasnya dan ditulis di internet oleh kezaliman suatu lembaga, eeeee.. malah dituntut ke hukum.

Ada yang sekedar menulis di suatu media.... bisa kena tuntutan balik hukum karna dianggap membaikkan nama seseorang yang padahal sudah buruk.

Ada yang menggambar kartun, kok bisa dianggap suatu pengghinaan terhadap sang tokoh.

Ada yang sms an juga bisa kena hukum karna diangggap menghina seseorang.

Ada yang tulis email juga bisa kena tuduhan mencemarkan nama baik.

Ada yang bicara di Facebook, bisa terkena gugatan ganti rugi.

Ada yang bikin Blog, ada tulisan kurang sedap, bisa didenda milyaran rupiah.

Ada yang naik sepeda ontel, nyenggol mobil pejabat, bisa dituntut.

Ada yang bicara lantang, bisa diturunkan di podium.

Ada yang biacara kebenaran, bisa di bolak-balik menjadi omong kesalahan.

Ada yang pengin tidur di emper ahhhh, lho bisa kena razia.

Ada yang pengin ...... apa lagi ya.....

Duh smua bisa kena....

APAKAH INI KELEMAHAN HUKUM BUATAN MANUSIA?
KENAPA SUDAH RATUSAN TAHUN TIDAK PERNAH DIGUGAT?
GANTI DENGAN HUKUM BUATAN SANG PENCIPTA DARI SEBUAH KITAB SUCI.

Ada nasehat ringan:
"Kalao sekelompok kambing...yang MENGATUR juga kambing (hukum buatan kambing), agar tertib, agar bisa bangun pagi, agar bisa jalan pada jalurnya, agar bisa makan rumput dll... maka akan berantakanlah tata aturan peri ke-kambingan."

"Kalo sekelompok manusia yang mengatur juga dengan hukum buatan manusia...tuh liat kambiang diatas....????

Senin, 22 Maret 2010

ANEHNYA "PARA AHLI" DAN "PARA PAKAR" NEGRIKU




Contoh yang paling hangat saja masalah Bank Century.

Memangnya tidak ada satu pun di negri ini yang tahu tentang perbankan, yang ahli tentang per bankan, yang jago tentang per bankan..............................?

Artinya gini, mengapa kok ngga ada yang bisa menjelaskan pada saya orang awam atau kebanyakan masyarakat di negeri ini tenang : apa bener kalau waktu itu Bank Century tidak ditolong Indonesia akan terkena bencana ekonomi...?

Saya yang orang awam gini, kok hanya bisa membandingkan, kalau Century itu tidak sebesar BCA, tidak sebesar Mandiri, tidak sebesar BRI.
Atau nasabahnya tidak sebesar bank bank yang tadi disebutkan.

Mengapa...
mengapa....
Mengapa gak ada para ahli di negeri ini yang bisa jelaskan tentang itu..

Eh atau saya yang salah....

Gak ada yang bisa jelaskan atau nggak ada yang BERANI ya..

Nah yang jadi gelinya / anehnya... disaat negeri ini dalam keadaan aman-aman aja..gak ada kasus ekonomi gak ada masalah ekonomi...para pakar ekonomi negri ini bermunculan...di tv di koran mereka santer dan rame bahas..bahas masalah ekonomi...seolah mereka bener-bener pakar...bantah ini bantah itu debat ini debat itu....kasih teori ini kasih teori itu....

Trus di lingkungan perguruan tinggi pun para dosen-dosen ekonomi saat mengajar merasa paling benar dan pintar diantara para mahasiswa.

Lalu pada kemana ilmu-ilmu mereka saat dibutuhkan...........................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................

Kamis, 04 Maret 2010

REKAMAN KASUS CENTURY

saat pak beye pergi, saya yakin, indonesia tidak sedang dalam ancaman krisis apalagi jika dikategorkan sistemik.

berdasarkan pergumulan saya dengan pak beye, pak beye adalah orang yang terukur dan terencana untuk setiap gerak tangan, ujaran, apalagi tindakannya.

lagi pula, kalau ancaman krisisnya memang begitu hebat, pak beye tidak akan pergi ke amerika serikat dan amerika latin yang menyita waktu demikian lama.

anda pasti masih ingat tanggalnya. ya, 13-26 november 2008, rentang waktu krusial bagi keputusan talangan dana untuk bank century.

kalau pun ternyata sudah pergi, kenapa pula pak beye tidak segera kembali kalau ‘ancaman krisis’ itu begitu ‘sistemik’ seperti kerap digambarkan selama ini.

bukankan urusan dalam negeri lebih penting dan lebih utama daripada berlama-lama di luar negeri.

pulang kembali ke tanah air setelah terlanjur pergi ke luar negeri bukan hal tabu.

pak beye pernah minta pak kalla kembali dari china karena alasan melonjaknya nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika.

karena permintaan itu, pak kalla ‘membatalkan’ rencananya pergi ke jepang dalam satu rangkaian kunjungannya ke china.

untuk mengingatkan anda, situasinya, saat pak kalla harus kembali, akhir agustus 2005, rupiah terpuruk ke posisi Rp. 10.876 per dollar. nilai tukar rupiah sudah anjlok 11,27 persen sejak awal agustus 2005. sepanjang 29 agustus 2005, rupiah turun 4,77 persen. posisi terbaik rupiah di era pak beye adalah Rp. 8.937,5 per dollar AS yang terjadi 9 november 2004. selain itu, indeks harga saham gabungan di bursa efek jakarta yang rutin dibuka pak beye menembus level psikologis di bawah 1.000 poin.

karena alasan ini, pak beye kemudian memanggil pulang pak kalla.

pak kalla yang baru dalam perjalanan menuju china tersenyum seperti biasanya. karena hanya pembantu, pak kalla patuh dan kemudian pulang setelah mendarat dan berkegiatan di china alakadarnya. rencana bermain golf di jepang dengan petinggi toyota tinggal rencana.

setelah pulang, ekonomi kemudian perlahan-lahan dapat dikendalikan. harga tinggi untuk bahan bakar minyak tidak bisa ditekan untuk membuat keseimbangan baru.

kembali ke saat pak beye pergi di saat keputusan dana talangan bank century diambil.

kekhawatiran akan terjadinya krisis apalagi yang berdampak sistemik ternyata tidak ada sejauh ingatan saya.

pak hatta rajasa yang mendampingi pak beye ke amerika mengemukakan, pak beye terus mendapat laporan dan berkomunikasi dengan gubernur bank indonesia pak boediono mengenai situasi perbankan dalam negeri.

malam hari, 13 november 2008, dari dalam pesawat kepresidenan airbus 300-330 yang baru bertolak dari tokyo menuju san fransisco itu, pak hatta mengemukakan, “tadi, ketika transit di bandara internasional narita, tokyo, presiden mengadakan komunikasi dengan wapres, gubernur bi, dan menteri keuangan yang sedang berada di washington. gubernur bi dari Jakarta melaporkan bahwa situasi perbankan baik.”

terkait dengan kepergian pak beye di saat dikucurkannya talangan untuk bank century itu, pak hatta yang waktu itu menjadi menteri sekretaris negara mengatakan, pak beye selalu mendapat laporan dan berkomunikasi dengan jajaran pemerintah di tanah air. juga terus berkomunikasi dengan pak kalla. lebih lanjut, pak hatta berkata-kata seperti dikutip di situs pak beye, “presiden keep on touch dan memberikan arahan-arahan yang diperlukan.”

jadi, di mana ancaman krisis sistemiknya ya ?.

pak hatta mengatakan berdasarkan laporan pak boediono ke pak beye, situasi perbankan baik seperti saya kutipkan di atas.

tidak tahu kalau dalam beberapa hari kemudian, situasi berubah. namun, meskipun berubah situasinya karena kemungkinannya juga ada, hal itu tercermin dari keterangan-keterang an pak beye selama di luar negeri.

dalam pidato pada sesi ke-7 apec ceo summit 2008 di auditorium departemen pertahanan, lima, peru, 21 november 2008, pak beye justru bercerita tentang krisis politik. berikut saya kutipkan ujarannya, “kami di indonesia telah mengalami banyak krisis politik dan meraih kesempatan. pada setiap titik krisis dalam sejarah, kami telah memilih pengharapan dibanding keputus-asaan.”

sekali lagi, di mana krisis yang katanya berdampak sistemik itu ?.

atau krisis yang katanya demikian dahsyat itu dirahasiakan untuk kemudian ditangani sendiri seperti sekarang ?.

anda yang tahu, silahkan saya yang dungu ini dibantu.

yang saya tahu, saat pak beye pergi, tidak ada krisis. apalagi yang dikatakan berdampak sistemik untuk perekonomian indonesia.

kalau ada krisis, pak beye pasti tidak akan pergi. kalau terlanjur sudah pergi, pasti kembali.

salam pergi.

*
saat pak beye pergi
http://polhukam.kompasiana.com/2010/01/15/saat-pak-beye-pergi

Rabu, 03 Maret 2010

WAH Rame Nonton "Sinetron Century"

(Bahasa kalongan)


Konco-koncoku wong kalongan, ndelok sinetron neng tv rak, ramene pok kowe, ono ngotot-ototan ngomong, ono patak-patakan aqua, ono patak-patakan watu....pokoke ramene pok.
Tapi katoke isik ber-seri lawong etok-etoke sidang ditutup barang, padahal wakil-wakil liyane ora ono seng setuju, anggota ora dike'i ngerti...aturane kan koyo kuwi tapi katoke memang koyo iyo-iyoho...nek ndewe ora tahu mboco buku, ndelok koyo kae yo mesti ngandel, mesti melu kuatir..... nah wong-wong bodo paleng akeh sak indonesia kiye ra seng dadi korban... lha wong koyo kae ok. MESTI....pokoke wong bodo mesti percoyo temenan ndelok kejadian neng tv sidang century.
Lha nek ndewe kan.... wong ngerti...dadi ora iso diapusi ra...ha'ah pok
Seng jelas wong gedi seng etok-etoke tukaran neng sidang dpr kae, bayarane gedi...sidange be sidang paripurna, nginepe neng hotel mewah, mangane ora bakal tahu tempe gereh opo maneh kluban ha'ah kan...? terus isik diteruske maneh yo oleh amplop maneh raaaa. Lha bumbu-bumbune wong wong seng titele s2 s3 kon ngomentari diluar sidang, etok-etoke ora seneng, ora cocok pendapate karo kelompok seng ora podo....padahal nek dipikir wong-wong kabeh kae ora iso noto negoro, ora iso ngatur negoro, ora iso mimpin opa maneh mewakili....nah nggo ngalehke perhatian, etok-etoke serius tukaran, padahal isik maen sinetron otok.
Heh konco-konco wong kalongan, kowe nek mangan, kowe nek kerja, kowe nek nek nyekolahke anak, kowe nek tuku-tuku...opo kuwi kabeh dibayari karo wong-wong gedi seng nang kono kae...opo, ndewe nek kangelan urip opo dibantu karo wong-wong gedi seng nang kono kae... ndewe nek pak opo-opo, opo digampangke karo wong gedi-gedi kae.....nek menurutku yo ora...ndewe urip yo urip dewe, susah yo susah dewe..... luru duwit yo luru duit dewe...trus opo hubungane wong-wong gede kae karo ndewe...? yo soale dek maune wes kedarung ora mbener ya sampek saiki bales-balesan otok ra....mumpung iso munggah menduwur yo aku pak sak karepku dewe...tapi priye carane men kiro-kiro rakyat bodo-bodo iso diapusi. Yo kuwi wes 'badokane' koyo kuwi (sori rodo semremeng kiye nogomnge).
Heh konco-konco kalongan deloke bae ho...bakale dame otok dame....lha pak priye maneh....tapi nek soal etok-etok kuwi wes jambalane..mengko ono seng etok-etok di penjara...padahal...men istirahat otok...mangan tetep enak...duwit malah tambah.
Trus ono seng etok-etok dipencat jabatane...ono seng katoke neng-nengan..ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh sandirawa otok.

Minggu, 14 Februari 2010

Khawatir Acara TV Kita


Melihat keseharian anak-anak dirumah saat libur, sungguh memprihatinkan jika tidak ada acara keluar rumah, tayangan tv yang lebih besar porsinya hanya untuk music, lagu anak muda membuat anak betah di rumah, sekaligus waktunya hanya terisi oleh terngiangnya hentakan music dan lagu.
Perkembangan syair lagu-lagu sekarang pun sungguh kurang enak di telinga. Ada perasaan seolah kita ini diangggap sebagai orang yang bodoh akan music, bodoh akan dunia hiburan, bodoh akan dunia seni.

Terus terang intelektualitas saya tersinggung disuguhi acara-acara tv yang TIDAK BERKUALITAS tapi kok bisa tayang.

Ada cuplikan di sebuah fodum diskusi :

.... seharusnya yg disalahin kreator & produsernya.... rakyat mah dikasih tontonan apa aja di TV ya ditonton. namanya gratisan
coba seandainya semua orang hiburan kompak bikin produk yg bermutu, yg akan laris ya produk bermutu itu. logikanya, karena ditonton tiap hari maka akan membentuk kepribadian kita bukan? itulah kenapa orang2 jaman dulu lebih pekerja keras dibanding generasi muda skrg, karena mereka jaman dulu disuguhi tontonan yg positif...


mereka (kreator & produser masa kini) kebanyakan gak mikirin dampak tayangan yg mereka buat.
kalo mereka berkedok "selera pasar", itu karena mereka malas membuat cerita yg orisinal. jadi cuma copas sono-sini, tempel ini-itu dgn budget kecil demi keuntungan gede. dan sayangnya, PH2 besar & produser yg dominan disini harus diakui dari warga keturunan.

gw lg gak ngomongin SARA, faktanya berkata demikian.

beda dgn di masa perfilman & pertelevisian kita saat dikuasai pribumi, tontonannya bermutu & inspiring. gw kangen dgn masa2 industri hiburan 70, 80 dan 90-an.

Kebetulan saya senasib dengan pendapat tersebut.