Kamis, 23 Oktober 2008

Pesan untuk SB

Aku, orang kecil diantara orang-orang Pekalongan, sempat beberapa tahun hendak menuju menjadi orang besar di Pekalongan, namun pupus karna sesuatu hal. (di blogg selanjutnya akan menjadi bahan cerita). Pernah aku menjadi pengisi acara radio di BSP-FM Pekalongan dalam talk show setiap rabu membahas masalah komputer windows dan internet. Aku biasa dipanggil dengan sebutan on-air mr.win, dan dari acara tersebut sering aku dipanggil untuk mengisi di beberapa seminar tentang komputer di Pekalongan. Sebelum itu pun sudah kemana-mana dan dimana menjadi panggilan untuk mengatasi permasalahan komputer. Yang lebih spesifik di Pekalongan lah aku memelopori lahirnya beberapa komputer setting.

Tidak mudah menjadi orang besar. Tantangan dan hambatan akan lebih beragam menghadang. Apalagi aku orannya 'usil', sering omong-omong masalah krusil. Bergabung dengan beberapa organisasi resmi namun juga tidak banyak disukai orang akan keberadaannya. Tidak di zaman orde baru tidak di zaman reformasi, sama saja. Diam dalam masalah krusil akan lebih selamat, tapi ini adalah selemah-lemahnya iman.

Sebagai wong Pekalongan, saya hanya pesan dengan orang-orang sukses dari Pekalongan. Sebab hanya melalui Blogg ini saya bisa utarakan.

Sejak lama aku merasa prihatin dengan saudara-saudara kita yang sudah aku tuangkan di blogg sebelumnya.
Aku prihatin kapan saudara-saudara kita bisa berjualan di los-los toko di mal-mal di Jakarta. Disana hampir seluruh lantai dari penjualan komputer, hp dan alat-alat elektronik lainnya bukan wajah-wajah wong Indonesia apalagi wong Pekalongan.
Aku prihatin, dari kota besar dan sebesar metropolitan ini dimana disana dijajakan obat-obatan palsu, siapa yang bisa mengawasi peredarannya jika obat-obatan tersebut sampai ke kampung-kampung.
Aku prihatin, produk-produk palsu dari sabun, pasta gigi, sampo hingga kosmetik sampai sekarang masih beredar ke warung-warung saudara-saudara kita.
Aku prihatin, jajan dan makanan beracun banyak dijual di depan-depan sekolah. Dan korbannya anak-anak kita sendiri.
Aku prihatin dengan para intelektual kita yang mewakili di DPR baik dari pusat sampai daerah yang selalu gagal dalam membawa misi awal.

Masih banyak keprihatinanku dan mungkin menjadi keprihatinan nasional yang sudah di-titip-titipkan kepada wakil-wakil mereka yang sudah menjadi orang besar bertaraf nasional.

Menjadi orang besar, akan banyak titipan-titipan pesan, akan banyak amanat, akan banyak dosa yang di emban. Mudah-mudahan untuk orang-orang besar dari Pekalongan, anda tidak menjadi orang yang bangkrut di akherat. Yaitu orang yang kehabisan pahala dan amal nya karena untuk menutupi 'hutang-hutang' orang banyak yang meminta pertanggung-jawaban.

Tidak ada komentar: