Rabu, 27 Juni 2007

prihatin untuk saudaraku sebangsa setanah air (2)

Anggota Dewan-ku

Berada di Jakarta, walo cuma sebentar namun banyak yang bisa dibuka-buka menjadi lembaran pelajaran yang sangat berharga. Bagiku berada di Jakarta kuanggap sebagai tempat yang lebih dekat dengan kebijakan pusat, kebijakan secara nasional.
Aku sempat berada di moment pilihan presiden secara langsung, menjadi pemilih bersama keluarga di Jakarta. Berharap ada perubahan sejak janji-janji reformasi di suarakan...tapi masih saja terasa...yang susah ya tetep susah...berharap anggota dewanku ada perubahan yaaaaa..... ternyata makin parah...apa itu cuman di pusat? oh ......... ternyata tidak.

Di pertengahan 2006 sempat aku pulang kampung, kemudian alhamdulillah mendapat proyek kecil untuk melatih semua anggota dewan di kota-ku. Aku mentraining kilat bagaimana cara mengoperasikan laptop untuk angggota dewan.
Lama aku ngga tengok kampungku, ku pikir disana sudah ada partai yang mumpuni yang mungkin sudah bisa ada perubahan untuk kota-ku. Tapi....lagi-lagi aku kecewa.... shoping keluar negeri bersamaan studi banding...proyek-proyek yang harus lahir...program-program menguntungkan yang harus tericipta......sungguh aku prihatin...mereka smua saudaraku... di percaturan bisnis di kuasai kalangan tertentu... maka pantaslah kalau mereka ingin 'sukses' di perwakilan rakyat.

Di usiaku yang berkepala 4, kapan aku akan menyaksikan perubahan dari semua ini......?

::: ini budi

prihatin untuk saudaraku sebangsa setanah air (1)

Terima Kasih Blogger.com

Bersyukur aku mendapatkan fasilitas baru dari google, sebuah blogger yang kuanggap bisa melampiaskan apa yang pernah dan masih tertanam di benak. Kini bisa kucurahkan.

Jualan komputer dan alat elektronik.
Sebenarnya sejak tahun 90-an aku sudah mulai belanja-belanja di glodok, mangga2 dan di mal lain untuk kebutuhan temen, kantor ataupun service pribadi komputer dan peralatannya.
Hingga tahun-tahun belakangan ini, perkembangan begitu pesat, muncul mal-mal baru, pusat perbelanjaan baru dan semua lebih dari satu lantai..hingga ada yang 8 lantai semua alat elektronik, hp dan komputer smua ada disitu.

Tapi .................... di titik mana, hampir aku tidak pernah melihat ada saudaraku sebangsa dan setanah air yang jualan disitu...di seluruh Jakarta, tapi kalau sebagai juru service...ya ada...juru kirim yaa.. ada, kalau di toko pingggiran jalan...ya ada...di kota kecil ya ada....kata temen yaa ada juga seh atu dua....Di lokal elektronik...di lokal hp...dan di lokal komputer & accessori semua di backingi bos-bos bermata sipit (maaf).

Apa bisa 10 sampai 20 tahun yang akan datang mal-mal, pusat belanja besar di Jakarta ini akan terisi oleh saudaraku sebangsa setanah air????????????????????????


::: ini budi

prihatin untuk saudaraku yang hidup di kampung (2)

Dari Obatan-obatan hingga kebutuhan rumah tangga.

Aku kenalan dengan beberapa orang sales..akrab ada yang sampai seperti saudara kakak adik...saling keluh-kesah...saling bantu dan saling berbagi bahagia. Bagi saudaraku sales merasa ada yang kurang sreg berbisnis seperti yang dia lakukan, memang dia di sebuah perusahaan resmi, lengkap perizinan ada pembagian wilayah. Ia masuk ke warung-warung kecil dan diperuntukan rakyat kecil, ke polosok, ke desa, ke kampung, ke pinggiran kota ada juga kota besar bil khusus warung tempel ato jalanan.
Yang ia bawa produk-produk sabun terkenal, shampo terkenal, deterjen terkenal, pasta gigi terkenal, kebutuhan kosmetik, perawatan tubuh semua merek-merek terkenal......TAPI apa yang membuat ia tidak sreg...ia tahu betul itu semua PALSU.
Lagi .... kasihan korban saudara-saudaraku di kampung jika ia harus belanja di warung-warung kecil. Dan kubuktikan memang beda dengan di Mal-mal besar ...kok ia bisa asli.

Kebetulan aku bisa sedikit pengobatan tradisi nabi, maka saudaraku yang sales aku ajari sedikit-sedikit..pelan dan ia kini menekuni bidang pengobatan di kampung.

::: ini budi

prihatin untuk saudaraku yang hidup di kampung (1)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Lebih dari 5 tahun aku rantau di Jakarta, dan kudengar, kurasa, kulihat...wah betapa semua ada disini...semua ada.
Dari info-info bijak yang ku terima, kejadian-kejadian, kisah, perlakuan, kesaksian.....sungguh memprihatinkan...sangat memprihatinkan.
Untuk saudara-sudaraku di kampung aku jadi merasa kecil..sangat kecil. Sebab ngga bisa berbuat apa-apa atas sesuatu yang aku saksikan. Ngurus diri sendiri, keluarga saja masih agak repot...tapi itulah perjuangan hidup dan karna ini yang bisa aku INFO-kan maka kuanggap ini sebagai sebuah pejuangan pula. Mudah-mudahan akan menjadi masukan, pelajaran, tambahan pengalaman bagi saudaraku, anak-anak ku, atau geneasi sesudahku.

Di sebuah pasar besar di Jakarta,
aku lihat pasar obat-obatan wa.....sungguh murah-murah sekali...ada obat yang kalau di resep dokter harganya ratusan ribu, disana cukup 50% bahkan hingga 10% nya saja...dan ada obat dengan istilah kw2 obatnya mirip dengan aslinya tapi ternyata palsu. Tapi bahan yang digunakan memang tidak berbahaya...dan lagian orang kebanyakan periksa atau berobat hanyalah faktor sugesti..apalagi kalau udah dpat resep dokter udah merasa 80% sembuh..kemudian dibeli di makan/minum nah 100% dah bisa sembuh.
Oooooh...kalau aku lihat obatnya merek-merek terkenal...ulah siapa ini aku tak tahu...siapa yang bertanggung jawab juga aku belum temukan jawaban.

Bagaimana ya jika ini juga dijual di kampung-kampung oleh bos-bos berduit...saudaraku di kampung jadi korban.....


wassalam

budi